Nasional

Peluncuran Buku DR Roy Rening: Kebenaran Sering Diputarbalikkan Demi Kuasa dan Keuntungan Keluarga

Oleh : very - Selasa, 24/10/2023 21:25 WIB

Ibu Margaretha Situju, istri Roy Rening, didampingi anak-anak, menyerahkan buku kepada rekan kantor DR Roy Rening. (Foto: Indonews.id)

Jakarta, INDONEWS.ID - Peluncuran buku karya Dr. Stefanus Roy Rening, SH, MH, berlangsung sangat akrab di sebuah restoran di kawasan Matraman, Jakarta Timur, Selasa (24/10).

Hadir sejumlah tokoh, kerabat, kolega, wartawan dan istri serta anak Roy Rening – sapaan pendekanya - dalam peluncuran buku yang berjudul “Politik Hukum Peninjauan Kembali Dan Perlindungan Ham Di Indonesia” (Studi Perbandingan PK Belanda itu.

Namun, Om Roy – begitu para wartawan  biasa menyapanya - tidak bisa hadir dalam acara, yang sangat bermakna bagi dirinya itu.

(Didi Nong Say dalam kata sambutan. Foto: Indonews.id)

Roy menyapa para sabahat dan hadirin melalui sebuah surat yang dibacakan oleh anaknya, Augusto Advocatio Justino Rening.

“Saya harus menyelesaikan persoalan yang saya hadapi saat ini. Saya percaya kita akan segera bertemu setelah proses ini selesai. Oleh karena itu kita harus tetap semangat dalam penegakan hukum, keadilan dan kebenaran. Kita harus terus berjuang tanpa akhir, walau langit akan runtuh,” ujarnya.

Kemudian, kesempatan Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Yayasan Ignatius Joseph Kasimo, Joseph Belawa Liwun didapuk memberi kata sambutan.

(Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Yayasan Ignatius Joseph Kasimo, Joseph Belawa Liwun didapuk memberi kata sambutan. Foto: Indonews.id)

Menurutnya, judul buku yang ditulis oleh Roy tersebut merupakan gambaran sosial kehidupan kita saat ini. Buku ini menggambarkan sebuah perjalanan panjang umat manusia dalam mencari dan memperjuangkan kebenaran, keadilan dan kesetaraan.

“Inilah nilai-nilai dan prinsip dasar perjuangan yang kita geluti dan kita gumuli pada tiap ruang dan waktu,” ujarnya.

(Mewakili penerbit, Celestino Reda menerima buku dari Ibu Margaretha Situju. Foto: Indonews.id)

Menurut Joseph, pergumulan dan perjuangan untuk mewujudkan kebenaran, keadilan dan kesetaraan belum tuntas hingga hari ini.

“Kenyataan seperti itulah yang kita hadapi saat ini, dimana kebenaran, keadilan, dan kesetaraan terkadang diputarbalikkan dan diperjualbelikan demi kekuasaan, kepentingan dan keuntungan pribadi dan atau kelompoknya (anaknya, keluarganya seperti yang ramai diberitakan saat ini, red.) dengan berbagai macam alasan termasuk alasan kemanusiaan,” ucapnya.

Sementara itu, pengamat sosial, Didi Nong Say mengatakan - menyitir filsuf Plato – kebenaran adalah realitas utopia. Karena itu, kebenaran selalu bersifat relatif. “Karena itu, upaya yang manusia lakukan adalah terus-menerus menggapai sang kebenaran itu,” ujarnya.

(Ibu Margaretha Situju memberi buku kepada perwakilan wartawan, Paul Maku Goru. Foto: Indonews.id)

Sejatinya, katanya, manusia tidak akan pernah menemukan kebenaran dalam realiatas kehidupannya. Yang harus dilakukan manusia adalah terus-menerus mendekatkan diri pada kebenaran yang sejati.

Karena itu, katanya, buku Roy ini didasari oleh filosofi, roh, atau semangat yaitu bahwa jangan sampai kebenaran itu dikendalikan oleh orang-orang yang sebelumnya mengklaim kebenaran, para penguasa, pemenang, pejabat. Karena di masa datang mereka bisa berubah menjadi pencundang.

Acara peluncuran buku itu bertepatan dengan hari ulang tahun (HUT) Ibu Margaretha Situju, istri Roy Rening. ***

Artikel Terkait