INDONEWS.ID

  • Jum'at, 25/08/2017 14:51 WIB
  • DPR Pertanyakan Rencana Pemerintah Impor Gas dari Singapura

  • Oleh :
    • hendro
DPR Pertanyakan Rencana Pemerintah Impor Gas dari Singapura
Ilustrasi gedung DPR/MPR (ist)

Jakarta, INDONEWS.ID – Dewan Perwakilan Rakyat mempertanyakan rencana pemerintah mengimpor Liquid Natural Gas (LNG) dari Singapura. Hal itu bakal membuat roadmap pengembangan gas nasional semakin tidak jelas.

Anggota Komisi VII DPR RI, Rofi Munawar menilai rencana pemerintah impor gas sebagai langkah tergesa-gesa dan malas melakukan terobosan. Karenanya perlu dilakukan audit neraca gas nasional yang komprehensif agar angka proyeksi kebutuhan sesuai dengan kemampuan produksi gas domestik.

Baca juga : Terinspirasi Langkah Indonesia, Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

“Rasanya aneh kita harus mengimpor LNG dari Singapura karena secara faktual mereka tidak punya ladang gas. Impor ini dipastikan bukan transaksi yang langsung dari produsen utama tapi melalui perantara atau trader. Tawaran Singapura secara harga mungkin efisien hingga ke titik serah, namun jika sudah ke titik distribusi bisa melonjak,” jelas anggota Komisi VII DPR RI Rofi Munawar di Jakarta , Jumat (25/8/2017).

Menurut Rofi, tren kenaikan lifting gas harusnya bisa dimanfaatkan pemerintah untuk mengatur tata kelola dan tata niaga gas yang lebih efisien, bukan kemudian secara terburu-buru mengambil langkah impor.

Baca juga : Dampak Perang Iran-Israel Bagi Sejumlah Kebijakan di Dalam Negeri

Lebih lanjut Rofi menjelaskan, penyebab dilakukannya impor gas dari Singapura salah satunya karena selama ini pemanfaatan gas nasional belum optimal. Hal itu terjadi karena beberapa faktor, yakni minimnya infrastruktur gas nasional dan menjadi salah satu penghambat utama dari masih rendahnya pemanfaatan gas domestik.

Walaupun alokasi gas domestik terus meningkat dari tahun ke tahun, namun alokasi gas dari pemerintah untuk domestik masih belum cukup. Ironisnya, justru gas selama ini diekspor dengan harga rendah dan kontrak yang panjang.

Baca juga : Dampak Perang Global, Ini Tantangan Kebijakan Ekonomi ke Depan

Sebagaimana diketahui, angka lifting gas untuk nasional ditetapkan pemerintah di angka 1.150 ribu barel per hari (bph) pada APBN Perubahan 2017 dan telah menetapkan target mencapai 1.200 ribu bph untuk RAPBN 2018.(hdr)

Artikel Terkait
Terinspirasi Langkah Indonesia, Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR
Dampak Perang Iran-Israel Bagi Sejumlah Kebijakan di Dalam Negeri
Dampak Perang Global, Ini Tantangan Kebijakan Ekonomi ke Depan
Artikel Terkini
Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG
Tiga Orang Ditemukan Meninggal Akibat Tertimbun Longsor di Kabupaten Garut
Pimpin Proses Penyiapan dan Percepatan Keanggotaan Indonesia pada OECD, Presiden Joko Widodo Tunjuk Menko Perekonomian sebagai Ketua Tim Nasional OECD
Kemendagri Dukung Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional Melalui Optimalisasi Kebijakan Fiskal Nasional
Kemendagri Dorong Percepatan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pemerintahan di 4 DOB Papua
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas