INDONEWS.ID

  • Selasa, 05/09/2023 16:35 WIB
  • Hikmahanto: Ingatkan Dampak Proxy Kekuataan Negara Besar, Pidato Jokowi di KTT ASEAN Sangat Bagus

  • Oleh :
    • very
Hikmahanto: Ingatkan Dampak Proxy Kekuataan Negara Besar, Pidato Jokowi di KTT ASEAN Sangat Bagus
Hikmahanto Juwana, Guru Besar Hukum Internasional UI dan Rektor Universitas Jenderal A. Yani. (Foto: Pikiran Rakyat)

Jakarta, INDONEWS.ID – Pidato Presiden Joko Widodo pada Pembukaan KTT ASEAN di Jakarta, pada hari ini, Selasa (5/9) dinilai sangat bagus.

“Beliau mampu menangkap fenomena geopolitik yang berlangsung dan mengingatkan dampak bila menjadi proxy kekuataan besar, bahkan sekadar mengekor,” ujar Rektor Universitas Jenderal A. Yani, Prof Hikmahanto Juwana melalui siaran pers di Jakarta, Selasa (5/9).

Baca juga : Pulihkan Pasokan Air untuk Sentra Pangan di Sigi, Presiden Jokowi Didampingi Menteri Basuki Resmikan Bendung dan Jaringan Irigasi Gumbasa

Guru Besar Hukum Internasional dari Universitas Indonesia (UI) ini mengatakan, Presiden Jokowi perlu meneguhkan agar negara-negara ASEAN tidak terombang ambing oleh berbagai kekuatan dunia. Meski Presiden tidak menyebutkan yang dimaksudkan kekuatan dunia tersebut utamanya adalah Amerika Serikat dan China.

Dia mengatakan, negara-negara anggota ASEAN diingatkan agar tidak menjadi proxy bagi negara-negara yang berkompetisi di kawasan.

Baca juga : Jokowi Lantik Menko Polhukam dan Menteri ATR/BPN Rabu, Beredar Nama Hadi Tjahjanto dan AHY

“Ini tentu untuk  mengingatkan agar negara-negara di ASEAN tidak hanya mengekor kekuatan besar,” ujar Hikmahanto.

Oleh karena itu, katanya, wajar bila Presiden mengingatkan hal ini agar kapal ASEAN tidak pecah.

Baca juga : Tanggapi Hasil Hitung Cepat Pemilu, Presiden Jokowi: Sabar, Tunggu Hasil Resmi dari KPU

“Ini semua kan fenomena yang terjadi pada saat ini. ASEAN belakangan sulit mengambil keputusan yang didasarkan pada konsensus karena tangan-tangan negara besar ada,” ucapnya.

Hikmahanto mengatakan, AS menggunakan beberapa negara ASEAN untuk alasan berseteru dengan China. Sebaliknya juga China memanfaatkan kedekatan dengan negara-negara ASEAN untuk kepentingannya, terutama terkait sengketa teritorial.

Menurut Hikmahanto, ASEAN seharusnya seperti Indonesia yang menerapkan politik luar negeri (Polurgi) bebas aktif. Kita bisa bekerja sama dengan siapa pun yang menjadi kekuatan besar, sepanjang untuk kepentingan nasional.

“Harusnya ASEAN pun demikian. ASEAN bekerja sama dengan siapapun negara demi kepentingan ASEAN yaitu mensejahterakan rakyat dan menjaga kestabilan dan keamanan kawasan,” pungkasnya. ***

Artikel Terkait
Pulihkan Pasokan Air untuk Sentra Pangan di Sigi, Presiden Jokowi Didampingi Menteri Basuki Resmikan Bendung dan Jaringan Irigasi Gumbasa
Jokowi Lantik Menko Polhukam dan Menteri ATR/BPN Rabu, Beredar Nama Hadi Tjahjanto dan AHY
Tanggapi Hasil Hitung Cepat Pemilu, Presiden Jokowi: Sabar, Tunggu Hasil Resmi dari KPU
Artikel Terkini
Kunjungi Sulsel, Menteri AHY Lari Pagi Bersama Komunitas Lari Makassar
Masuk Secara Ilegal, 4 Warga Timor Leste Diamankan di PLBN Motamasin
Bupati Tanah Datar berikan aspresiasi Loka Karya dan Panen Karya Guru Penggerak
Hari ini Pengurus FOKBI Gelar Silaturahmi Jelang Musda di Jakarta
Pemred indonews.id Hadiri Halal Bi Halal di Kediaman Laksamana Purn Ade Supandi
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas