Nasional

Polri Pastikan Tidak Ada Jajaranya Yang Terima Uang Soal Izin Kantor UBER

Oleh : hendro - Selasa, 26/09/2017 17:08 WIB

Ilustrasi layanan taksi UBER (ist)

Jakarta, INDONEWS.ID- Mabes Polri memastikan tidak ada anggotanya yang menerima suap dari UBER. Hal tersebut sekaligus membantah pernyataan aparat penegak hukum Amerika serikat tengah menyelidiki dugaan penyuapan dilakukan perusahaan taksi daring Uber di Indonesia.

Menurut Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto, saat ini pihaknya ingin mendapatkan klarifikasi soal adanya pemberitaan jika polisi telah menerima suap dari pihak Uber terkait izin lokasi.

Karena kata Setyo, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan info soal hal tersebut.

"Lokasinya yang di PT UOB. Sudah saya cek itu tetapi enggak ada itu, siapa yang terima duitnya, enggak ada. Makanya kita masih belum dapat infonya, makanya kita ingin klarifikasi bersamaan dari mereka. Supaya kita bisa klarifikasi dari sini," kata Setyo di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (26/9/2017).

Lebih lanjut Setyo menegaskan, jika memang benar UBER sudah memiliki izin lokasi perkantoran untuk beroperasi, itu bukan hak dari polisi untuk memberikan. "Ya kalau perizinan kantor bukan urusan polisi. Tetapi dia katanya kan membayar kepada polisi. Untuk apanya saya tidak tahu," ucapnya.

Setyo pun menyebut, jika salah satu kantor Uber saat ini sudah dipindah ke luar negeri. "Yang satu sudah dipecat dan yang satu sudah pindah ke luar negeri," tandasnya.

Untuk diketahui, seperti dilansir dari laman Bloomberg, Rabu (20/9/2017), menurut undang-undang AS, jika benar terbukti, tindakan Uber itu melanggar Foreign Corrupt Practices Act.
Sumber dari Bloomberg menyatakan akhir tahun lalu Uber membuka kantor di Jakarta di lokasi yang terlarang untuk area bisnis. Seorang karyawan Uber kemudian menyuap polisi supaya kantor mereka tetap beroperasi di lokasi tersebut. Transaksi penyuapan itu muncul dalam laporan keuangan yang dibuat karyawan Uber.

Sumber itu juga menyatakan Uber sudah memecat karyawan itu. Alan Jiang, pemimpin perusahaan Uber di Indonesia yang menyetujui laporan keuangan itu juga sempat absen dari tugasnya sebelum akhirnya mengundurkan diri dari Uber.

Artikel Terkait