INDONEWS.ID

  • Sabtu, 17/09/2022 10:26 WIB
  • Dewan Pakar BPIP: Santri pelopor aktualisasi nilai Pancasila

  • Oleh :
    • luska
Dewan Pakar BPIP: Santri pelopor aktualisasi nilai Pancasila

Jakarta, INDONEWS.ID - Para santri sejatinya adalah pembelajar yg baik tentang agama Islam. Belajar tidak hanya dalam aspek keimanan dan tauhid, tetapi  juga tentang ibadah dan akhlaq sosial. Pemahaman yang baik tentang keimanan,  ibadah dan akhlaq itu akan termanifestasi dalam prilaku yang santun dan tawadhu, sehingga membuat para santri tidak saja memiliki kesalehan spiritual tetapi juga kesalehan sosial. Demikian disampaikan Dr. Darmansjah Djumala, MA, Dewan Pakar BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri pada ceramah motivasi berjudul "Islam, Pancasila dan Diplomasi" di Pesantren Al-Amalul Khair, Palembang, 15 September 2022. 

Lebih jauh ditegaskan Djumala,  di dalam sanubari santri yang soleh secara spiritual dan soleh secara sosial sudah tentu tertanam nilai-nilai Pancasila. Sebab, dengan belajar agama Islam dengan baik maka sudah pasti prilakunya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Semua sila Pancasila sesuai dengan ajaran Islam. Tidak ada yang bertentangan sedikit pun. Oleh karena itulah, lanjut Djumala, para santri yang memahami ajaran Islam dengan baik adalah pelopor penyemai nilai-nilai Pancasila di masyarakat. Mereka akan menjadi teladan dan rujukan dalam aktualisasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga : Dewan Pakar BPIP: Akademisi Bisa Buka Wacana Keselarasan Sistem Pilpres dengan Sila ke-4 Pancasila

Dalam sesi dialog terungkap, para santri pesantren Amalul Khoir mempunyai minat besar untuk dapat berkontribusi terhadap negara dengan cara meniti karier di bidang diplomasi.  Tak sedikit yang mengacungkan tangan ketika diajukan pertanyaan apakah ada yang ingin jadi santri diplomat atau diplomat santri. Minat para santri untuk berkarier di bidang diplomasi terbuka lebar. Disarankan Djumala, jika para santri ingin jadi diplomat bisa melanjutkan studi ke universitas sampai minimal jenjang S1. Jika yang dari sekolah menengah umum bisa mengambil jurusan ilmu sosial di universitas umum. Jika dari pesantren dianjurkan untuk melanjutkan studi ke Universitas Islam Negeri. Sudah tentu jika ingin jadi diplomat, selain memiliki nilai baik selama sekolah menengah, juga dituntut minimal dapat berbahasa Inggris dengan baik. Atau bahasa asing lain yang masuk dalam bahasa PBB, yaitu Perancis, Spanyol, Rusia, China dan Arab. 
Pada bagian lain Djumala mengingatkan bahwa satu hal yang harus diperhatikan jika ingin jadi diplomat adalah pemahaman dan penghayatan nilai-nilai Pancasila. Seorang diplomat diutus ke luar negeri untuk mewakili Negara. Bukan mewakili kelompok atau golongan tertentu.  Diplomasi adalah kegiatan politik antar-negara. Semua negara tentu berupaya untuk mempengaruhi negara lain, baik aspek politik, ekonomi dan budaya, termasuk ideologi. Oleh karena itu, jika santri ingin jadi diplomat, harus sejak dini ditanamkan dalam hati dan jiwa bahwa Pancasila bahwa ideologi negara yang harus dihayati, dijaga dan dibela bersama. Jika nilai-nilai Pancasila sudah dipahami dan dihayati, maka tak ada celah bagi santri untuk terombang-ambing dalam tarikan kepentingan ideologi negara lain. 

 

Baca juga : Dewan Pakar BPIP: Ketuhanan, Kebangsaan dan Kemanusiaan, nilai inti Pancasila acuan Gen-Z dalam kehidupan berbangsa
Artikel Terkait
Dewan Pakar BPIP: Akademisi Bisa Buka Wacana Keselarasan Sistem Pilpres dengan Sila ke-4 Pancasila
Dewan Pakar BPIP: Ketuhanan, Kebangsaan dan Kemanusiaan, nilai inti Pancasila acuan Gen-Z dalam kehidupan berbangsa
Dewan Pakar BPIP: Indonesia terpilih Dewan HAM, refleksi Pancasila dalam politik luar negeri
Artikel Terkini
Menkes Ungkap Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting
Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah
Senyum Bahagia Rakyat, Pj Bupati Purwakarta Buka TMMD Ke-120 Kodim 0619/Purwakarta
Pemerintahan Baru Harus Lebih Tegas Menangani Kelompok Anti Pancasila
Apresiasi Farhan Rizky Romadon, Stafsus Kemenag: Kita Harus Menolak Tindak Kekerasan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas