Sosial Budaya

Peringati World Dance Day, Solo Menari 2018

Oleh : indonews - Rabu, 02/05/2018 19:51 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Di penghujung bulan April 2018 ini Kota Solo menggelar acara “Solo Menari”. Acara tersebut merupakan ajang tahunan yang digelar oleh Pemerintah Kota, untuk memperingati  World Dance Day (Hari Tari Dunia) yang jatuh pada tanggal 29 April.

Diselenggarakan di dua tempat yakni, di sepanjang Jalan Slamet Riyadi (mulai dari simpang empat Pasar Pon hingga Bundaran Gladak) dan di Kampus ISI. Di Jalan Slamet Riyadi acara berlangsung berbarengan dengan Car Free Day, mulai pukul 07.00 – 09.00 wib. Sedangkan di Kampus Institut Seni Indonesia (ISI), acara Solo Menari 2018 berlangsung selama dua hari yaitu 29-30 April 2018 selama dua puluh empat jam penuh.

(Penari di Solo, Foto: Ist)

Sebanyak 5000 penari  sudah memadati jalan protokol Slamet Riyadi sejak hari masih gelap. Mereka akan membawakan tiga Tari Gambyong, meliputi Tari Gambyong  Tri WMP karya Nunuk Rahayu dengan koreografer Blasius Subono dari ISI Surakarta, dan Tari Gambyong Pareanom karya Ngaliman (Alm). Acara ditutup dengan Tari Pergaulan yang melibatkan para penonton yang memadat di sepanjang kanan kiri jalan.

Sebenarnya, Solo Menari tahun ini tercatat di Rekor MURI karena diikuti oleh 5.000 penari. Tahun lalu  pesertanya tercatat hanya 1.200 penari. Sayangnya, terjadi gangguan teknis bahkan ketika acara menari belum lagi dimulai. Audio yang berada di banyak titik di kanan kiri jalan tidak berfungsi alias mati. Sehingga, hanya sedikit penari yang berada dekat dengan panggung utama di Gladak saja yang betul-betul menari. Selebihnya, ribuan penari dengan kostum cantiknya yang sudah siap menari sejak pagi hari, hanya berdiri saja dengan wajah kecewa karena tidak ada suara gamelan terdengar yang bisa mengiringi gerak tari mereka.

(Penari cilik Solo, Foto: Ist)

Salah satu penari bernama Louisa Sherpa dari Brazil mengungkapkan kekecewaannya karena tidak jadi menari. Padahal, pelajar sekolah menengah yang sedang mengikuti program pertukaran pelajar ini sudah mempersiapkan dirinya dengan baik, dengan berlatih menari secara intensif. Akhirnya, judul untuk penyelenggaraan Solo Menari kali ini  tampaknya harus diganti menjadi, “Solo (tak jadi) Menari”. (oleh: Naeema herawati).

Artikel Terkait