Nasional

PSBB DKI Jakarta Diperpanjang Lagi Hingga 8 Februari

Oleh : Ronald - Minggu, 24/01/2021 20:59 WIB

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta resmi diperpanjang hingga 8 Februari 2021 mendatang, atau hingga dua pekan ke depan. (Foto : Ilustrasi)

Jakarta, INDONEWS.ID - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta resmi diperpanjang hingga dua pekan ke depan, yakni sampai dengan 8 Februari 2021. Hal ini mengikuti anjuran pemerintah pusat.
 
"Menetapkan perpanjangan pemberlakuan, jangka waktu dan pembatasan aktivitas keluar rumah selama 14 hari terhitung sejak 26 Januari 2021 sampai dengan 8 Februari 2021," dikutip dari Keputusan Gubernur (Kergub) Nomor 51 Tahun 2021, Jakarta, Minggu, 24 Januari 2021.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meminta masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan covid-19. Aturan mengenai protokol kesehatan tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 3 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Covid-19. 

Keputusan ditetapkan pada Jumat, 22 Januari 2021. Aturan PSBB belum berubah.

Perpanjangan PSBB DKI dengan demikian mengikuti keputusan perpanjangan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai 26 Januari sampai 8 Februari 2021 yang ditandatangani Menteri Dalam Negeri RI, Tito Karnavian.

Diberitakan sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyatakan, pihaknya sudah bersiap menangani pandemi Covid-19, sejak wabah tersebut masih dianggap enteng oleh sebagian pihak.

"Sejak Covid-19 masih dianggap enteng, disaat sebagian mengira ini urusan pendek yang akan cepat selesai, kami di DKI Jakarta sudah bersiap untuk menghadapi masalah ini sebagai urusan yang panjang," kata Anies dalam akun Instagram, Minggu (24/1/2021).

Anies menyebutkan, persiapan di RSUD Cengkareng menjadi salah satu buktinya. Ia mengatakan, rumah sakit ini sudah dijadikan rumah sakit khusus Covid-19 sejak awal pandemi masuk ke Indonesia.

Menurut Anies, RSUD Cengkareng saat ini memiliki daya tampung paling besar di DKI, dengan 80 kamar ICU dan 240 ruang rawat isolasi. Ia mengaku, pendekatan ini dilalukan karena belajar dari pengalaman kota lain di dunia, dimana pandemi berjalan dalam waktu yang panjang.

"Rumah sakit ini terus menambah kapasitas ICU dan tempat tidur isolasi. Ini berarti juga menambah jumlah tenaga medis, peralatan kesehatan, juga obat-obatan," ujarnya.

Anies juga mengutarakan, tenaga kesehatan merupakan benteng terakhir dalam penanganan pandemi. Bahkan, jumlah mereka tidak sepadan dengan banyaknya orang yang terinfeksi.

"Jangan biarkan benteng ini roboh karena hadirnya gelombang pasien Covid-19 yang makin banyak," tandasnya. (rnl)

Artikel Terkait