INDONEWS.ID

  • Senin, 17/08/2020 20:20 WIB
  • Buku Ben Bland: Jokowi dan Kontradiksi Kepemimpinannya

  • Oleh :
    • very
Buku Ben Bland: Jokowi dan Kontradiksi Kepemimpinannya
Ben Bland. (Foto: Twitter Alex Oliver)

 Jakarta, INDONEWS.ID -- Sebuah buku akan dirilis pada 1 September 2020 mendatang dengan judul, “Man of Contradictions: Joko Widodo and the Struggle to Remake Indonesia”. Buku ini hendak melacak perjalanan hidup Presiden Joko Widodo dari awal kehidupan, tinggal di sebuah rumah sederhana di tepi sungai, hingga sukses menjadi pengusaha furnitur, dan selanjutnya memasuki dunia politik.  

Buku itu ditulis oleh analis Lowy Institute Ben Bland, seorang yang telah belasan kali mewawacarai Joko Widodo (Jokowi) mulai dari Wali Kota Solo, menjabat Gubernur DKI Jakarta, hingga menjadi Presiden RI pada Oktober 2014.   

Baca juga : Kemendagri Dukung Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional Melalui Optimalisasi Kebijakan Fiskal Nasional

Dalam bukunya seperti dikutip dari The Sydney Morning Herald, Bland menulis bahwa Presiden Jokowi "tertarik untuk menarik investasi dari negara manapun yang memiliki uang tunai paling banyak demi mencapai tujuan ekonomi domestiknya”.  

Dan untuk saat ini "negara Tionghoa/China sedang membangun jalan, jembatan, pembangkit listrik, dan pelabuhan di seluruh Indonesia, di samping jalur rel Jakarta-Bandung yang terkenal".  

Baca juga : Kemendagri Dorong Percepatan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pemerintahan di 4 DOB Papua

Bland, seorang mantan koresponden Financial Times di Jakarta, Hong Kong dan Hanoi, menulis biografi pertama Jokowi dalam bahasa Inggris. Dia memberi penilaian tentang prioritas pemimpin Indonesia itu pada saat ketegangan meningkat antara AS, China dan negara-negara Asia Tenggara di Laut Cina Selatan.  

Bland menulis bahwa para pemimpin Barat "sangat membutuhkan mitra baru di Asia untuk membantunya melawan China Xi Jinping. Namun, Presiden Jokowi tidak punya waktu untuk membangun sebuah kekuatan besar”.  

Baca juga : Mendagri Ingatkan Pj. Gubernur Maluku Jaga Tingkat Inflasi

Bland mengingatkan ekspektasi yang terlampau tinggi terhadap Presiden Jokowi. Banyak pihak di Canberra "berharap Jokowi akan membuka ekonomi Indonesia untuk investasi Australia dan berdiri di kawasan itu sebagai kekuatan penyeimbang melawan China".  

"Tapi Jokowi telah menunjukkan sedikit minat pada kepemimpinan daerah dan, bagaimanapun, dia tetap dibatasi oleh komitmen besar Indonesia untuk mempertahankan otonomi strategis dan menghindari keterlibatan asing.

‘Man of Contradictions’ menyeimbangkan pandangan simpatik tentang pencapaian signifikan Jokowi dalam membangun infrastruktur jalan dan kereta api yang sangat dibutuhkan yang telah tertunda, dalam beberapa kasus, selama beberapa dekade dengan kritik atas gaya pemerintahannya yang terkadang kacau”.  

Bland juga mengkritik penanganan Jokowi terhadap pandemi virus korona di mana pemerintah "menunjukkan banyak sifat terburuknya: mengabaikan nasihat ahli, kurangnya kepercayaan pada masyarakat sipil, dan kegagalan untuk mengembangkan strategi yang koheren".  

Hasilnya adalah munculnya pengangguran baru yang mencapai 2 juta orang, kemunduran potensial selama satu dekade dalam menekan angka kemiskinan dan eksposur sistem kesehatan yang lemah. Belum lagi ada sekitar 128.776 kasus orang yang terinfeksi virus Corona dan 5.824 kasus kematian - yang jumlahnya akan terus bertambah – menjadi salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara.

Bland juga menyoroti rencana Jokowi membangun ibu kota baru di Pulau Kalimantan – yang oleh Bland merupakan bukti sifat Jokowi yang aneh (keras kepala) dan gaya pemerintahannya yang tidak teratur - dan pendekatannya terhadap kebijakan luar negeri.

Presiden Jokowi juga memiliki "sedikit perhatian terhadap pertemuan diplomatik tradisional", tulis Bland. Berdasarkan catatan Bland, dalam lima tahun pertama pemerintahan, Jokowi tidak menghadiri sekalipun Sidang Umum PBB.

Pendekatan Presiden Jokowi terhadap kehidupan politik - dari orang biasa, kemudian menjadi otoriter dan semakin dekat serta bergantung pada elit politik Jakarta - juga dikritik.

"Jokowi tidak suka analisis, dia suka tindakan dan keputusan," kata seorang penasihat presiden kepada penulis.

"Tidak ada analisis yang tepat tentang proyek infrastruktur mana yang akan paling meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas. Sebaliknya dia hanya mendorong proyek tergantung di mana dia berkunjung," tulis Bland.

Buku Bland ini menjadi bacaan wajib bagi siapa pun yang ingin memahami pemimpin Indonesia, negara tetangga Australia ini. *

Artikel Terkait
Kemendagri Dukung Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional Melalui Optimalisasi Kebijakan Fiskal Nasional
Kemendagri Dorong Percepatan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pemerintahan di 4 DOB Papua
Mendagri Ingatkan Pj. Gubernur Maluku Jaga Tingkat Inflasi
Artikel Terkini
Kemendagri Dukung Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional Melalui Optimalisasi Kebijakan Fiskal Nasional
Kemendagri Dorong Percepatan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pemerintahan di 4 DOB Papua
Mendagri Ingatkan Pj. Gubernur Maluku Jaga Tingkat Inflasi
Mendagri Lantik Sadali Ie sebagai Pj. Gubernur Maluku
BNPP Bersama K/L Susun Bahan Masukan Renaksi Tahun 2025 Terkait Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan Laut
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas