Nasional

Mantan Menteri PPN Optimistis Ketahanan Ekonomi Nasional RI di Akhir Tahun Aman

Oleh : Rikard Djegadut - Rabu, 26/08/2020 22:45 WIB

Bincang santai

Jakarta, INDONEWS.ID - Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Andrinof Chaniago mengatakan pandemi Covid-19 yang menyerang Indonesia pada Maret lalu menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II (Q2) mengalami minus 5,2 persen. Kendati demikian, ketahanan ekonomi nasional RI pada akhir tahun diprediksi membaik.

Hal itu dikatakannya dalam bincang santai "Indonesia Optimist" yang dihadiri beberapa tokoh antara lain calon Dubes LBBP RI untuk Republik Islam Iran merangkap Turkmenistan, Drs. Ronny Prasetyo Yuliantoro, MA., calon Dubes LBBP RI untuk Jepang merangkap Federasi Micronesia, Heri Achmadi, Pemred Indonews.id, Asri Hadi serta Amelia Pulungan dan Mugiharto dari Indonesia Optimist, juga selaku host acara yang berlangsung di Balai Sarwono, Jakarta Selatan, Rabu (26/8/2020).

"Di akhir tahun ekonomi Indonesia akan lebih baik. Dengan skenario optimis, minusnya bisa turun sedikit demi sedikit dari 3 persen turun ke 2 persen dan seterusnya. Jika dibanding dengan banyak negara, drop-nya ekonomi RI tidak separah negara-negara lain," kata Andrinof.

Wakil Komisaris Utama Bank Mandiri itu menjelaskan ada banyak faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi nasional minus. Di antaranya yang paling memengaruhi minusnya ekonomi suatu bangsa adalah investasi masuk dan ekspor yang turun drastis.

Selain itu, konsumsi di sektor swasta juga turun drastis. Hal ini membuat permitaan terhadap berbagai produk itu dari konsumen lain juga turun. Sementara yang masih menjadi andalan, tambahnya, adalah konsumsi rumah tangga.

"Karena rumah tangga harus terus mengkonsumsi meskipun menurun. Solusi untuk keluar dari persoalan ini adalah APBN yang digedein agar tidak terlalu drop," mantan Komisaris Utama PT Angkasa Pura I (Persero).

Namun persoalannya, ungkap Mantan Komisaris Utama BRI ini, adalah jika pencairan APBN ini terlambat dan tidak tepat sasaran. Hasilnya, target untuk mengatasi ekonomi minus di akhir tahun bisa tidak tercapai

 

(Foto: Rikard Djegadut/Indonews.id)

Maka dari itu, tuturnya, Presiden sangat concern dan serius agar serapan APBN itu benar-benar dijalankan dan harus tepat sasaran. Jadi penyerapan anggaran itu selain bertujuan untuk cepat sampai ke Masyarakat hang sedang membutuhkan, juga supaya ekonomi bergerak.

Terkait UMKM yang terpuruk akibat Pandemi Covid-19, Ia mengatakan Bank selalu menghitung resiko dalam melakukan pencairan kepada nasabahnya. Untuk itu, bank selalu melihat profil nasabah layak tidaknya menerima pinjaman.

"Bank punya data lengkap terkait profil nasabah. Bang menghitung resiko kredit. Sebab bila bank memberikan pinjaman dan nasabah gagal membayar, itu urusannya panjang," tutupnya.*(Rikard Djegadut).

 

Artikel Terkait