INDONEWS.ID

  • Kamis, 11/01/2024 17:59 WIB
  • Program Ganjar-Mahfud Tentang 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana Unggul, Program Prabowo-Gibran Soal Makan Siang Gratis Dinilai Tidak Penting

  • Oleh :
    • very
Program Ganjar-Mahfud Tentang 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana Unggul, Program Prabowo-Gibran Soal Makan Siang Gratis Dinilai Tidak Penting
Ganjar Pranowo di Kupang, NTT. (Foto: Ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID - Program 1 keluarga miskin, 1 sarjana dan perlindungan ibu dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) menjadi program unggulan yang paling dianggap penting oleh masyarakat.

Baca juga : Kunjungi Sulsel, Menteri AHY Lari Pagi Bersama Komunitas Lari Makassar

Namun program-program ini kurang terasosiasi dengan calon presiden (capres) dan dan calon wakil presiden (cawapres) pengusungnya sehingga tidak memiliki efek elektoral signifikan.

Demikian temuan studi Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dipresentasikan Prof. Saiful Mujani dalam program ’Bedah Politik bersama Saiful Mujani’ episode ”Program-Janji dan Elektabilitas Capres” yang disiarkan melalui kanal Youtube SMRC TV pada Kamis, 11 Januari 2023. Video utuh presentasi Prof. Saiful bisa disimak di sini: https://youtu.be/rfbfd7qOPK8

Baca juga : Masuk Secara Ilegal, 4 Warga Timor Leste Diamankan di PLBN Motamasin

Saiful menjelaskan bahwa dalam perbincangan media atau media sosial, banyak yang menyatakan bahwa debat capres dan cawapres sangat penting. Ada asumsi yang menyatakan bahwa keunggulan dalam debat atau keunggulan meyakinkan publik dalam debat tersebut adalah unsur yang sangat penting memengaruhi pemilih. Ada banyak program dan janji yang ditawarkan oleh capres dan cawapres.

Saiful mengatakan, dalam penelitian ini, publik diminta mengurutkan tiga program yang paling dibutuhkan. Dari tiga program yang ditawarkan, 48 persen publik menilai program 1 keluarga miskin, satu sarjana berada di urutan pertama yang paling dibutuhkan. Yang menyebut tunjangan ibu hamil sebesar 32 persen, dan program makan siang dan susu gratis untuk anak sekolah 20 persen.

Baca juga : Hari ini Pengurus FOKBI Gelar Silaturahmi Jelang Musda di Jakarta

“Per-program ini, jika ketiganya diadu, yang unggul di mata pemilih adalah program 1 keluarga miskin, 1 sarjana,” jelas Saiful.

Pertanyaannya, lanjut Saiful, apakah masyarakat tahu siapa yang menawarkan program-program tersebut?

Untuk program tunjangan ibu hamil, hanya 16 persen yang tahu program itu dari pasangan Anies-Muhaimin dan 84 persen yang tidak tahu. Dari 16 persen yang tahu program Anies-Muhaimin tersebut, 63 persen menyatakan yakin pasangan itu bisa mewujudkannya jika mereka terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, 33 persen tidak yakin, dan 4 persen tidak menjawab atau tidak tahu.

“Walaupun ada 32 persen yang menyatakan program tunjangan ibu hamil itu penting dan dibutuhkan, tapi yang tahu bahwa program itu diusulkan pasangan Anies-Muhaimin hanya 16 persen,” jelas Saiful.

Karena itu Saiful menyatakan program ini tidak akan banyak punya efek. Walaupun banyak yang menyatakan program itu penting, namun yang tahu hanya sedikit. Karena itu, menurut Saiful, perlu ada kampanye atau sosialisasi mengenai program tersebut agar memiliki efek elektoral pada pasangan Anies-Muhaimin yang mengusungnya.

“Debat saja tidak cukup. Mungkin perlu iklan yang lebih massif untuk program ini,” tambahnya.

 

Efek Debat Tidak Banyak Berpengaruh

Untuk program makan siang dan susu gratis untuk anak sekolah, hanya 25 persen yang tahu atau pernah mendengar bahwa pasangan Prabowo-Gibran memiliki program unggulan tersebut. Selebihnya, 75 persen tidak tahu atau tidak pernah mendengar. Namun dari yang tahu, sebanyak 73 persen yakin Prabowo-Gibran mampu mewujudkan program tersebut jika mereka terpilih menjadi presiden dan wakil presiden.

Minimnya pengetahuan publik tentang usulan program pasangan capres membuat aspek ini kurang bisa memiliki efek untuk menaikkan suara. Bahkan Saiful menyatakan bahwa efek debat kemungkinan tidak banyak berpengaruh.

“Mau ada debat atau tidak ada debat, pengaruhnya pada elektabilitas pasangan tidak signifikan. Walaupun publik merasa program seperti makan siang gratis itu penting, tapi jika mereka tidak mengetahui siapa yang mengajukan program tersebut, ya tidak banyak pengaruhnya,” ungkap Saiful.

Menjadi lebih problematik karena hanya 20 persen masyarakat yang menganggap program makan siang gratis itu penting. Karena itu, mengharapkan dapat suara besar dari program tersebut akan memiliki kemungkinan yang kecil.

Demikian pula dengan program Ganjar-Mahfud tentang 1 keluarga miskin, 1 sarjana. Walaupun program ini dibutuhkan oleh sekitar 48 persen warga, namun yang mengetahui bahwa pasangan Ganjar-Mahfud mengusulkan program tersebut hanya 17 persen, yang tidak tahun 83 persen.

Dari yang tahu, sebanyak 62 persen menyatakan pasangan Ganjar-Mahfud akan bisa mewujudkannya jika mereka terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, 35 persen tidak yakin, dan 3 persen tidak tahu atau tidak jawab.

“Apa yang Anda bisa harapkan dari janji-janji itu kalau masyarakat tidak tahu? Bahwa program 1 keluarga miskin, 1 sarjana sebagai program menarik, memang ya. Tapi siapa yang menawarkan ini? Masyarakat tidak tahu. Oleh karena itu, efek elektoralnya tidak diperoleh dari sini,” kata Saiful.

Saiful menegaskan bahwa debat pada akhirnya hanya menarik bagi kalangan tertentu dan mungkin untuk mereka yang sudah fanatik memilih calon atau pasangan tertentu. Mereka memilih bukan karena terpengaruh debat, mereka nonton justru karena sudah punya pilihan. Mereka menonton debat karena ingin melihat calon yang didukungnya keren atau tidak dalam debat.

“Karena itu, debat tidak memiliki nilai elektoral,” ungkapnya. ***

 

Artikel Terkait
Kunjungi Sulsel, Menteri AHY Lari Pagi Bersama Komunitas Lari Makassar
Masuk Secara Ilegal, 4 Warga Timor Leste Diamankan di PLBN Motamasin
Hari ini Pengurus FOKBI Gelar Silaturahmi Jelang Musda di Jakarta
Artikel Terkini
Kunjungi Sulsel, Menteri AHY Lari Pagi Bersama Komunitas Lari Makassar
Masuk Secara Ilegal, 4 Warga Timor Leste Diamankan di PLBN Motamasin
Bupati Tanah Datar berikan aspresiasi Loka Karya dan Panen Karya Guru Penggerak
Hari ini Pengurus FOKBI Gelar Silaturahmi Jelang Musda di Jakarta
Pemred indonews.id Hadiri Halal Bi Halal di Kediaman Laksamana Purn Ade Supandi
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas