INDONEWS.ID

  • Sabtu, 21/10/2017 10:25 WIB
  • Sistem Inovasi Dalam Lanskap Ekonomi Digital

  • Oleh :
    • very
Sistem Inovasi Dalam Lanskap Ekonomi Digital
DR. Ir. Agus Puji Prasetyono, M.Eng., Staf Ahli Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi bidang Relevansi dan Produktivitas, Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. (Foto: Ist)

Oleh DR. Ir. Agus Puji Prasetyono, M.Eng.

Gelombang perkembangan inovasi global yang begitu cepat, kini sudah tidak dapat dibendung lagi. Saat ini akselerasi yang sangat tinggi dalam kompetisi ekonomi global selalu ditandai dengan gegap gempitanya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Jika beberapa dekade silam teknologi Informasi dan komunikasi menjadi salah satu bidang fokus yang harus dikembangkan, kini hal itu telah berubah menjadi alat dari sebagian besar wahana dalam proses inovasi. Industri besar kini mulai memutar barisan dan mengambil tempat di posisi strategis ini. Tidak heran jika kini bermunculan e-commerce seperti alibaba.com, bli-bli.com, facebook, traveloka.com,  dan sebagainya bersaing merebut pasar potensial ini. “Sungguh menakjubkan..!”.  Dengan perkembangan itu negara semakin tidak dapat menutup diri melakukan penataan internal yang tak berkesudahan, melainkan harus semakin terbuka dan melakukan penyelarasan terhadap perkembangan dunia. Dinamika Dunia menjadikan negara saling tergantung.

Baca juga : Wujudkan Kemandirian Daerah, Kepala BSKDN Dorong Proyek Perubahan Jadi Inovasi

Melihat perkembangan global saat ini, China dengan strateginya yang disebut “One Belt One Road-OBOR” dan telah diubah menjadi “Belt Road Initiative-BRI” memiliki pola strategi menyatukan ASEAN menjadi kawasan kolaboratif dalam inovasi dan ekonomi,  bersatu menghadang hegemoni ekonomi negara raksasa seperti Eropa dan Amerika Serikat di kawasan Asia Tenggara. Namun hal ini menjadikan negara lain tidak tinggal diam, Jepang dan India mengembangkan kolaborasi ekonomi dalam “Freedom Initiative” yang bergerak meningkatkan kemampuan inovasi dan ekonominya berupaya untuk mengalahkan raksasa lainnya di dunia.

Internet of Things (IOT) Technology.

Baca juga : Kemendagri Intruksikan Pemprov Kaltara Percepat Pembangunan Daerah Berbasis Inovasi

Jika hari ini masyarakat telah mahir menggunakan internet untuk mencari data atau berhubungan dengan orang lain termasuk menghubungkan satu kelompok dengan kelompok lainnya, dari berbagai tempat yang berjauhan dengan mudah secara real time, maka sebenarnya Indonesia telah masuk dalam skenario permainan di Global Smart Technology. Dalam perkembangannya, banyak negara telah menggunakan sistem dan  teknologi digital ini untuk memproduk barang dan jasa dengan cepat dan efisien.

Pada saat kita membuat perencanaan terhadap sebuah disain inovatif maka saat itulah kita berhadapan dengan sebuah smart computer yang digunakan untuk mencari data dan komponen yang diperlukan sekaligus siapa, dimana dan dengan dana berapa kita bisa mendapatkan komponen tersebut. Smart computer diberi tugas untuk menganalisis dan memilih komponen yang paling sesuai dengan metoda yang sudah kita siapkan. Begitu kita tekan tombol akses, maka dalam waktu yang sangat singkat komponen bisa kita tentukan dan produk inovasi dapat dilahirkan dengan cara yang sangat simpel, singkat efektif dan efisien. Di sinilah letak keunggulan Internet of  Things Technology. Jika ini merupakan pilihan dunia, maka pada saatnya tidak akan ada industri besar yang harus mengeluarkan biaya besar untuk operasionalnya. Industri besar yang memiliki ciri produksi dengan membuat semua komponen untuk produk inovasinya, suatu saat akan tumbang satu persatu karena beban operasional sangat tinggi. Industri berskala kecil dan sarat dengan penguasaan dan pemanfataan teknologi digital akan berkembang dengan pesat, karena memiliki elastisitas dan beban yang ringan namun kapasitas dan kemampuannya luar biasa cepat.

Baca juga : Kementerian PANRB Segera Gelar Pemantauan Keberlanjutan dan Replikasi Inovasi Pelayanan Publik

Jika dulu kita miliki “Bandung Bondowoso” yang mampu membangun Candi Perambanan dalam semalam, maka kedepan bisa dibayangkan akan ada “Bandung Bondowoso” modern yang mampu membangun produk inovasi dalam sekejap dengan menggunakan teknologi digital yang berkembang sangat pesat ini. Peran komputer akan banyak mengantikan peran manusia, robotika akan menjadi populer dengan segala program otomatisasinya. Bahkan pekerjaan yang berbahaya tidak lagi masalah, karena bisa dikendalikan dari jarak jauh ditempat yang aman, bahkan dapat dilaksanakan oleh sistem otomatis yang cerdas. Tidak menutup kemungkinan pusat perbelanjaan yang penuh pengunjung tiba-tiba menjadi sepi, karena jual beli dapat dilakukan dalam jarak jauh. Digital financial akan menjadi trend tidak hanya sebatas pada kartu ATM, tetapi pembayaran sudah dapat dilakukan dengan deteksi muka secara otomatis. Hidup menjadi lebih berkualitas, efektif dan efisien. Bagaimana dengan Indonesia…? Apa saja yang harus disiapkan?

Kaca Benggala Inovasi

Bercermin kepada kegagalan masa lalu harus mampu menjadikan pelajaran untuk menemukan kunci keberhasilan yang berharga dalam melihat strategi menaatap masa depan yang lebih produktif. Hal ini menjadi penting bagaimana menata ulang perencanaan penerapan dan penciptaan sistem inovasi selaras kebutuhan dalam pembangunan ekonomi negara melalui sistem yang dipastikan dapat berkompetisi diarena global. Upaya ini tidak hanya membantu, tetapi memberikan dasar bagi munculnya pemikiran tentang praktik terbaik dengan cara memastikan teknologi dan sistem inovasi yang dirancang selaras dengan perkembangan global. Dengan cara ini dapat dipastikan sebuah teknologi benar-benar “memberdayakan” yaitu ketika Negara mampu menciptakan proses perancangan yang bersifat kolaboratif di tingkat regional, nasional dan global (consortium model practically).

Ketika Negara menjadikan Teknologi Digital sebagai faktor penentu untuk kemandirian ekonomi maka semestinya kinerja teknologi informasi dan komunikasi berbasis digital yang memiliki kekuatan  transformatif dalam pembangunan nasional didorong menjadi prioritas nasional.  Berbagai proyek pemerintah yang direncanakan dalam APBN semestinya “tidak hanya terarah kepada sistem inovasi nasional”, namun juga seharusnya berorientasi pada “Global Innovation system and management” dengan memasukkan itu sebagai faktor utama dalam mencari solusi dalam pembangunan ekonomi bangsa. Kuncinya adalah dengan mengenali semua elemen terutama dukungan kebijakan seputar pendidikan, keterampilan dan pembangunan yang berbasis pada teknologi digital.

Kita sudah semestinya menangani tantangan pembangunan global melalui penelitian, pengembangan dan pemanfaatan smart technology secara komersial yang kolaboratif dengan industri terutama industri strategis seperti bidang energi dan transportasi, yang notabene menentukan pertumbuhan ekonomi Indonesia sekarang dan masa mendatang. Berbagai lapangan pekerjaan akan terbuka menyesuaikan trend perkembangan global melalui investasi dan substitusi komponen teknologi yang telah proven dalam mendukung industri nasional.

Begitu pula kebijalan fiskal dan moneter Negara tentu akan menyesuaikan trend global untuk mendorong sektor Industri yang memungkinkan tercapainya pertumbuhan ekonomi tinggi sekaligus menurunkan gap kaya miskin (Gini Ratio) dan pengentasan kemiskinan melalui perbaikan pendapatan masyarakat.

Terobosan kebijakan yang harus dilakukan..

Pertama, kombinasi stagflasi dan persaingan internasional berbasis teknologi digital yang semakin meningkat memunculkan gerakan daya saing yang membutuhkan seperangkat kebijakan pelengkap untuk mendorong pertumbuhan produktivitas jangka panjang. Pemerintah sesegera mungkin merancang strategi penataan sistem dan peningkatan daya saing negara dengan menemmpatkan teknologi digital sebagai alat untuk mendorong bidang industri berbasis keunggulan teknologi dan inovasi. Fokus pada pertumbuhan produktivitas jangka panjang beserta rekomendasi dan langkah spesifik untuk meningkatkan investasi.

Kedua, memperbaharui sistem riset dan teknologi di level pendidikan tinggi dan lemlitbang yang bertanggung jawab penuh hingga berskala pasar. Namun di sisi lain perlu menjadikan industri nasional sebagai finish line, sehingga kompetensi mahasiswa menuju profesional sudah terprogram sejak di universitas melalui pembelajaran, pelatihan, dan perolehan keterampilan baru secara terus-menerus. Pemerintah perlu memperkuat kebijakan iptek hulu mengembangkan formula dan disain fundamental bagi berkembangnya science dan technology.

Ketiga, kebijakan perdagangan dirancang untuk mengadopsi kebijakan ekonomi luar negeri yang berusaha membuka pasar di seluruh dunia berbasis pada pengurangan (minimalisasi) defisit untuk memperbaiki iklim investasi, termasuk pengembangan dan pemanfaatan Iptek untuk kemandirian. Internet of Things Technology berperan sebagai media untuk mengambil peran dalam percaturan persaingan yang bebas dalam era global.

Keempat, political will untuk mendukung peningkatan infrastruktur dan kompetensi sumberdaya manusia sebagai prime mover  pembangunan Iptek dan Inovasi hingga komersialisasi. Dukungan pemerintah juga diperlukan di tataran  promosi maupun desiminasi hasil inovasi secara masif. Dari skenario ini berakibat dapat dipastikannya dampak pada jutaan rakyat Indonesia yang memanfaatkan kesempatan baru untuk pendidikan dan pelatihan. Hal ini memungkinkan adanya lembaga intermediasi sebagai wahana pendampingan dan konsultasi segala hal yang terkait dengan industri dan inovasi.

Kelima, menciptakan kerangka kerja yang terarah dan berguna untuk kebijakan ekonomi masa depan, sehingga iklim ekonomi mampu mendorong investasi. Kebijakan ekonomi internasional yang mampu membangun kolaborasi dan pasar yang berkelanjutan merupakan strategi yang baik, sukses dan berkelanjutan.

Keenam, penyelarasan terhadap perkembangan global. Perkembangan global yang kompleks, memaksana negara untuk lebih berperan dalam diplomasi dan networking secara masif dan terstruktur sehingga gejala ancaman dini dapat diatasi dengan strategi yang komprehensif, holistik dan terintegrasi.

Penulis adalah Staf Ahli Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi bidang Relevansi dan Produktivitas, Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

 

 

Artikel Terkait
Wujudkan Kemandirian Daerah, Kepala BSKDN Dorong Proyek Perubahan Jadi Inovasi
Kemendagri Intruksikan Pemprov Kaltara Percepat Pembangunan Daerah Berbasis Inovasi
Kementerian PANRB Segera Gelar Pemantauan Keberlanjutan dan Replikasi Inovasi Pelayanan Publik
Artikel Terkini
Menkes Ungkap Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting
Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah
Senyum Bahagia Rakyat, Pj Bupati Purwakarta Buka TMMD Ke-120 Kodim 0619/Purwakarta
Pemerintahan Baru Harus Lebih Tegas Menangani Kelompok Anti Pancasila
Apresiasi Farhan Rizky Romadon, Stafsus Kemenag: Kita Harus Menolak Tindak Kekerasan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas