Jakarta, INDONEWS.ID - Para pelaku teror akhir-akhir ini semakin nekad. Mereka bahkan berani menyerang polisi di jantung pertahanannya, yaitu di dekat Markas Besar Kepolisian RI.
Anggota Komisi I DPR RI Andreas Hugo Pareira mengatakan, penyerangan terhadap polisi di masjid kompleks Mabes Polri beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa upaya dan perlawanan teroris semakin serius.
“Kasus-kasus tindakan teror akhir-akhir ini semakin nekad dan mengarah pada aparat negara, seperti polisi. Ini semakin menunjukkan upaya dan perlawanan yang serius dari para teroris meneror aparat untuk melemahkan mental dan etos kerja aparat dalam menjaga keamanan negara. Ini merupakan modus terorisme yang serius,” ujar politisi PDI Perjuangan ini, melalui siaran pers, Minggu (2/7/2017).
Karena itu, anggota DPR dari daerah pemilihan (Dapil) Nusa Tenggara Timur (NTT) I ini mengatakan, pemberantasan terorisme tidak bisa dilakukan secara parsial dengan hanya hanya melibatkan polisi saja.
“Tetapi harus menggunakan ‘total approach’, dimana semua ‘stake holder’ negara atas nama negara dibawah payung UU Anti Terorisme berperang melawan terorisme,” katanya.
Andreas mengatakan, teror yang terjadi akhir-akhir ini terjadi menjelang hari-hari penting, seperti bulan Ramadan, dan menjelang kunjungan mantan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama ke Jakarta.
Oleh karena itu, negara harus lebih serius menghadapi terorisme ini. Aparat keamanan harus diberikan "tools" (peralatan kelengkapan) yang lebih baik, baik dari segi peralatan fisik maupun kelengkapan peraturan perundangan yang memungkinkan aparat intelijen, aparat keamanan dan seluruh stake holder di negara ini untuk secara total memberantas terorisme.
“Kegentingan ini mengharuskan RUU Terorisme segera dirampungkan untuk memberikan tools bagi aparat negara melawan terorisme,” pungkasnya. (Very)