INDONEWS.ID

  • Rabu, 09/12/2020 21:09 WIB
  • Penembakan Laskar FPI, Eks Waka BIN: Ada Misi Lain atau Kecerobohan Petugas

  • Oleh :
    • very
Penembakan Laskar FPI, Eks Waka BIN: Ada Misi Lain atau Kecerobohan Petugas
mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) As`ad Said Ali. (Foto: Ant)

 

Jakarta, INDONEWS.ID -- Kasus penembakan terhadap enam anggota Front Pembela Islam (FPI) pada Senin (7/12) dini hari, masih menyisahkan tanda tanya besar.

Baca juga : Wujudkan Kemandirian Daerah, Kepala BSKDN Dorong Proyek Perubahan Jadi Inovasi

Hal itu juga menjadi pertanyaan untuk mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) As`ad Said Ali.

As`ad coba mengalisa terkait latar belakang insiden penembakan terhadap enam anggota laskar FPI tersebut yakni saat polisi sedang “menguntit” Habib Rizieq Shihab.

Seperti dalam keterangannya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengatakan, kepolisian melakukan penguntitan karena mendapat informasi akan ada pengerahan massa saat Rizieq Shihab diperiksa di Polda Metro Jaya, pada Senin. Aksi mematai-matai Rizieq itu sempat dihalangi oleh para pengawalnya hingga berujung tembakan yang menewaskan 6 laskar FPI.

"Terjadinya aksi kekerasan antara beberapa anggota Polri dengan FPI di Karawang, mengusik saya untuk berbagi ilmu tentang ‘penguntitan’. Istilah yang lazim dalam dunia intelijen adalah ‘penjejakan fisik’ atau ‘physical surveillance’. Tujuannya adalah untuk mengetahui keberadaan lawan," tulisnya dalam akun Facebook-nya, As`ad Said Ali.

Menurut As`ad, penjejakan bisa dibatalkan jika orang yang diikuti mencurigainya. Saat itu bisa dilakukan berpura-pura berkilah dengan alasan kesalahpahamanan.

"Kalau dengan mobil, minimal yang digunakan dua kali lipat dari jumlah mobil yang diikuti. Kalau lawan curiga, penjejak bisa membatalkan misinya atau menekan lawan untuk menghentikan mobil, tetapi tetap berpura pura tidak menjejaki yang bersangkutan, misalnya mengatakan ada kesalahpahamanan," ujarnya.

Dalam aksi penguntitan atau penjejakan tersebut, kata As`ad, tidak ada aksi kekerasan. Jika hal itu sampai terjadi apalagi sampai membunuh, maka motifnya bisa jadi bukan sekadar menguntit lawan.

"Kalau sampai terjadi aksi kekerasan apalagi pembunuhan, maka misinya bukan surveillance, tetapi ada misi lain atau kecerobohan petugas. Walllahu a’lam," ujarnya.

Mantan Wakil Ketua Umum PBNU itu menegaskan negara telah membentuk tim pencari fakta dan diharapkan bisa menjelaskan apa yang terjadi demi kebenaran."Semoga team bisa menjelaskan apa yang terjadi demi ‘kebenaran’. Rakyat enggak usah ikut ikutan, jaga diri dari ancaman COVID-19," ucapnya seperti dikutip Vivanews.com.

Seperti diketahui, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) membentuk tim pemantauan dan penyelidikan kasus penembakan anggota Front Pembela Islam (FPI). Saat ini, tim itu sedang mendalami informasi untuk memperdalam berbagai informasi yang beredar di publik.

"Tim juga sedang mendalami informasi dan mengumpulkan fakta-fakta dari pihak langsung. Termasuk, menggali keterangan dari FPI secara langsung yang saat ini sedang berlangsung," tulis Komnas HAM melalui keterangan persnya yang dipublikasi lewat akun Twitter mereka, @KomnasHAM, dikutip VIVA, Selasa 8 Desember 2020.

Komnas HAM mengatakan, untuk memperkuat pengungkapan peristiwa yang terjadi, mereka berharap semua pihak mau bekerja sama dan terbuka untuk memberikan keterangan. (Very)

Baca juga : Dies Natalis ke-57, Universitas YARSI Wisuda 406 Sarjana dan Pascasarjana
Artikel Terkait
Wujudkan Kemandirian Daerah, Kepala BSKDN Dorong Proyek Perubahan Jadi Inovasi
Dies Natalis ke-57, Universitas YARSI Wisuda 406 Sarjana dan Pascasarjana
Bamsoet: Sudahi Konflik, Mari Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran
Artikel Terkini
Wujudkan Kemandirian Daerah, Kepala BSKDN Dorong Proyek Perubahan Jadi Inovasi
Dies Natalis ke-57, Universitas YARSI Wisuda 406 Sarjana dan Pascasarjana
Bamsoet: Sudahi Konflik, Mari Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran
PNM Excellence Award Bukti Nyata Apresiasi PNM Untuk Karyawan dan Unit Kerja Terbaik
Karya Sastra Puisi Indonesia dan Kazakhstan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas