Nasional

Lakukan Ekspansi Perseroan, PNM Terbitkan Sukuk Rp712 Miliar

Oleh : Rikard Djegadut - Senin, 18/01/2021 20:01 WIB

Kantor Pusat PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) berencana menerbitkan Sukuk Mudharabah IV Tahun 2020 Seri A senilai Rp 712 miliar. Penerbitan sukuk ini bertujuan untuk mendukung ekspansi perseroan.

Berdasarkan keterbukaan informasi dari Kustodian Sentral Efek Indonesia pada Senin, (18/1), sukuk ini memiliki tenor tiga tahun dengan frekuensi pembayaran bagi hasil setiap tiga bulanan.

Pembayaran bagi hasil pertama pada 19 April 2021 dan jatuh tempo pada 19 April 2024. Kemudian, distribusi secara elektronik dilakukan pada 19 Januari 2021.

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk bertindak sebagai wali amanat. Adapun pada tahun ini, penerbitan surat utang dan industri pembiayaan diprediksi meningkat. Hal ini seiring mulai dipasarkannya vaksin Covid-19.

Presiden Direktur PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Salyadi Saputra mengatakan, perkembangan vaksin Covid-19 akan memulihkan aktivitas bisnis, termasuk di dalamnya peningkatan terhadap pembelian produk otomotif.

“Kalau peningkatan penjualan otomotif meningkat secara cepat, saya rasa kebutuhan untuk penerbitan surat utang korporasi oleh multifinance akan bertumbuh juga,” ujar dia.

Pertumbuhan tersebut juga akan dipengaruhi oleh industri industri multifinance yang membutuhkan untuk melakukan pembiayaan kembali (refinancing). Dengan adanya aksi ini, Industri multifinance akan lebih banyak melakukan penerbitan obligasi.

Untuk diketahui, industri multifinance dan lembaga keuangan khusus mendominasi penerbirtan obligasi korporasi pada 30 November 2020, yakni sebesar Rp 14,01 triliun dan Rp 8,9 triliun.

Sementara total penerbitan obligasi korporasi mencapai Rp 84,45 triliun. Pefindo memproyeksikan penerbitan surat utang korporasi pada 2020 berada di kisaran Rp 88,4 triliun hingga Rp 106,7 triliun.

Target ini merupakan revisi awal tahun 2020 yang semula diperkirakan mencapai Rp 158,5 triliun. Sedangkan pada tahun ini, Pefindo memperkirakan penerbitan surat utang korporasi berkisar Rp 122 triliun sampai dengan Rp 159 triliun.

Proyeksi ini berdasarkan pertimbangan jumlah surat utang yang jatuh tempo pada 2021 mencapai Rp 121,9 triliun.

“Kalaupun mengandalkan yang mau refinancing, itu sudah mencapai Rp 120 triliun, tapi diharapkan bukan hanya untuk refinancing, namun untuk ekspansi juga,” ujar dia.

Sedangkan prediksi surat utang jatuh tempo pada kuartal I-2021 sebesar Rp 22,5 triliun. Kemudian, pada kuartal II sejumlah Rp 31,7 triliun dan yang paling besar kuartal III sebesar Rp 38,1 triliun. Sementara kuartal IV sebesar Rp 29,6 triliun.*(Investor.id).

 

Artikel Terkait