Nasional

Tolak Seruan Jihad, Masalah di Wamena Bukan Persoalan Agama

Oleh : very - Selasa, 08/10/2019 11:59 WIB

Aktivis Perempuan dan Anak, Theresia Lusianak.(Foto: Indonews.id)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Seluruh masyarakat Papua, para pemangku adat dan pemimpin agama di Papua yang dikenal dengan istilah “Satu Tungku 3 Pilar” menyatakan menolak rencana jihad ke Wamena, Papua yang diserukan oleh sekelompok orang tertentu dengan dalil apapun. Pasalnya, situasi keamanan di Papua sudah dalam kondisi tenang. Selain itu, masalah di Papua bukan disebabkan karena faktor agama, tetapi karena beredarnya berita hoax.  

“Mari dengan kesadaran penuh melihat dengan hati yang damai bahwa konflik Wamena yang berujung pada adanya eksodus warga negara tanpa melihat suku agama dan ras-nya ini semata-mata adalah murni gangguan keamanan yang dipicu dari beredarnya hoax dan bukan masalah agama. Oleh sebab itu dengan ini saya menyerukan semua pihak agar berhenti melakukan manipulasi informasi kepada jamaah/massa untuk  berjihad ke Wamena,” ujar aktivis Perempuan dan Anak, Theresia Lusianak melalui pernyataan pers yang diterima di Jakarta, Selasa (8/10).

Cawabup Biak Numfor dan juga Kandidat Menteri yang diusung oleh Forum Intelektual Indonesia Timur (FIIT) itu menyatakan bahwa tak ada satupun rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang menginginkan kekacauan di Tanah Air tercinta ini.

Oleh sebab itu dia meminta para pemimpin umat untuk menahan diri dan tidak tersulut oleh aksi sekelompok orang yang menginginkan kekacauan di Wamena, Papua. Sebaliknya, dia mengajak para pemimpin agama untuk memberi siraman rohani yang menyejukkan bangsa dan tanah air Indonesia.

“Sekali lagi, tragedi Wamena bukan karena persoalan agama melainkan murni adalah kekacauan keamanan, yang saat ini semakin kondusif oleh protap dari aparat keamanan baik dari Kepolisian maupun TNI. Begitu juga dengan persoalan ekonomi yang terganggu akibat kekacauan tersebut sudah mulai tampak semakin normal,” ujarnya.

Perempuan pertama yang menangani Survey Seismik dengan turun ke dalam lintasan seismik itu mengatakan, tidak ada alasan apapun yang mendasar dari seruan jihad ke Wamena ataupun wilayah lainnya di Papua. Karena itu, dia meminta pemerintah dan aparat keamanan untuk melarang gerakan jihad ke Papua, karena orang Papua - dengan bantuan aparat keamanan - bisa menyelesaikan sendiri masalahnya.

“Negara tidak membutuhkan gerakan jihad untuk keamanan karena negara memang dalam keadaan aman. Terbukti para eksodus Wamena bukan cuma orang Padang, Makassar atau Bugis, atau para pendatang saja, tetapi juga orang dari suku asli Papua (Melanesia) seperti Biak, Serui, Sentani, dll juga ikut eksodus. Dan juga terbukti bahwa sodara/i kita sesama anak bangsa yang beragama lain dilindungi di dalam gereja kok. Jadi daripada berjihad ke daerah konflik yang nantinya akan memperkeruh situasi jauh lebih baik Anda stop merilis statement dengan alasan bernuansa malaikat,” ujarnya.

Theresia mengatakan, dirinya sudah berkeliling Indonesia, dari Sabang sampai Merauke dan menemukan bahwa kehidupan masyarakat Indonesia benar-benar toleran, khsusunya di Papua.

“Oleh sebab itu saya menghimbau para pemimpin di daerah baik itu di Pemerintahan/Lembaga Tinggi/Lembaga Kultur, Pemimpin Agama, Pemimpin Adat hingga Tokoh Masyarakat/Pemuda/Mahasiswa di Tanah Papua untuk tegas menolak seruan jihad ke Wamena dan wilayah lainnya. Hiduplah dengan damai tanpa menghasut karena sesungguhnya damai itu memang indah. Mari lewat media sosial kita buat TAGAR #menolak_jihad_Wamena, #menolak_jihad_Papua,” pungkasnya. (Very)

Artikel Terkait