INDONEWS.ID

  • Sabtu, 21/01/2023 12:25 WIB
  • Tokoh Nasional Bicara Capres 2024: Momentum Membangun Politik Beradab

  • Oleh :
    • very
Tokoh Nasional Bicara Capres 2024: Momentum Membangun Politik Beradab
MDI Group dan Pasifik Resources menggelar diskusi terkait peluang Capres 2024 dari Pemimpin Partai Politik di Cafe Upnormal Raden Saleh, Jakarta Pusat, Jum`at (20/1/2023) Siang. (Foto: ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - MDI Group dan Pasifik Resources menggelar diskusi terkait peluang Capres 2024 dari Pemimpin Partai Politik di Cafe Upnormal Raden Saleh, Jakarta Pusat, Jum`at (20/1/2023) Siang.

Diskusi Nasional tersebut di Forum Demokrasi mengundang sejumlah Politisi dan Pakar Politik Nasional sebagai pembicara, seperti Afriansyah Noor (Sekjen DPP Partai Bulan Bintang/Wamenaker RI) yang diwakilkan Dwianto Ananias, S.IP selaku Wakil Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang, Indra Jaya Piliang (Bapilu DPP Partai Golkar), Dr. Mamun Murod Al-Barbasyi (Pakar Politik sekaligus Rektor UMJ), Andi Mallaranggeng (Sekretaris Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat), Yandri Susanto (Wakil Ketua Umum DPP PAN) serta di pandu langsung Syarifa Puan sebagai Moderator dan Andi Eka sebagai Host.

Baca juga : KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia

Waketum DPP Partai Bulan Bintang Dwianto Ananias mengatakan pemilu 2024 merupakan momentum kita membangun politik yang beradab, sebagaimana misi Partai Bulan Bintang.

"Harus membangun politik beradab, tentu dalam momentum kali ini, saya sangat meyakini bahwa PBB merupakan partai yang unggul dan tetap solid hingga 2024  nanti. Penunjukan Yusril Izah Mahendra merupakan pertimbangan yang sangat matang dari kader-kader Partai PBB dikarenakan sosok Yusril Izah Mahendra bukan lagi orang yang baru dikenal di media. Namun, Pak Yusril sudah pernah menjabat sebagai menteri selama 3 kali," ujar politisi Bulan Bintang ini.

Baca juga : Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel

Ia menambahkan bahwa Partai Bulan Bintang tetap Solid mendukung pemerintah dan YIM sebagai Calon Presiden 2024.

"Kami tetap solid mendukung YIM sebagai Capres kami 2024, apapun mekanismenya tentu kami mengikuti itu, sekalipun kami juga menghormati keputusan - keputusan partai lain," kata Dwi.

Baca juga : Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat

Sementara itu, Andi Mallarangeng menyampaikan figur ketua partai yang menjadi sosok pemimpin nasional.

"Dalam demokrasi pada dasarnya ketua umum partai adalah kandidat utama pemimpin nasional, sehingga Partai Demokrat solid untuk mengusung AHY sebagai Capres atau Cawapres 2024," ucap politisi senior Demokrat ini.

Ia juga menyinggung terkait polemik presidensial threshold 20% yang menurutnya kurang ideal karena diterapkan saat kita menerapkan Pemilu serentak.

"Kita lagi sibuk bikin koalisi karena presidensial threshold 20%, seharusnya jadi 0% saja karena ini moment pemilu serentak, agar tiap-tiap partai bisa mencalonkan kader terbaik dari partainya," ucapnya.

Andi Mallarangeng juga menjelaskan mengenai  keadaan internal partainya, yang sempat diterpa kekacauan karena Moeldoko membuat Kongres tandingan beberapa waktu lalu.

Ia menyebut bahwa karena peristiwa tersebut, maka internal partai semakin solid dan mendukung penuh figur muda yang menjadi ketua umum partai yaitu AHY untuk maju dalam bursa Pilpres tahun depan. Namun dia juga membuka peluang AHY bisa juga menjadi Cawapres.

Sementara Indra Jaya Piliang menambahkan bahwa Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) hanya akan memunculkan nama-nama Capres yang tidak populis.

"Menurut saya, sama-sama popolis yang sering muncul di dalam survei, sebut saja Ganjar Pranowo, Anies Baswedan sudah pasti nama-nama ini gak akan muncul dicalonkan oleh KIB, karena tatanan konstitusi kita menyangkut kepada kekuasaan presiden dan kekuasaan yudisial," tegasnya.

Diakhir pemaparannya, Indra yang juga Bapilu DPP Partai Golkar menyampaikan KIB khususnya Partai Golkar tetap akan mengusung Airlangga Hartarto sebagai Calon Presiden.

Sedangkan Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) sekaligus Pakar Politik melihat secara teoritik dan konseptual bahwa politik Indonesia harus lebih baik alias sistem pemilu harus jauh lebih baik.

"Pemilu kali ini akan tetap sama seperti tahun-tahun kemarin. Jika para pemimpin partai tidak serius dalam membenahi sistem pemilihan di negara Indonesia maka kondisi demokrasi di Indonesia akan selalu tetap buruk sepanjang para parpol hanya fokus kepada kemenangannya,” kata Rektor UMY ini.

Dia juga menyinggung terkait ambang batas pemilihan presiden (PT) sebesar 20 Persen. Menurutnya, PT 20% tidak sesuai dengan cita-cita demokrasi bangsa Indonesia.

“Kita dipaksakan untuk memilih 01 dan 02 padahal ada begitu banyak figur-figur pemimpin hebat di bangsa ini,” ujar Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta ini. ***

Artikel Terkait
KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia
Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat
Artikel Terkini
KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia
Akses Jalan Darat Terbuka, Pemerintah Kerahkan Distribusi Logistik ke Desa Kadundung
Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Bagian dari Strategi Bisnis untuk Fokus pada Lini Penjualan
Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas