Sosok

Simak Yuk 7 Fakta Seputar RA Kartini, No. 4 dan 5 Bikin Iri

Oleh : Rikard Djegadut - Selasa, 21/04/2020 11:01 WIB

Pahlawan Nasional Raden Ajeng Kartini (Foto: ist)

Sosok, INDONEWS.ID - Raden Ajeng Kartini adalah sosok pahlawan yang memperjuangkan hak kaum perempuan. Kalau bukan karena Kartini, rasanya perempuan Indonesia tidak akan maju dan modern seperti sekarang.

Karya tersohornya yang bikin Kartini melekat dalam ingatan kita adalah karyanya berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang". Karya ini ternyata menyimpan banyak kontroversi.

Selain namaya digunakan sebagai nama museum dan Jalan di Belanda, Berikut fakta menarik yang tidak diketahui publik sebagaiamana dikutip dari berbagai sumber :

1. Ada museum di Jepara

Di Jepara, tepatnya di Desa Panggang, Kecamatan Jepara, ada Museum R.A Kartini yang didirikan pada 30 Maret 1975, di masa pemerintahan Soewarno Djojomardowo.

Museum ini selain menyajikan benda-benda peninggalan Kartini, juga menyajikan benda-benda warisan budaya yang didapat di Jepara.

2. Kartini diabadikan nama jalan di Belanda

Nama Kartini terkenal sampai ke Belanda sebagai pejuang hak perempuan. Sampai-sampai, namanya dijadikan nama jalan di beberapa kota di Belanda, yaitu di Utrecht, Venlo, Amsterdam, dan Haarlem.

3. Pahlawan Kontroversial

Perempuan bernama asli Raden Adjeng Kartini dikenal lewat bukunya yang berjudul “Door Duisternis tot Licht” (Habis Gelap Terbitlah Terang).

Buku itu yang bukan ditulis oleh Kartini, namun disusun oleh J.H Abdendanon dalam Bahasa Belanda. Sebenarnya ada 150 surat di buku tersebut, tapi tidak semua ditampilkan karena banyak juga yang sifatnya sangat sensitif.

Akhirnya, buku tersebut diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan menampilkan 100 surat. Di antaranya, ada 53 surat yang ditujukan untuk sahabatnya, Rosa Abendanon dan suaminya.

Perempuan kelahiran Jepara, Jawa Tengah ini dianggap sebagai pahlawan kontroversial, karena para sejarahwan meragukan buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Soalnya, tidak ada bukti surat-surat Kartini.

4. Kartini seorang pebisnis

Kartini juga mendirikan sebuah bengkel ukir kayu untuk para pemuda di Rembang. Sehingga, kriya ukir dan kayu telah lama menjadi tulang punggung perekonomian di Kabupaten Jepara dan Rembang.

Ia berhasil membuktikan bahwa apa pun jalan yang dipilih tidak akan menghalangi jalan untuk mewujudkan impian. Meskipun jalan yang ditempuh sangat berliku.

5. Mahir berbahasa Belanda

Walaupun hanya mengenyam pendidikan dasar di sekolah anak-anak Belanda dan bangsawan pribumi, Kartini ternyata mahir berbahasa Belanda dan memiliki tata bahasa yang sangat bagus, soalnya ia selalu mengisi waktu dengan banyak membaca buku.
Orang-orang Belanda yang meragukan surat-surat Kartini tersebut, akhirnya yakin bahwa surat-surat tersebut memang asli tulisan Kartini.

6. Meninggal di Usia 25 Tahun

Dari hasil pernikahannya dengan Raden Adipati Djojo Adiningrat, Kartini dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Soesalit Djojoadhiningrat pada 13 September 1904.

Empat hari kemudian, Kartini meninggal dunia di usianya yang ke-25. Beliau dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.

7. Dikagumi Almarhumah Istri Raden Adipati Djojo Adiningrat

Raden Adipati Djojo Adiningrat menikahi Kartini karena permintaan istrinya, Sukarmilah sebelum meninggal. Sukarmilah mengagumi Kartini dan pemikiran-pemikirannya.

Makanya, ia berpesan kepada suaminya agar menikahi Kartini. Hal tersebut dilakukan agar anak-anak mereka mendapatkan pendidikan yang baik.

Artikel Terkait