Bisnis

Ini Langkah Gubernur BI yang Baru Dalam Stabilkan Nilai Rupiah

Oleh : hendro - Kamis, 24/05/2018 16:31 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) yang baru Perry Warjiyo (istimewa)

Jakarta, INDONEWS.ID - Sejak nilai tukar rupiah melemah empat persen sejak Januari sampai 21 Mei 2018 lalu, Gubernur Bank Indonesia (BI) yang baru Perry Warjiyo berjanji akan melakukan penguatan kebijakan moneter melalui suku bunga acuan dan intervensi pasar untuk menstabilkan nilai tukar rupiah yang terus melemah.

"Saya akan prioritaskan kebijakan moneter untuk bisa stabilkan kurs rupiah dengan kombinasi kebijakan suku bunga dan intervensi ganda," tegas Perry usai  dilantik di Mahakamah Agung, Jakarta, Kamis (24/5/2018).

Menurut Perry, instrumen kebijakan moneter akan sepenuhnya digunakan untuk menjaga stabilitas perekonomian. Instrumen moneter diprioritaskan untuk menghadapi tekanan yang disebabkan normaliasi kebijakan moneter AS. " Selain itu, dalam menghadapi terus naiknya imbal hasil obligasi Pemerintah AS, US Treasuy Bill,yang menyedot modal asing di Indonesia," ujarnya.

Namun demikian, kata Perry, pihaknya tidak akan mengabaikan potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, salah satunya dengan instrumen makroprudensial.

Lebih lanjut Perry menegaskan, pihaknya akan menerapkan kebijakan moneter yang terdepan dan antisipatif atau pre-emptive dan ahead the curveguna merespons dinamika ekonomi global yang penuh dibayangi ketidakpastian. "Nilai tukar sekarang sudah overshoot," ungkapnya.

Lebih lanjut Perry menambahkan, pihaknya dalam waktu dekat juga akan memanggil perbankan yang aktif dalam pengelolaan devisa untuk menenangkan dan menyosialisasikan kebijakan moneter.

Untuk diketahui, Bank sentral sudah menghabiskan Rp 50 triliun untuk membeli SBN sejak awal tahun, termasuk di dalamnya sebesar Rp 13 triliun pada Mei 2018 ini. Intervensi itu untuk meredakan gejolak di pasar SBN karena tekanan modal keluar menyusul naiknya imbal hasil obligasi Pemerintah AS. (Hdr)

Artikel Terkait