Nasional

Kesuksesan Vaksinasi Tahap Kedua Perlu Dibarengi Kepatuhan Prokes

Oleh : Rikard Djegadut - Jum'at, 19/02/2021 21:01 WIB

Acara Dialog Produktif bertajuk “Transaksi Jalan, Prokes Tetap Diutamakan” yang diselenggarakan KPCPEN dan ditayangkan di kanal youtube FMB9ID_IKP, Jumat (19/2).

Jakarta, INDONEWS.ID - Vaksinasi kepada pedagang pasar telah dilakukan pertama kali di DKI Jakarta tepatnya di Pasar Tanah Abang, pada Rabu 17 Februari 2021.

Vaksinasi bagi pedagang pasar menandai program vaksinasi tahap kedua sukses dilakukan menyasar pedagang pasar, pegawai sektor pariwisata, lanjut usia, petugas pelayan transportasi publik, anggota TNI dan Polri, guru, tokoh agama, wakil rakyat, pejabat negara, pegawai daerah, atlit, dan jurnalis.

Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin menyampaikan apresiasi kepada pemerintah karena sangat cepat membaca agar ekonomi segera pulih. Ia mengatakan minat pedagang sangat luar biasa menjelang satu hari sebelum pelaksanaan vaksinasi di Tanah Abang.

"Sehingga target hari pertama mencapai 1.400 pedagang yang sudah divaksin, dan hari kedua juga 1.400 pedagang, jadi kini total sudah 2.800 pedagang yang sudah divaksinasi,” terangnya dalam acara Dialog Produktif bertajuk “Transaksi Jalan, Prokes Tetap Diutamakan” yang diselenggarakan KPCPEN dan ditayangkan di kanal youtube FMB9ID_IKP, Jumat (19/2).

Lebih jauh, Arief Nasrudin menjelaskan angka sebelum sensus memang diperkirakan ada 50.000 pedagang, namun setelah disensus angkanya berkurang 30.000 – 40.000 lebih. Ia berharap angkanya bisa lebih dari itu. "Kita memang canangkan untuk vaksinasi di angka kurang lebih 53.000,” terangnya.

Tidak berhenti di Tanah Abang, PD Pasar Jaya akan bergerak cepat melakukan vaksinasi ke pasar-pasar lainnya. Arief mengaku pihaknya sudah merencanakan dengan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan untuk memvaksinasi di Jakarta Pusat, Timur, Barat, Utara dan Selatan sampai masuk ke pasar besar dan pasar kecil.

"Saat ini kami sedang mensensus semua pedagang by name, by address sehingga tidak salah dalam pelaksanaannya nanti,” ujarnya.

Manfaat vaksinasi ini dilihat oleh Arief Nasrudin akan mampu menciptakan kepercayaan bagi pelaku ekonomi,

“Saat vaksinasi dilakukan di seluruh pasar, harapannya adalah ekonomi mulai bergeliat juga, sehingga pemerintah bisa mengakselerasi vaksinasi ke sektor lain agar pertumbuhan ekonominya mulai membaik,” pungkasnya.

Senada, dokter dan Tim Penanganan COVID-19, dr. Falla Adinda menambahkan langkah pemerintah untuk memvaksinasi pedagang pasar di tahap kedua dinilai sudah tepat. Karena sektor ini adalah yang paling beresiko terpapar covid-19.

"Setelah pedagang pasar, sektor yang berisiko lainnya adalah sektor perhotelan dan restoran, lalu petugas pelayanan publik, artinya Indonesia punya prioritas tersendiri, tinggal bagaimana masyarakat tetap menjaga keinginan mereka untuk divaksin dan menjalankan protokol kesehatan,” terang dr. Falla.

Sementara itu, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) juga menanggapi positif langkah Kementerian Kesehatan untuk memasukkan sektor pariwisata sebagai penerima vaksin Covid-19 tahap kedua.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran menyampaikan sebanyak 121.485 tenaga kerja yang akan menerima vaksin tahap kedua yang berasal dari 1.549 perusahaan yang ada di seluruh Indonesia. Data tersebut diperoleh setelah adanya penyesuaian dengan Kemenkes.

“Tentu kami apresiasi upaya pemerintah karena usulan kami terealisasikan untuk vaksinasi di sektor pariwisata khususnya tenaga kerja perhotelan dan restoran. Respon pekerja beragam, tapi sebagian besar antusias sehingga saat mengumpulkan data, kami sedikit kewalahan,” terangnya.

Seperti halnya kelompok pedagang pasar, PHRI juga menyuarakan pandangan serupa. “Inilah harapan kami dengan divaksinasi, sektor pariwisata bisa bergerak kembali. Selama 12 bulan selama pandemi berlangsung, hotel dan restoran memang agak kesulitan beroperasi,” terang Maulana Yusran.

Lebih jauh, dr. Falla menjelaskan, protokol kesehatan itu dibuat agar masyarakat tetap menjalankan aktivitas sehingga tetap aman dan tak terinfeksi dan timbal baliknya ekonomi bisa berjalan. "Sehingga pelaku usaha hotel dan restoran bisa menerapkan kampanye lingkungan yang sehat aman, sehingga masyarakat merasa aman ketika berkunjung,” ungkapnya.

“Ketika bicara vaksinasi memang bicara efektivitas dan efikasi (kemanjuran) vaksin. Angka efikasi vaksin Sinovac yang dikeluarkan Badan POM menunjukkan 65,5%, angka ini cukup baik, tetapi ada kemungkinan kecil kita bisa terinfeksi namun dengan gejala ringan, itulah kenapa kita dihimbau setelah vaksinasi harus tetap menjalankan protokol kesehatan,” tutupnya.

Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dibentuk dalam rangka percepatan penanganan COVID-19 serta pemulihan perekonomian dan transformasi ekonomi nasional.

Prioritas KPCPEN secara berurutan adalah: Indonesia Sehat, mewujudkan rakyat aman dari COVID-19 dan reformasi pelayanan kesehatan; Indonesia Bekerja, mewujudkan pemberdayaan dan percepatan penyerapan tenaga kerja; dan Indonesia Tumbuh, mewujudkan pemulihan dan transformasi ekonomi nasional.

Dalam pelaksanaannya, KPCPEN dibantu oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dan Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional.*

Artikel Terkait