INDONEWS.ID

  • Sabtu, 12/02/2022 09:01 WIB
  • Ketua DPD RI Harap Revisi Perpres Selesaikan Konflik Agraria

  • Oleh :
    • Mancik
Ketua DPD RI Harap Revisi Perpres Selesaikan Konflik Agraria
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti.(Foto:Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mendorong revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria bisa menyelesaikan konflik.

Revisi tersebut penting, karena menurut LaNyalla akan membuat agenda agenda reforma agraria berjalan semakin baik.

Baca juga : Kemendagri Gelar Rakor Bahas Penyelesaian Masalah Pertanahan di Daerah

"Sejauh ini kewenangan Tim Reforma Agraria Nasional belum cukup kuat menjalankan reforma agraria itu sendiri. Makanya perlu revisi Perpres sehingga alur dan mekanisme pelaksanaan reforma agraria bisa diatur lebih sistematis," kata LaNyalla kepada media di Jakarta, Sabtu, (12/2/2022).

LaNyalla mengingatkan, dalam revisi Perpres dalam hal ini Kementrian Agraria dan Tata Ruang (ATR) harus mendengarkan dan menerima masukan dari publik, seperti organisasi ahli
pertanahan, masyarakat adat dan lainnya.

Baca juga : Anggota DPD Teras Narang Ungkap Temuan Masalah Pertanahan di Daerah

"Ya saya kira perlu partisipasi publik yang luas dalam revisi Perpres ini. Keterlibatan dan keterwakilan organisasi penting sebagai kontrol pelaksanaan dan penjaga agenda reforma agraria agar tetap pada tujuannya," lanjutnya.

Ditambahkannya, memang perlu sistem yang lebih tertib dan terdapat harmonisasi dengan peraturan lainnya dalam urusan pertanahan ini. Hal itu agar tidak tumpang tindih dengan kewenangan
kementerian lain.

Baca juga : Filosofi Gus Dur: Jika Ada Konflik Antara Orang Besar dan Rakyat, Maka Rakyat Harus Dibela

"Yang terpenting revisi Perpres tersebut dapat menyelesaikan konflik dan bukan memperluas konflik pertanahan yang merugikan masyarakat adat, kelompok petani, buruh tani, tunawisma, nelayan dan masyarakat kecil lainnya," ungkapnya.

Di sisi lain, bagi Senator asal Jawa Timur itu agenda reforma agraria harus terus dilakukan dengan cepat. Agar aset-aset pemerintah tidak sewenang-wenang dapat dikuasai pihak-pihak swasta atau perorangan.

"Selama ini masih banyak terjadi penguasaan lahan oleh perusahaan-perusahaan yang menyebabkan konflik agraria dengan masyarakat. Kita minta prioritas pemerintah adalah melindungi hak masyarakat," tutupnya.*

Artikel Terkait
Kemendagri Gelar Rakor Bahas Penyelesaian Masalah Pertanahan di Daerah
Anggota DPD Teras Narang Ungkap Temuan Masalah Pertanahan di Daerah
Filosofi Gus Dur: Jika Ada Konflik Antara Orang Besar dan Rakyat, Maka Rakyat Harus Dibela
Artikel Terkini
KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia
Akses Jalan Darat Terbuka, Pemerintah Kerahkan Distribusi Logistik ke Desa Kadundung
Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Bagian dari Strategi Bisnis untuk Fokus pada Lini Penjualan
Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas