Jakarta, INDONEWS.ID - Saat ini keutuhan NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika terancam oleh adu domba yang dilancarkan melalui berita-berita
hoax. Maka itu Menteri Komunikasi dan Informatika Rudianta diminta tegas menindak asal-usul penyebar fitnah itu.
Hal itu disampaikan Drs. H. Imam Suroso, SH, MM pada diskusi terbuka dengan tema “Kebangkitan Nasional Mempererat Persatuan” yang diadakan dalam rangka ulang tahun
Indonews ke-1 di Balai Sarwono, Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Rabu (24/5/2017).
"Saat ini antara berita
hoax dengan yang fakta sudah hampir tidak ada bedanya. Dan ini sangat membingungkan rakyat karena tiap hari dicekoki berita
hoax, yang isinya fitnah, sampai mengadu domba rakyat dengan Presidennya. Ini kan sangat berbahaya," ujar Imam, anggota DPR RI dari PDI Perjuangan yang hadir sebagai salah satu pembicara.
Maka itu, lanjut Imam, sebelum Indonesia terkoyak seperti Suriah, Libya, Irak dan Mesir pemerintah harus bertindak tegas dan cepat.
“Tutup akun penyebar fitnah dan terapkan Undang-Undang ITE dengan bawa pelakunya ke pengadilan untuk menciptakan efek jera," tegas Imam, anggota DPR RI asal daerah pemilihan Pati, Jawa Tengah.
[caption id="attachment_3386" align="alignnone" width="300"]
Diskusi bertajuk “Kebangkitan Bangsa Mempererat Persatuan”, yang digelar Indonews.id, di Balai Sarwono, Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Rabu (24/5/2017). (Foto: Indonews.id)[/caption]
Imam menyebut, momentum Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada 20 Mei 2017 kita jadikan untuk kembali mempererat persatuan dan kesatuan, yang sempat terkoyak akibat polarisasi pada Pilkada DKI lalu.
“Jangan lagi ada yang individu dan kelompok yang ingin mendirikan Negara Islam misalnya. Seperti yang telah disampaikan Presiden Jokowi, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika adalah harga mati yang sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi,” pungkas Imam. (budi santen)