Nasional

Pesan Ancaman, Pengamat: Ini Era Terbuka Butuh Kolaborasi Semua Pihak

Oleh : very - Rabu, 21/07/2021 13:06 WIB

Pesan bernada ancaman. (Foto: Ilustrasi)

 

Jakarta, INDONEWS.ID -- Era demokrasi seharusnya diwarnai kebebasan berpendapat dan penuh dengan pertarungan ide-ide untuk mensejahterakan rakyat.

Tak masuk akal di negeri demokrasi seperti Indonesia ada pejabat yang anti kritik dan suka mengancam pendapat publik, apalagi dari tokoh masyarakat yang kredibel.

“Kenyataannya ada pejabat yang terungkap mengirimkan pesan bernada ancaman kepada tokoh nasional Rizal Ramli. Bukannya menerima kritik, atau melakukan upaya dialog, dan memperbaiki kebijakan dan kinerjanya malah sibuk menebar ancaman,” ujar Direktur Progress Indonesia, Taufik melalui siaran pers yang diterima redaksi, Rabu (21/7).

Dia menyebutkan bahwa sosok Rizal Ramli merupakan tokoh yang sudah sangat matang dalam bernegara. Karena itu, tidak mungkin melakukan kritik untuk kepentingannya sendiri.

“Rizal sejak awal sudah membaca kegagalan pemerintah mengendalikan pandemi covid-19 ini banyak memberikan solusi dalam tulisan maupun wawancaranya di media nasional, terutama dari sisi ekonomi. Rizal juga tak mudah ditekan untuk diam, sudah menghadapi banyak rezim dan malang melintang di luar dan dalam pemerintahan,” katanya.

Karena itu, Taufik menyayangkan ada pejabat yang lebih senang mengancam dari pada berdialog, lebih suka marah dari pada meminta maaf kepada rakyat dan mengakui kelemahan.

"Ada pejabat republik ini yang masih bergaya Orba, anti kritik, selalu merasa benar, dan suka menebar ancaman. Lupa bahwa ini sudah era yang sangat terbuka dan membutuhkan kolaborasi semua pihak. Janganlah merasa hebat terus, semua terkendali dan tidak ada masalah. Mari pahami batin rakyat sedang dalam situasi berat. Public mood yang down ini bisa mengarah pada ketidakpercayaan masyarakat pada pemerintah (public distrust), ini bisa meluas dan berlanjut menjadi keresahan sosial (public unrest)," ujar mantan Ketua Umum PP KAMMI ini.

Dia mengatakan bahwa pemerintah jangan merasa benar terus. Sumber daya dan kapasitas bukan hanya berada di pemerintahan, rakyat bukan objek dan beban negara sebagaimana mindset negara otoriter dan tertutup.

“Justru rakyat lebih memiliki daya tahan dalam berbagai kondisi. Pemerintah harus memahami situasi batin rakyat saat ini, bukan malah menebar ancaman dan bertindak sewenang-wenang. Udah bukan zamannya lagi main ancam," ujar Taufik.

Seperti diketahui, ekonom senior Rizal Ramli mengaku beberapa waktu lalu menerima pesan dari seorang pejabat tinggi negara. Melalui pesannya, sang pejabat tinggi itu meminta Rizal Ramli untuk berhenti mengeritik pemerintah terkait penanganan pandemi Covid-19.

Di samping itu, sang pejabat tinggi negara menuduh Rizal Ramli memiliki niat buruk di balik kritik yang kerap disampaikannya mengenai penanganan pandemi di tanah air.

“Tanam dulu birahi politik Anda. Jangan menambah buruk keadaan karena kebencian atau merasa paling hebat,” kata sang pejabat. (*)

 

Artikel Terkait