INDONEWS.ID

  • Senin, 07/06/2021 20:59 WIB
  • 5G Dorong Hadirnya Banyak Smart City di Indonesia dan Maksimalkan Ekonomi Digital

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
5G Dorong Hadirnya Banyak Smart City di Indonesia dan Maksimalkan Ekonomi Digital
Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi meyakini bahwa kehadiran teknologi 5G akan mendorong hadirnya lebih banyak smart city atau kota cerdas di Indonesia. Di samping itu, 5G diharapkan mamacu perkembangan ekonomi digital guna mensejahterakan masyarakat Indonesia.

Jakarta, INDONEWS.ID - Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi meyakini bahwa kehadiran teknologi 5G akan mendorong hadirnya lebih banyak smart city atau kota cerdas di Indonesia. Di samping itu, 5G diharapkan mamacu perkembangan ekonomi digital guna mensejahterakan masyarakat Indonesia.

“5G ini juga mendorong tumbuhnya smart city. Jadi kalau sekarang ini kita bicara tentang ibu kota negara baru misalnya, itu otomatis 5G ini tidak bisa dilupakan untuk segera diadopsi di sana,” ujar Heru Sutadi dalam Diskusi Media (Dismed) Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang digelar secara virtual bertajuk “Indonesia Maju dengan 5G”, Senin (7/6/2021).

Selain itu, kota- kota yang ada di Indonesia pun harus mengoptimalkan dan memaksimalkan pemanfaatan 5G untuk perkembangan ekonomi, layananan pemerintahan dan lain sebagainya.

“Kalau saya melihat bahwa kita jangan hanya menjadi pasar dari teknologi, tetapibagaimana kita memanfaatkan teknologi ini untuk dapat mengembangkan ekonomidigital Indonesia untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia,” kata dia.

Untuk itu, dirinyapun berharap agar Kementerian Komunikasi & Informatika (Kominfo) bisa segera mempersiapkan dan mengembangkan ekosistem secara menyeluruh demi penerapan 5G. Dari pengalaman sebelumnya di 3G dan 4G, jelas Heru, setidaknya membutuhkan waktu dua tahun untuk melihat perkembangan 5G.

“Nanti kita bicara apa yang bisa dimanfaatkan dari 5G. Jika sekedar hanya akses internet mungkin perkembanganya akan lambat, tapi jika dia bisa mendorong perkembangan teknologi lain dan menjawab kebutuhan teknologi masyarakat maka akan lebih cepat perkembanganya,” jelas Heru.

 

Sejalan dengan itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengajak seluruh operator seluler mengikuti langkah PT. Telkomsel untuk menyelenggarakan jaringan teknologi komunikasi 5G. Hal ini agar masyarakat di berbagai pelosok segera dapat menikmati layanan jaringan telekomunikasi yang semakin berkualitas.

"Kami harapkan juga operator seluler lain juga mengikuti segera mengikuti agar Indonesia segera take off menggunakan jaringan 5G," ujar Koordinator Penataan Alokasi Spektrum Dinas Tetap dan Bergerak Darat Ditjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Kominfo, Adis Alifiawan.

Operator seluler lain selain Telkomsel yang kini ikut meramaikan implementasi 5G adalah operator seluler perusahaan telekomunikasi Indosat. Statusnya saat ini sedang proses mendapatkan Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO) untuk mendapatkan hal menyelenggarakan layanan 5G secara komersial kepada masyarakat khususnya para pelanggannya.

Penerbitan SKLO dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 5 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi, yang merupakan aturan pelaksanaan dari UndangUndang Cipta Kerja (UU 11/2020) dan PP Nomor 46 Tahun 2021 tentang Pos, Telekomunikasi, Penyiaran (Postelsiar).

"Masih dalam proses untuk finalisasi penetapannya. Menyusul Telkomsel, Indosat telah pula mengajukan permohonan," tutur Adis.

Nantinya, penggunaan jaringan 5G akan tersebar di tiga lapisan telekomunikasi yakni pertama Pita Bawah atau Low Band masuk dalam kategori frekuensi di bawah 1 Gigahertz (Ghz). Jaringan telekomunikasi ini sangat cocok ntuk pemerataan jaringan telekomunikasi di berbagai wilayah desa maupun kota. Karena memiliki jangkuan yang sangat luas dalam menjangkau penduduk di wilayah terkait.

 

Sementara itu, Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) menilai ketersediaan fiber optic (serat optik) dalam penerapan teknologi 5G merupakan suatu keharusan. Peran Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tentunya harus terus ditingkatkan dalam penyediaan fiber optic.

Sekertaris Jenderal Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Marwan O. Baasir memaparkan bahwa saat melakukan uji coba dan launching 4G pada periode 2014-2015 lalu, proses melakukan roll out sebuah teknologi baru itu membutuhkan waktu, apalagi dari 4G ke 5G.

"Dengan beralih ke 5G, yang kecepatannya diatas 10 giga, kita membutuhkan fiber optic. Jadi, fiber optic itu harus. Kalau nggak, nanti 5G rasanya 4G, karena transportnya kurang. Jadi, itu yang sangat dibutuhkan," jelas Marwan.

Marwan menambahkan, ketersediaan fiber optic hingga saat ini masih terbatas, karena baru ada di kota besar. Untuk itu, peran Kementerian Kominfo harus dioptimalkan untuk membantu para operator yang tergabung dalam asosiasi, agar pemerintah daerah bisa merelaksasi atuan-aturannya sehingga proses penggelaran fiber optic dapat berjalan dengan mudah sehingga bisa mendukung pengembangan 5G di Tanah Air.

Marwan menuturkan, 5G yang ideal ada di frekuensi 3,5 giga herzt (gH). Saat ini operator menggunakan frekuensi yang ada, jadi ada yang menggunakan 2,3 gH. Hal ini dikarenakan penggunaan frkuensi 2,3 gH masih memungkinkan dengan adanya dynamic spektrum sharing.

"Tetap 5G, hanya menggunakan spektrum yang ada, jadi memang bandwith saat ini masih terbatas. Jadi, harapan kita 3,5 gH bisa cepat," ujar Marwan.*

Artikel Terkait
Artikel Terkini
KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia
Akses Jalan Darat Terbuka, Pemerintah Kerahkan Distribusi Logistik ke Desa Kadundung
Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Bagian dari Strategi Bisnis untuk Fokus pada Lini Penjualan
Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas