INDONEWS.ID

  • Senin, 25/05/2020 19:01 WIB
  • Pernyataan Lengkap Achmad Yurianto Hadapi New Normal Pandemi Covid-19

  • Oleh :
    • Mancik
Pernyataan Lengkap Achmad Yurianto Hadapi New Normal Pandemi Covid-19
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.(Foto:Istimewa)

Jakarta, INDONEWS.ID - Pemerintah melalui juru bicara penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, memberikan pernyataan lengkap dalam rangka menghadapi new normal di tengah pandemi yang masih berlangsung di Indonesia. Pemerintah mengajak masyarakat menerima kenyataan hidup yang baru terutama selama ada virus corona.

Pada kesempatan ini, Yurianto mengajak seluruh masyarakat Indonesia, siap  menghadapi new normal di tengah pandemi Covid-19 dan tetap melaksanakan himbauan serta protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui gugus tugas nasional. Masyarakat diwajibkan menggunakan masker apabila mendesak untuk keluar dari rumah.

Baca juga : Penyebab Eks Jubir Covid Achmad Yurianto Dirawat di RSPAD

"Kita harus mulai berpikir dengan cermat tentang keputusan untuk keluar rumah. Apabila tidak memberikan manfaat dan justru menimbulkan permasalahan, sebaiknya tidak keluar rumah. Kalau pun terpaksa harus keluar rumah, gunakan masker. Karena ini cara termudah untuk menghindari droplet dari sekitar kita," kata Yurianto dalam konferensi pers yang disiarkan secara langsung melalui akun YouTube BNPB, Jakarta, Senin,(25/05/2020)

Yurianto menegaskan, upaya memutus mata rantai penularan Covid-19, membutuhkan kerja sama yang baik antara seluruh elemen. Tidak hanya pemerintah, masyarakat memiliki peran penting, menjaga keluarga masing dengan cara menjalankan anjuran pemerintah.

Baca juga : Sambut New Normal, Media Indonews Luncurkan Seragam Baru dengan Semangat Baru

Berikut pernyataan lengkap pemerintah melalui juru bicara pengananan Covid-19, Achmad Yurianto:

Saudara-saudara sekalian, selamat sore, pada hari ini kami akan menyampaikan beberapa hal terkait upaya bersama kita dalam mempercepat penanganan COVID-19 yang telah secara sinergi dan terkoordinasi dilaksanakan mulai tingkat pusat oleh gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 sampai pada level provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan, bahkan sampai di RT.

Baca juga : Waduh! Dewas BPJS Sebut Data Bocor BPJS Kesehatan Beresiko pada Keamanan Nasioanal

Oleh karena itu, upaya bersama kita ini hendaklah secara sinergi, secara terprogram bisa kita laksanakan dengan sebaik-baiknya. Bersama-sama tadi kita tadi mengikuti berbagai hal terkait dengan prinsip yang mendasar untuk mengurangi penularan, memutuskan rantai penularan COVID-19. Kami akan menyampaikan kembali secara mendasar bahwa faktor pembawa penyakit ini adalah manusia. Virus yang berada di dalam manusia yang terinfeksi yang kemudian tumbuh dan jadi banyak dalam saluran pernafasan kita. Mulai dari rongga hidung dan mulut terus sampai dalam paru-paru.

Yang mudah keluar dari orang yang sakit ini pada saat dia batuk, bersin, dan berbicara. Yang akan menyebar dalam radius 1 meter lebih. Dari dirinya dan sekitarnya. Apabila ini terhirup orang yang rentan, maka orang itu akan terinfeksi dan menjadi sakit. Namun apabila terpercik ke benda-benda sekitarnya dan kemudian secara tidak sadar disentuh oleh orang lain. Maka ada perpindahan virus ini melalui dropletnya ke orang itu. Dan apabila dia tidak mencuci tangan, dengan tidak menggunakan sabun dan memegang mulut, hidung, mata maka akan besar sekali kemungkinannya menularkan ke orang sekitarnya.

Oleh karena itu secara mendasar hal untuk memutus rantai ini, yang pertama adalah menjaga jarak. Menjaga jarak fisik lebih dari satu meter. Ini menjadi sangat penting. Oleh karena itu, dalam konteks menjaga jarak, kita harus menghindari kerumunan. Dari kepadatan orang. Karena kerumunan dan kepadatan orang menyebabkan jarak tidak bisa kita pelihara lebih dari satu meter.

Hingga peluang untuk tertular secara langsung menjadi sangat besar. Kemudian yang kedua, rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun. Karena cemaran yang ditimbulkan dari sekitar, dari orang-orang yang sakit dan tersentuh tangan kita, tidak bisa kita sadari. Oleh karena itu, mencuci tangan dengan sabun adalah cara yang paling benar.

Karena kita ketahui karena virus ini terbuat dari dinding yang terbungkus kimia lemah. Yang sangat mudah hancur apabila terkena detergen, terkena sabun. Oleh karena itulah, alasannya harus mencuci tangan dengan sabun.

Kita harus mulai berpikir dengan cermat tentang keputusan untuk keluar rumah. Apabila tidak memberikan manfaat dan justru menimbulkan permasalahan, sebaiknya tidak keluar rumah. Kalau pun terpaksa harus keluar rumah, gunakan masker. Karena ini cara termudah untuk menghindari droplet dari sekitar kita.

Kita harus melakukan ini, karena kita tidak pernah tahu siapa yang di luar yang membawa virus ini. Data menunjukkan banyak orang yang membawa virus ini yang disertai gejala yang sangat sedikit. Bahkan ada yang tidak bergejala sama sekali. Inilah yang harus menjadi kewaspadaan kita. Maka keluar rumah harus dipertimbangkan baik-baik. Apalagi harus diwaspadai oleh kelompok rentan, usia lanjut dan kelompok yang memiliki riwayat sakit kronis sebelumnya. Semisal hipertensi, kencing manis, gagal ginjal, kelainan paru-paru dan asma, bronkitis, maka apabila kena penyakit ini akan memiliki komplikasi yang sangat berat. Dan sering menyebabkan kematian.

Oleh karena itu, mari kita pikirkan. Kemudian, setelah keluar dari rumah, sekembalinya ke rumah, maka yakinlah bahwa keluarga kita di rumah tidak tertular virus yang kita bawa dari rumah. Oleh karena itu jangan melaksanakan kontak dengan keluarga lebih dahulu. Sebelum kita mengganti baju, mandi dan seterusnya.

Kita melihat banyak sekali dari kasus yang tertular oleh orang dewasa yang mobilitasnya cukup tinggi padahal dia tidak pernah keluar rumah. Misalnya pada anak-anak. Oleh karena itu, ini yang menjadi perhatian kita. Secara keseluruhan maka normal yang harus kita lakukan hari ini menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Ini persyaratan mutlak.

Kemudian menggunakan sabun, menjaga jarak dan mempertimbangkan baik-baik apa untung ruginya keluar dari rumah. Saudara-saudara tadi ketua gugus tugas sudah mengatakan bahwa kita belum tahu kapan ini semua berakhir. Namun bukan berarti kita tidak menjadi produktif. Namun aman dari COVID-19.

Bukan hanya aman untuk kita tidak tertular. Tapi aman juga bagi orang lain. Karena kita membawa penyakitnya dari luar ini menjadi cara kita berpikir kita. Cara bertindak kita. Cara bersikap kita yang baru. Mari produktif tapi aman dari COVID-19.

Saudara-saudara, telah banyak saudara kita yang berjuang mati-matian untuk bersama-sama secara terintegrasi menanggulangi permasalahan ini. Beberapa hari yang lalu, saya mengunjungi rumah sakit darurat di wisma atlet. Bagaimana saudara-saudara kita tenaga kesehatan kita bekerja tanpa lelah. Hari ini saya mengunjungi balai besar teknologi kesehatan lingkungan yang berada di Jakarta, dan saya melihat bagaimana teman-teman ahli teknologi laboratorium medik, yang terhimpun dalam persatuan ahli teknologi laboratorium medik Indonesia PATELKI. Bekerja nonstop dari jam 9 pagi sampai jam 6 sore. Dan ini akan dilanjutkan oleh shift berikutnya 24 jam. Dengan APD lengkap. Harus berhadapan langsung dengan virus. 6 jam. Dengan menahan keinginan ke kamar kecil, minum makan dan seterusnya nonstop. Kami berterima kasih atas kerja kerasnya teman sekalian dari PATELKI. Karena Anda memiliki peran luar biasa dalam penanganan COVID-19. Dan ini yang harus kita apresiasi bahwa mereka adalah pekerja yang profesional yang tidak mengenal hari libur. Yang terus melayani kita semuanya. Mari kita mampu mengubah diri menjaga diri agar kasus tidak semakin banyak.

Sampai hari ini, kami sudah melakukan pemeriksaan kumulatif spesimen sebanyak 256.946 spesimen. Kami periksa dengan real time PCR dan tes cepat molekuler. Dari hasil pemeriksaan itu, pada hari ini terkonfirmasi COVID-19 meningkat 479 orang. Sehingga menjadi 22.750. Kasus sembuh 240 orang menjadi 5.642 orang. Kasus meninggal 19, sehingga menjadi 1.391 orang. Sudah 405 terdampak di seluruh provinsi.

Saudara-saudara, inilah yang menjadi beban kita. Penambahan kasus masih terjadi. Orang dalam pemantauan yang masih dalam pemantauan ada 49.361 orang. Dan ODP yang masih diawasi ada 12.342 orang. Oleh karena itu, mari kembali kita ingatkan paradigma kita. Kita harus produktif namun aman.

Ketentuan-ketentuan telah dibuat pemerintah. Tadi Gubernur DKI juga sudah menyampaikan upaya-upaya untuk mengendalikan ini supaya semua segera kita atasi. Saudara-saudara, ikut semua perkembangan informasi terkait COVID-19 ini. Telah cukup banyak media yang disiapkan pemerintah dalam memberikan informasi kepada masyarakat secara benar.

Oleh karena itu, kita yakin dengan kebersamaan. Dengan gotong royong bahu membahu dalam menyelesaikan semua ini. Diperlukan stamina sosial, kepedulian yang lebih, tenggang rasa lebih, bahwa yang kita hadapi adalah masalah bersama. Bukan masalah orang per orang.

Kita bisa melindungi keluarga kita, kita bisa mengedukasi keluarga kita untuk berubah cara hidupnya. Dengan kriteria normal baru. Kita bisa melindungi lingkungan kita, orang lain secara bersama dan gotong royong tidak terputus. Saudara-saudara kita yakin kita bisa melakukannya. Sekian terima kasih.*

 

 

 

 

Artikel Terkait
Penyebab Eks Jubir Covid Achmad Yurianto Dirawat di RSPAD
Sambut New Normal, Media Indonews Luncurkan Seragam Baru dengan Semangat Baru
Waduh! Dewas BPJS Sebut Data Bocor BPJS Kesehatan Beresiko pada Keamanan Nasioanal
Artikel Terkini
Pelintas RI - Timor Leste Kini Bisa Akses Internet `Ngebut` di PLBN Motaain
Kompolnas Pudji Hartanto: Atase Kepolisian Masih Bekerja dengan Model Manajemen "Tukang Bakso"
Tiga Penyuluh Agama Islam Tanahdatar Mewakili Provinsi Sumatera Barat ke Tingkat Nasional
Bertemu Menpan-RB, Pj Gubernur Sumut Komitmen Perbaiki Tata Kelola Pemerintahan
Perluas Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah & Optimalisasi Pengelolaan Keuangan Daerah, Pemerintah Laksanakan High Level Meeting (HLM) TP2DD se-Jawa Timur
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas