INDONEWS.ID

  • Minggu, 01/10/2017 08:07 WIB
  • Kasad : Kita Harus Tetap Mewaspadai Bangkitnya Paham Komunisme

  • Oleh :
    • luska
Kasad : Kita Harus Tetap Mewaspadai Bangkitnya Paham Komunisme
Kasad TNI Jenderal Mulyono dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Jaswandi hadiri doa bersama peringati peristiwa G30s/PKI di Lubang Buaya.(Indonews.id/Luska)

Jakarta, INDONEWS.ID - Memperingati 52 tahun peristiwa G30S/PKI, Kodam Jaya menggelar acara renungan dan doa bersama untuk mengenang tujuh pahlawan revolusi di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Sabtu (30/9/2017).

Dalam kesempatan ini, Kasad Jenderal TNI Mulyono dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Jaswandi tampak hadir.

Baca juga : Kawal Pemerintahan Baru, Tokoh Lintas Agama: Jika Ada Kurang-kurangnya Kita Perbaiki

Dalam sambutannya, Jenderal TNI Mulyono menjelaskan acara doa bersama setiap tanggal 30 september merupakan inisiatif dari TNI AD dan lokasi Lubang Buaya telah menjadi situs terpenting yang tercatat oleh sejarah perjuangan bangsa, dimana 7 perwira TNI AD yang menjadi korban tragedi nasional 30 September 1965 dikuburkan dalam sebuah sumur sempit.

Kasad menegaskan bahwa fakta sejarah tersebut telah benar benar terjadi dan ketujuh perwira tersebut telah ditetapkan sebagai pahlawan revolusi.

Baca juga : Leebarty Taskarina, M. Krim.,: Budaya Patriarki Berperan Besar dalam Penyebaran Paham Radikal

Dijelaskan Jenderal Mulyono, era globalisasi yang ditandai dengan derasnya arus demokratisasi dan perkembangan teknologi informasi telah membuka kran yang makin besar bagi arus kebebasan pendapat dan informasi.

Dimana, lanjutnya, semua orang dan semua pihak berusaha untuk memanfaatkannya demi pencapaian tujuannya masing masing, tak terkecuali pihak pihak yang terlibat dalam peristiwa berdarah yang terjadi 52 tahun yang lalu yaitu peristiwa G30s/PKI.

Baca juga : Prof. Musdah Mulia: Perempuan Harus Jadi Prioritas Program Penanggulangan Radikalisme-Terorisme

Sebagai salah satu dampaknya, jelasnya lagi, kita menyaksikan bersama dalam beberapa tahun terakhir ini polemik tentang peristiwa yang terjadi pada 30 september 1965 terus memuka, khususnya disaat jelang hari kesaktian Pancasila.

Dengan memanfaatkan teknologi informasi,berbagai dalih dan argumen dihembuskan untuk menunjukkan sejarah bangsa Indonesia yang telah secara resmi dituliskan oleh negara.

Dikatakan Kasad, hal itu menjadi indikator yang kuat bahwa upaya menghidupkan kembali paham komunis masih cukup deras dalam kehidupan sosial masyarakat.

Ditegaskan Jenderal Mulyono, terkait hal itu Bangsa Indonesia harus tetap waspadai terhadap paham komunisme yang telah dinyatakan sebagai bahaya laten diberbagai belahan dunia dan terus bermetaforsa menjadi bentuk baru yang memanfaatkan globalisasi.

Negara telah menetapkan paham komunisme sebagai paham yang dilarang di Indonesia, untuk itu TNI AD akan terus mengkawal apa yang telah ditetapkan oleh negara demi tegak kokohnya NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Acara doa bersama ini juga dihadiri oleh keluarga besar dari ketujuh Pahlawan Revolusi serta para purnawirawan TNI AD dan sejumlah organisasi kemasyarakatan. (Lka)

 

Artikel Terkait
Kawal Pemerintahan Baru, Tokoh Lintas Agama: Jika Ada Kurang-kurangnya Kita Perbaiki
Leebarty Taskarina, M. Krim.,: Budaya Patriarki Berperan Besar dalam Penyebaran Paham Radikal
Prof. Musdah Mulia: Perempuan Harus Jadi Prioritas Program Penanggulangan Radikalisme-Terorisme
Artikel Terkini
Senyum Bahagia Rakyat, Pj Bupati Purwakarta Buka TMMD Ke-120 Kodim 0619/Purwakarta
Pemerintahan Baru Harus Lebih Tegas Menangani Kelompok Anti Pancasila
Apresiasi Farhan Rizky Romadon, Stafsus Kemenag: Kita Harus Menolak Tindak Kekerasan
Puspen Kemendagri Berharap Masyarakat Luas Paham Moderasi Beragama
KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas