INDONEWS.ID

  • Kamis, 12/08/2021 18:59 WIB
  • Wakil Ketua IHLC, Jetty Rosila Hadi Beberkan Peluang Bisnis Industri Halal Food and Fashion

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Wakil Ketua IHLC, Jetty Rosila Hadi Beberkan Peluang Bisnis Industri Halal Food and Fashion
Wakil Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), Jetti Rosila Hadi (Foto: Screenshoot)

Jakarta, INDONEWS.ID - Wakil Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), Jetti Rosila Hadi mengatakan potensi halal lifestyle di Indonesia sangat besar, apalagi Indonesia adalah negara Muslim terbesar di dunia.

Namun sayangnya, Indonesia masih fokus sebagai negara konsumen ketimbang menjadi produses produk-produk halal. Bahkan tren hala lifestyle justru populer di negara-negara non-muslim.

Baca juga : Gelar Bussiness Meeting Indonesia-Uzbekistan, Vice Chairwoman IHLC Dorong Kerjasama di Beragam Sektor

Hal itu disampaikan wanita yang akrab disapai Ibu Tila ini ketika menjadi narasumber dalam workshop bertajuk "Peluang Bisnis dalam Halal Lifestyle: Food and Fashion" yang digelar KPw Bank Indonesia Sumatera Selatan secara virtual pada Kamis (12/8/21).

"Peluang industri halal di Indonesia cukup besar karena Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia, namun tren halal lifestyle justru populer di negara-negara non muslim seperti Jepang. Ini menjadi tantangan bagi Indonesia," tegas Tila.

Baca juga : Di INHALIFE Conference, Kemendag Optimis Indonesia Akan Jadi Produsen Produk Halal Terbesar Dunia

Sosok yang dikenal sebagai teknokrat itu menyarankan agar perubahan terkait strategi menghadapi pandemi covid-19, terutama dalam memaksimalkan industri halal di Indonesia adalah terus melakukan inovasi dan penjualan online. Apalagi saat ini, telah bermunculan berbagai startup-startup baru.

"Di Indonesia saat ini susah sekali mencari restoran yang menyediakan menu halal melalui aplikasi. Di negara lain seperti Jepang itu mudah sekali," tutur Tila.

Lebih lanjut, Tila membeberkan sejak IHLC didirikan pada 2015 lalu, lembaganya telah memetakan 10 sektor yang menjadi potensi di industri halal. Namun, khusus untuk Indonesia, industri ini lebih difokuskan pada sektor food dan fashion.

Alasanya, karena kedua sektor ini merupakan sektor penggerak dalam memajukan dan mendorong industri halal di Indonesia dengan jumlah lebih dari 50 persen dari keseluruhan industri yang ada dan didominasi oleh pelaku UMKM.

Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), tutur Tila menambahkan, adalah sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan memajukan industri halal di Indonesia.

IHLC melakukannya lewat penghimpunan dan berbagai pengetahuan, pengalaman dan sumber-sumber lain seperti melakukan riset dan pengembangan terkait industri halal serta terus berkolaborasi dengan berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri.

Lebih jauh dalam kesempatan itu, lulusan Teknik Planologi Institut Teknologi Bandung (ITB) itu membeberkan prinsip dasar terkait peluang bisnis di industri halal saat ini.

"Pertama ada kebutuhan atau ada yang membutuhkan. Kedua, ada sarana untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Lalu ketiga, ada cara untuk menggunakan sara pemenuhan kebutuhan tersebut. Kemudian keempat, ada cara untuk mendapatkan manfaat atau nilai tambah," terang pendiri majalah NooR itu.

Terkait prinsip ini, pengusaha dan wartawan ini menjelaskan jika sakah satu atau lebih dari empat unsur di atas tidak tersedia, di situlah pintu masuk bagi peluang bisnis.

Jika keempat hal di atas dikuasai, si peraih peluang bisnis akan bergeser dari pelaku pangsa-khusus atau niche menjadi market leader.

Di website IHLC, ungkap Tila, pihaknya telah menyediakan berbagai data dan informasi yang bisa dijadikan rujukan bagi panangkap peluang bisnis di industri halal.

"Jadi rekan-rekan nanti bisa melihat peparnya, data-datanya terkait peta potensi bisnis di industri halal. Sehingga nanti bisa menentukan bisnis apa yang cocok," pungkasnya.

Apalagi, tambahnya, satu peluang usaha di industri halal, tidak pernah berdiri sendiri namun selalu terkait satu sama lain.

"Contoh misalnya sekarang kita mulai usaha di bidang fashion, tenun gitu ya. Ada potensi lain yakni untuk bikin mesin tenunnya. Sementara kain tenunya bisa dibikin aksesoris lain misal tas begitu," tutup Tila.*

Artikel Terkait
Gelar Bussiness Meeting Indonesia-Uzbekistan, Vice Chairwoman IHLC Dorong Kerjasama di Beragam Sektor
Di INHALIFE Conference, Kemendag Optimis Indonesia Akan Jadi Produsen Produk Halal Terbesar Dunia
Artikel Terkini
KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia
Akses Jalan Darat Terbuka, Pemerintah Kerahkan Distribusi Logistik ke Desa Kadundung
Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Bagian dari Strategi Bisnis untuk Fokus pada Lini Penjualan
Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas