INDONEWS.ID

  • Kamis, 06/04/2017 13:00 WIB
  • Sidang E-KTP, Anas dan Setnov Bantah Terima Uang Bancakan

  • Oleh :
    • Abdi Lisa
Sidang E-KTP, Anas dan Setnov Bantah Terima Uang Bancakan
Anas dan Setnov bersaksi di sidang e-KTP.(Indonews.id/Luska)
Jakarta, INDONEWS.ID - Ditanya majelis hakim mengenai adanya pertemuan antara bulan Juli-Agustus 2010 dengan Nazaruddin dan Setya Novanto yang saat itu menjabat ketua Fraksi Golkar, dalam kesaksiannya di sidang lanjutan perkara korupsi e-KTP di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), mantan Ketua Fraksi Demokrat Anas Urbaningrum menegaskan pada bulan Juni 2010 dirinya sudah berhenti dari keanggotaan DPR. Begitu juga ketika hakim bertanya soal lobi Anas saat kawal anggaran e-KTP dimana dalam dakwaan disebut Andi Narogong beberapa kali bertemu Novanto, Anas dan Nazaruddin karena dianggap sebagai representasi Demokrat dan Golkar yang dapat mendorong Komisi II DPR menyetujui anggaran e-KTP, Anas pun membantahnya. Ditambahkan Anas kalau dirinya tidak menerima duit terkait proyek e-KTP, juga tidak pernah ikut membahas anggaran e-KTP di DPR. "Saya belum pernah ketemu Andi Narogong sejak saya bisa mengenal manusia dan bergaul, saya ingat tidak pernah bertemu dan kenal Andi Narogong. Saya hadir terakhir di DPR saya pada Mei itu paripurna dan saya keluar dari DPR karena terpilih jadi ketua umum partai agar konsen mengurus partai," ujar Anas di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jl Bungur Besar, Jakarta Pusat, Kamis (6/4/2017). Namun di siang e - KTP tersebut Anas justru menceritakan soal hak angker Century pada tahun 2005, dimana saat itu Demokrat lebih terfokus kepada Century ketimbang e-KTP. "Jadi ketika saya jadi ketua fraksi itu akhir Oktober 2009 sudah ada angket Bank Century, karena itu adalah hal yang secara politik dianggap penting dan bisa mengganggu produktivitas pemerintahan, maka kami Fraksi Demokrat dipanggil ketua dewan pembina yang saat itu presiden diminta konsentrasi agar usulan angket itu tidak jadi di DPR, dan kami berjibaku lobi sana-sini supaya itu tidak jadi," ungkap Anas. "Saya disebut gagal karena kalah soal angket itu saya itu sebel dengan Novanto karena kalah voting soal pansus itu, itu gambaran gimana konsentrasi kami soal Century itu dan habis pansus pada Maret itu kami konsentrasi untuk kongres," tegas Anas. Sementara itu dalam kesempatan yang sama, menjawab pertanyaan hakim soal keterangan Ganjar yang mengatakan bertemu dengan Setya Novanto di bandara dan Setya Novanto berpesan agar tidak galak selama pembahasan e-KTP, Ketua DPR RI Setya Novanto menegaskan dirinya tidak pernah berpesan kepada Ganjar Pranowo soal pembahasan e-KTP saat menjadi anggota Komisi II DPR RI. "Saya tidak pernah sampaikan begitu kepada Pak Ganjar," kata Setya Novanto saat menjawab pertanyaan Jaksa Penuntut Umum. "Ya saya juga kaget dia bilang begitu," kata Novanto. (Lka)
Artikel Terkait
KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia
Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat
Artikel Terkini
KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia
Akses Jalan Darat Terbuka, Pemerintah Kerahkan Distribusi Logistik ke Desa Kadundung
Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Bagian dari Strategi Bisnis untuk Fokus pada Lini Penjualan
Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas