Nasional

BNPB Sebut Jumlah Titik Panas Menurun di Sumatera dan Kalimantan

Oleh : Mancik - Minggu, 29/09/2019 18:33 WIB

Perkembangan kondisi kebakaran hutan dan lahan di Indonesia per 29 September 2019.(Foto:Dokumentasi BNPB)

Jakarta,INDONEWS.ID - Jumlah titik panas atau hot spots di Pulau Sumatera dan Kalimantan dilaporkan mulai menurun selama tiga hari terakhir. Hal ini dikatakan oleh Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam keterangan tertulisnya mengenai perkembangan kondisi di dua pulau tersebut setelah mengalami bencana kebakaran hutan dan lahan selama beberapa pekan terakhir.

Agus menjelaskan, jumlah titik panas yang semakin berkurang ini memberi manfaat positif terhadap berkurangnya asap akibat Karhutla. Selain itu, udara di sekitar wilayah tersebut cenderung membaik.

"Dengan turunnya titik panas, asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) diharapkan juga berkurang. Kualitas udara dilihat dari parameter konsentrasi partikulat (PM 10) pantauan BMKG per hari ini (29/9) pada kondisi sedang hingga baik," kata Agus keterangan tertulisnya kepada media,Jakarta,(29/09/2019)

Ia juga menjelaskan, kondisi udara di beberapa tempat di Sumatera dan Kalimantan pada hari ini cenderung membaik. Hal ini dipengaruhi oleh turunnya hujan yang mengakibatkan jumlah titik penas semakin hari semakin berkurang.

"Kualitas udara di Jambi, Pekanbaru, Pontianak dan Palembang menunjukkan baik pada pukul 12.00 WIB hari ini, sedangkan di Kota Palangkaraya dan Sampit menunjukkan tingkat sedang. Pagi hari tadi wilayah Jambi diguyur hujan. Dengan turunnya hujan, asap berkurang signifikan di wilayah Jambi," ungkapnya.

Berdasakaran data Modis-Catalog Lapan dalam 24 jam terakhir menunjukkan titik panas sejumlah 197 di Kalimantan Tengah. Sedangkan di wilayah Sumatera, titik panas tertinggi teridentifikasi di wilayah Sumatera Selatan dengan 120 titik.

Dilihat dari citra satelit Himawari pada sebaran asap hingga pukul 11.00 WIB hari ini (29/9),tidak terdeteksi adanya transboundary haze atau asap yang melewati batas negara.Asap terdeteksi di wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, sedangkan arah angin di wilayah Sumatera dan Kalimantan terpantau dari tenggara – selatan menuju barat laut – timur laut.

Sementara upaya langkah penanganan Karhutla, kata Agus, tetap dilanjutkan. Adapun upaya dilakukan yakni pembangunan sekat kanal atau canal blocking.Proses pembangunan dipimpin langsung Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor.

Tujuan pembangunan kanal ini yakni memberikan kelembaban dan kebasahan pada lahan rawa gambut. Dengan demikian, jumlah titik jumlah titik panas semakin berkurang dan memperkecil terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan di wilayah tersebut.*

 

 

 

Artikel Terkait