Daerah

Begini Kronologi Perawat Covid-19 di Manggarai Barat NTT Babak Belur Dihajar Warga

Oleh : Rikard Djegadut - Jum'at, 15/05/2020 12:30 WIB

Ilustrasi perawat covid-19 (Foto: detik.com)

Jakarta, INDONEWS.ID - Seorang perawat yang bertugas mensosialisasikan virus corona Covid-19 di Puskesmas Wae Nakeng, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur ( NTT) babak belur dianiaya warga pada Rabu (13/5/2020) sekitar pukul 14.00 Wita..

Perawat bernama Hironimus Jehamat (36) itu dihajar seorang warga berinisial NK. Akibatnya, Hironimus mengalami sakit dan memar di kepala bagian kiri serta merasa nyeri pada tulang rusuk bagian kanan.

Mengutip Pos.Kupang.com, Kamis (14/5/2020) malam, warga Wae Nakeng Desa Poco Rutang, Kecamatan Lembor itu mengaku masih mengalami sakit di tubuhnya.

"Kejadian di lantai 2 puskesmas, saya posisi berdiri di depan komputer dan coba lindungi kepala, namun dia pukul saya di kepala. Tadi pagi saya bangun saya rasakan tulang rusuk saya nyeri, saya tidak tahu persis bagaimana saya dipukuli," katanya.

Kronologis Kejadian

Hironimus lebih lanjut menjelasakan kronologis kerjadian. Sekitar pukul 14.00 Wita, pelaku NK mendatangi Hironimus sambil marah-marah dengan alasan yang tidak jelas.

Pelaku sempat ditahan Kepala Puskesmas Wae Nakeng, Felisiana Nalut dan mempertanyakan maksud kedatangannya, namun hal itu tidak digubris oleh pelaku. Pelaku selanjutnya, kata Hironimus, langsung memburu dirinya dan melakukan penganiayaan.

"Apa motif yang membuat dia (pelaku) pukul saya, saya tidak tahu, saya hanya dengar dia bilang kau menjadi sumber kepanikan dan keresahan masyarakat di Wae Nakeng," kata Hironimus mengulang perkataan pelaku.

Beruntung, penganiayaan tersebut berhasil dihentikan setelah sejumlah rekan korban berdatangan karena mendengar Kepala Puskesmas Wae Nakeng, Felisiana Nalut yang berteriak histeris melihat kejadian tersebut.

Pelaku akhirnya menghentikan aksi kekerasan yang dilakukan dan selanjutnya meninggalkan Tempat Kejadian Perkara.

Hironimus Jehamat yang tidak terima atas kejadian tersebut karena merasa dirugikan langsung melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Lembor Polres Mabar pukul 14.30 Wita.

Laporan Hironimus tertuang dalam Surat Tanda Penerimaan Laporan Nomor STTPL/36/V/2020/SEK LEMBOR.

"Saya tidak terima karena saya tidak tahu alasan saya dipukuli," jelasnya.

"Saya juga bertugas sebagai koordinator Penanganan Covid-19 Puskesmas, dan saya sering lakukan Komunikasi, Edukasi dan Informasi (KIE) kepada masyarakat. Saya selama ini sampaikan informasi, Maklumat Kapolri, imbauan dari pemerintah terkait Covid-19 dan pelayanan di puskesmas, itu saja," katanya.

Pihaknya pun, tambah Hironimus, telah melaporkan kejadian tersebut kepada DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Mabar. Hasilnya, pihak DPD PPNI telah mengeluarkan kecaman atas perbuatan pelaku dan meminta kasus tersebut segera dituntaskan pihak kepolisian.

"Saat ini kami menunggu bagiamana proses hukum di tangan pihak berwajib," katanya.

Polsek Lembor, Polres Manggarai Barat (Mabar) melakukan penyelidikan kasus penganiyaan petugas sosialisasi Covid-19 Puskesmas Wae Nakeng.

Kasus itu dilaporkan korban Hironimus Jehamat (36), usai mendapatkan penganiayaan dari oknum warga setempat berinisial NK pada Rabu (13/5/2020).

Bersama rekannya, korban melaporkan kasus tersebut sekitar pukul 14.30 Wita dan laporan itu tertuang dalam Surat Tanda Penerimaan Laporan Nomor STTPL/36/V/2020/SEK LEMBOR.

"Kasus tersebut dalam tahap penyelidikan, besok kami akan panggil para saksi," kata Kapolsek Lembor, Ipda Yoga Darma Susanto saat dikonfirmasi Kamis (14/5/2020) malam.

Dijelaskannya, terdapat 2 saksi yang akan diperiksa Jumat (15/5/2020). Keduanya merupakan rekan kerja korban. "Besok rencananya kami periksa dua saksi. Karena kami masih menunggu hasil visum et repertum," jelasnya.

Pihaknya juga saat ini masih mengumpulkan keterangan dari informasi yang didapat pasca kejadian.

Ditanya terkait motif pelaku hingga nekat melakukan penganiayaan terhadap korban saat jam kantor, Ipda Yoga Darma Susanto mengaku hal tersebut masih dalam tahap penyelidikan.

Namun demikian, informasi dan keterangan sementara yang didapatkannya, pelaku melakukan aksinya lantaran terjadi kesalahpahaman.

Lebih lanjut, kesalahpahaman tersebut karena beredar informasi di pesan WhatsApp yang terkait istri pelaku. Diketahui istri pelaku juga petugas kesehatan di Puskesmas Wae Nakeng.

Sebelumnya, istri pelaku menjalani Rapid Tes dan terkonfirmasi reaktif positif. Informasi ini pun tak disangka beredar luas di pesan WhatsApp.

"Kejadian berawal dari informasi yang beredar dri pesan WA yang belum tahu asal usulnya, sehingga membuat pelaku mendatangi korban di Kantor Puskesmas Wae Nakeng. mungkin karna kesalah pahaman," katanya.*

Artikel Terkait