Opini

Final Bola Basket Olimpiade 2020, Balas Dendam Amerika VS Prancis

Oleh : luska - Sabtu, 07/08/2021 06:51 WIB

Penulis : Reinhard R. Tawas

Prancis di semi-final dengan susah payah mengalahkan Slovenia di semi-final bolabasket Olimpiade 2020 di detik terakhir.  Nicolas Batum memblok tembakan layup Klemen Prepelic dan menghentikan 17 kemenangan berturut-turut Slovenia dengan Luca Doncic sebagai tulang punggung yang sebelumnya selalu menepis berbagai penghalang. Skor 90-89! Nicolas Batum ini juga yang bersama timnya di NBA - LA Clippers - menghentikan laju Dallas Mavericks dengan Luka Doncic sebagai mesin utama di babak pertama play-off Juni lalu dalam tujuh pertandingan.  Dan ini membawa Prancis berhadapan dengan Amerika Serikat di final yang ditunggu-tunggu dan diharapkan fans untuk melihat apakah Prancis mampu mengulangi keperkasaan mereka atas AS di babak grup, atau AS melampiaskan dendam kepada tim yang mustinya - jika dibandingkan satu-per-satu pemain dengan pemain, AS lebih unggul. Tapi bola itu bulat, begitu juga ring basket. Semua bisa terjadi.

Betapa luka hati Luka Doncic melihat operan terakhirnya tidak menghasilkan poin. Meskipun begitu statistik tripple-doublenya - poin 16, rebound 10, assist 18 - di pertandingan adalah suatu yang tidak biasa padahal dalam rentang waktu empat menit terakhir yang dalam pertandingan basket itu panjang, dia tidak menembak karena pergelangan tangannya cidera ketika menahan laju badannya pada plexy glass pembatas. Bisa dibilang hasil dari keberpihakan Dewi Fortuna pada Prancis. Ketika teman-temannya sibuk selebrasi, Nicolas Batum mendatangi Luka Doncic dan memujinya dengan mengatakan "Saya benci bertanding melawan kamu". Keduanya berpelukan. Dan ini pujian Nicolas Batum tentang Luka Doncic utuk media dan fans:"He is the present, and he is next," katanya.
Nicolas Batum berhasil menghentikan Slovenia di detik terakhir. Dia dan Rudy Gobert  diharapkan dapat kembali menahan laju Kevin Durant dalam menuai poin di final memperebutkan medali emas. Prancis sadar bahwa Tim AS sudah mulai mendapatkan pijakannya di lapangan basket. Tertinggal 15 poin dari Australia di semi-final  berbalik menjadi menang 97-78. Dengan membuat surplus poin 15+19 = 34 sejak tertinggal 15 poin, terlihat berapa banyak "possesion" (giliran memegang bola) Australia yang sia-sia karena pertahanan yang semakin baik dari Tim AS dan diikuti "offense" yang meningkat.
Perlu dicatat bahwa tim AS yang terjun ke Olimpiade ini tidak diperkuat pemain-pemain terbaik Amerika. Tidak ada LeBron James, Stephen Curry, Kyrie Irving, James Harden, Russel Westbrook yang jika bergabung bisa dijamin lebih kuat daripada Dream Team Barcelona dulu. Alasan utama mereka tidak bermain adalah memberi kesempatan kepada yang lain. Ada juga yang cidera seperti Kyrie Irving. Menurut Jenderal Martin Dempsey, Ketua Board of Directors USA Basketball (di sini Perbasi), atlit-atlit NBA yang mewakili AS ini datang dengan sukarela (tanpa dibayar).  Mereka adalah Bam Adebayo (Center Miami Heat), Devin Booker (Guard Phoenix Suns), Kevin Durant (Forward Brooklyn Nets), Jerami Grant (F Detroit Pistons), Draymond Green (F Golden State  Warriors), Jrue Holiday (G Milwaukee Bucks), Keldon Johnson (G San Antonio Spurs), Zach Lavine (G Chicago Bulls), Damian Lillard (G Portland Trail Blazers), JaVale McGee (C Denver Nuggets), Khris Middleton (F Milaukee Bucks) dan Jayson Tatum (F Boston Celtics). Mereka patriot olahraga yang bertarung dan mendambakan berdiri di panggung medali mendengarkan lagu kebangsaan negaranya. 
Begitu juga mungkin dengan Tim Prancis yang diperkuat lima pemain NBA dengan gaji besar; Frank Ntilikina (G New York Knicks), Evan Fournier (F Boston Celtics), Nicolas Batum (F Los Angeles Clippers), Timothe Luwawu-Cabarrot (G/F Brooklyn Nets) and Rudy Gobert (C Utah Jazz). Gaji per tahun Rudy Gobert adalah USD 35.344.288 bahkan lebih tinggi daripada gaji Paul Pogba (USD 20.864.775) dan Kyllian Mbape (USD 29.210.685)  menurut  media  Inggris mirror.co.uk (Koran Daily Mirror).
Di Final Tim Prancis harus bermain paling tidak sama dengan ketika mereka mengalahkan Tim AS di babak grup 83-76 dengan mengunci Kevin Duran di 10 poin saja. Di pertandingan itu Prancis menunjukkan "defense" sangat baik dengan menahan persentasi tembakkan lapangan Tim AS cuma 36%, tembakan 3-poin 31%. Tapi di tiga pertandingan berikutnya Tim AS bangkit. Kevin Durant mencetak rata-rata 20,6 poin.  Tembakan lapangan meningkat tajam rata-rata 54,9% dan tembakan 3-poin 45,6%. Dan pemain-pemain bangku (cadangan) yang di pertandingan grup melawan Prancis  tidur dengan hanya mencetak 33 poin, di tiga pertandingan berikutnya bangun dari tidur dengan rata-rata 51,3 poin. Dengan "offense" Tim AS yang meningkat tajam  seperti ini, Prancis akan menghadapi situasi cukup sulit. Menjaga Kevin Durant dengan Nicolas Batum dan Rudy Gobert, akan membuat Devin Booker, Jrue Holiday, Khris Middleton leluasa. Ketiga pemain ini yang datang belakangan karena memperkuat Suns dan Bucks di Final NBA sudah padu dengan yang lain.  Tapi apakah akan mudah Tim AS untuk balas dendam? Tunggu dulu. Melawan Slovenia dengan Rudy Gobert pemain bertahan terbaik NBA,  Prancis melakukan 8 blok (yang berpotensi menghasilkan  16 poin), menembak 3-poin dengan akurasi 48%. Selain terhadap Evan Fournier, Tim AS harus ekstra hati-hati dengan Nando de Colo yang mencetak 25 poin 7 rebound dan 5 assist di semi-final. De Colo pernah bermain di NBA bersama SA Spurs dan Toronto Raptors. 
Di pertandingan ini pertaruhannya adalah medali emas. Tapi bagi AS bukan hanya itu. Rasa malu, muka mau ditaruh dimana, ketika kalah di pertandingan pertama, akan melecut semangat untuk main habis-habisan dan menang.

*****

 

Artikel Terkait