Nasional

Luhut Pandjaitan: Saya Tidak Ingin Jadi Wapres, Hanya Inginkan Jokowi 2 Periode

Oleh : very - Sabtu, 11/11/2017 11:17 WIB

Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan dalam kuliah umum di Kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI) bertajuk “Menimbang-nimbang Calon Pemimpin Bangsa pada Pemilihan Presiden RI Tahun 2019, Suatu Renungan dari Kampus UI,” di Kampus UKI Cawang, Jumat (10/11/2017). (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Padjaitan menampik dirinya berniat maju sebagai calon Wakil Presiden mendampingi Presiden Joko Widodo pada pemilihan Presiden 2019 mendatang. Selama ini beberapa pihak menuding bahwa Luhut bernafsu maju pada Pilpres 2019 mendatang.

“Saya katakan bahwa saya tidak pernah berpikir dan tidak pernah mau menjadi Wapres (Jokowi) pada Pilpres 2019 mendatang. Yang saya mau hanya Jokowi dua periode,” kata Luhut dalam kuliah umum di Kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI) bertajuk “Menimbang-nimbang Calon Pemimpin Bangsa pada Pemilihan Presiden RI Tahun 2019, Suatu Renungan dari Kampus UI,” di Kampus UKI Cawang, Jumat (10/11/2017).

Kuliah umum itu dihadiri ratusan civitas academika UKI, para dosen, masyarakat umum dan pers. Acara dibuka Rektor UKI, Dr. Maruarar Siahaan, S.H., M.H.

Putera kelahiran Simargala, Huta Namora, Silaen, Toba Samosir, Sumateera Utara pada 28 September 1947 ini mengatakan, dukungan untuk melanjutkan periode kedua kepemimpinan harus dilakukan karena Presiden Jokowi telah banyak melakukan terobosan signifikan. Luhut misalnya menyebutkan bahwa Jokowi melakukan pembangunan infrastruktur besar-besaran terutama di wilayah terdepan, terpinggir, terluar. “Program Indonesia-sentris Presiden Jokowi patut diapresiasi dan perlu dilanjutkan,” ujarnya.

Luhut mengatakan, kawasan ekonomi khusus Mandalika yang mangkrak 29 tahun berhasil dituntaskan pada masa pemerintahan Jokowi. Selain itu, Presiden Jokowi berhasil menyukseskan program tax amnesty. “Tax amnesty merupakan program tersukses di seluruh dunia,” ujarnya.

Program lain yang dinilai Luhut sukses dan fenomenal yaitu sertifikasi tanah yang gencar dilakukan di tanah air. Program ini sangat penting untuk meningkatkan daya tawar petani.

Pemerintahan Presiden Jokowi juga dinilai sukses meningkatkan investasi. Hal itu terjadi karena Jokowi berhasil mengurai “the bottlenecking” yang menghambat investasi selama ini.  

Presiden Jokowi, kata Luhut, merupakan seorang pekerja keras. Dia mencontohkan, setelah menyelenggarakan acara pernikahan putri semata wayang, Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution, Presiden Jokowi langsung ke Jakarta menggelar pertemuan bilateral di Istana Bogor, Kamis. “Dari acara kawin putrinya di Solo, Presiden Jokowi gelar pertemuan bilateral di Bogor, dan kemudian ke Vietnam,” ujarnya.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI (2015 - 2016) di Kabinet Kerja ini mengatakan, Presiden Jokowi tidak pernah lelah bekerja demi kepentingan rakyat Indonesia. Jokowi melakukannya dengan sepenuh hati dan menikmatinya. Karena itu, Luhut menampik tuduhan bahwa yang dilakukan Jokowi itu berisi pencitraan demi 2019 mendatang.

“Setiap langkah yang dilakukan seseorang memang adalah pencitraan. Namun, beliau (Jokowi) tidak pernah melakukan pekerjaan demi pencitraan. Selama berteman selama 10 tahun, tidak ada yang berubah dalam diri Pak Jokowi,” ujarnya.

Ditanya tokoh yang paling tepat mendampingi Jokowi pada Pilpres 2019, Luhut mengatakan, belum terlihat saat ini. Namun, dia memastikan Jokowi akan mempertimbangkannya dari segala sisi. “Tentu yang dipilih menjadi pendamping beliau itu adalah tokoh yang tepat,” ujarnya. (Very)

 

Artikel Terkait