Daerah

Rintis Lima Bidang Usaha di Masa Pandemi, Kisah Ibu Guru Honorer Berwirausaha

Oleh : Mancik - Rabu, 25/08/2021 13:03 WIB

Guru Honorer Isabela Sendang yang tengah merintis lima bidang usaha di Labuan Bajo, Manggarai Barat.(Foto:Istimewa)

Oleh: Sil Joni*

INDONEWS.ID - "Kita mesti kreatif, putar otak di masa pandemi ini pak. Kalau tidak, kita akan terhempas oleh badai pandemi itu". Itulah kalimat yang meluncur dari bibir Isabela Sendang, seorang guru honorer di salah satu sekolah kejuruan di Labuan Bajo.

Dirinya sadar betul bahwa pendapatan yang diperolehnya sebagai guru, tidak seberapa. Karena itu, beliau harus mencari alternatif lain agar bisa bertahan hidup di kota super premium dan kalau dapat, membantu keluarga dan sesama.

Bersama sang suami, Isabel (demikian sapaan akrabnya) merintis lima komponen bisnis sekaligus, yaitu Gorengan, Kios, Kafe, Barber Shop (tempat pangkas rambut), dan Salon Kecantikan. Menariknya, kelima bidang usaha itu, diberi nama `Komodo`. "Nama Komodo itu menjadi semacam branding untuk usaha kami pak", ungkap Isabel dengan wajah gembira.

Seperti apa dinamika perjuangan ibu Isabel dalam menekuni dunia bisnis itu, berikut kami akan turunkan kisahnya.

Jarum jam menunjukkan pukul 12.30 WITA. Terik mentari siang membakar kulit dan bikin gerah. Peluh mengalir deras. Cuaca di seputaran kota Labuan Bajo benar-benar ekstrem di musim kemarau seperti sekarang ini.

Seusai melaksanakan pembelajaran online di sekolah, saya dan seorang rekan jurnalis coba mencari ‘kantin’ untuk sekadar berteduh dan mencicipi minuman dan kudapan. Maklum ‘area perut’ sudah mulai bergolak. Sebuah pergolakan yang meminta tanggapan yang serius.

Saya mengajak rekan guru yang juga seorang jurnalis itu untuk mampir ke kantin Komodo Gorengan. Saya tahu bahwa pemilik kantin itu adalah ibu Isabel yang tidak lain adalah rekan guru kami di SMk Stella Maris Labuan Bajo. Kantin itu terletak persis di sisi kanan jalan Trans Flores, sekitar 40 meter dari Polres Manggarai Barat (Mabar).

Seorang ibu berpenampilan menarik, dengan senyum yang ramah coba menyapa dan mengajak kami untuk menikmati apa yang biasa disuguhkan kepada pelanggan di tempat itu. Ritual penyambutan singkat dan dilanjutkan dengan obrolan manis, mengalir begitu saja.

Tak lama kemudian, sesuai pesanan, kopi susu dan ubi goreng tersaji di meja kami. Sambil menikmati minuman dan kudapan, kami menyimak secara serius kisah demi kisah dari ibu yang lahir di Waliok, Manggarai Timur, 8 Juni 1986 ini. Selain mengelola kantin, ternyata istri dari Adryanus Abut ini, sehari-hari bekerja sebagai seorang guru di SMK Stella Maris Labuan Bajo.

Kami semakin penasaran ketika mengetahui bahwa ibu Isabel, demikian sapaan manisnya, ternyata alumnus pascasarjana (S2) di salah satu Perguruan Tinggi di Makasar. Ilmu manajemen menjadi spesialisasinya ketika mengenyam pendidikan pada jenjang strata dua tersebut. Dengan demikian, saat ini beliau menyandang gelar Magister Manajemen (MM).

Spirit Berwirausaha

Bagi ibu Isabel, gelar akademik yang tinggi bukan untuk gagah-gagahan, tetapi mesti bisa dipertanggungjawabkan dan bermanfaat bagi banyak orang. Ilmu manajenmen yang ditekuninya membangkitkan ‘spirit berwirausaha’ dalam dirinya. Karena itu, selain mengajar di SMK Stella Maris sejak tahun 2018, beliau memberanikan diri untuk terjun ke dunia bisnis.

Pada tahun 2019, bersama suaminya mereka membuka Kantin dan Kios ‘Komodo Gorengan’ di Jln Frans Nala, sekitar 75 meter dari Polres Mabar ke arah Patung Caci. “Kami hanya menggunakan modal sebesar 25 juta dalam membuka usaha ini. Modal sebanyak itu sudah termasuk sewa tanah (Rp25.000.000/tahun) dan ongkos buat ruangan”, tutur ibu guru PKn ini.

Menurut ibu dari Yohanes Desion Bunduk Abut ini, meski badai Covid-19 belum berlalu, kantin dan kios kecilnya tetap stabil. ‘Kami meraup keuntungan bersih, Rp200.000/hari di luar gaji karyawan sebanyak 2 orang’, ungkap Isabel. Dengan pendapatan sebesar itu, maka cita-cita menopang ekonomi rumah tangga sebagai motivasi awal pendirian Kantin ini, sudah terwujud.

Usaha Kantin dan Kios ini, demikian ibu Isabel, semakin maju saat ini. Pelbagai jenis minuman dan kudapan seperti pisang goreng, ubi goreng, tahu isi, tempe, bakwan, dll dengan aroma rasa yang aduhai ‘tersaji apik’ di kantin ini. Puan dan tuan tinggal memilih sesuai selera.

Setelah usaha kantin dan kios menuai sukses, Ibu Isabel dan suaminya mulai melebarkan sayap bisnis di bidang yang lain. Pada tahun 2020, pasangan ini membangun dan membuka usaha Café dan Barbershop (jasa gunting dan pijat muka) yang berlokasi persis di pertigaan Polres Mabar, di sebelah kiri jalan ke arah SMK Stella Maris. Barbershop itu diresmikan (diberkati) oleh Rm. Kornelis Hardin, Pr pada tanggal 20 Oktober 2020.

Modal awal untuk membangun tempat usaha Café dan Barbershop, demikian ibu Isabel sekitar 200-an juta. Saat ini, mereka mempekerjakan 5 orang karyawan. Mereka bertanggung jawab dalam mencukur, mencuci rambut, facial (muka), sewing (membersih kumis), pijat (pomed) rambut dan mengurus kafe. Barbershop ini dilengkapi dengan fasilitas elektrik yang memadai.

Di ruang cafeteria, tersedia aneka jenis minuman seperti kopi, teh, susu, ABC Moka, juice buah segar, dll. Juga tersedia variasi kudapan dengan rasa yang khas seperti Pisang Epek, Pisang Goreng, Pisang Goreng Krispi, Kentang Goreng, Martabak Mini Manis, dll.

“Minuman dan kudapan ini diolah berdasarkan perpaduan aroma rasa Sulawesi dan Manggarai”, ungkap ibu Isabel dengan mata berkaca-kaca. Menariknya, dan mungkin menjadi nilai lebih dari Café ini adalah, proses penyediaan hidangan, semuanya menggunakan alat yang secara higienis tak diragukan lagi.

Meski usaha Café dan Barbershop ini dirintis pada saat badai Covid-19 sedang ganas, menurut ibu Isabel, keuntungan yang mereka peroleh relatif stabil. Bayangkan saja, selama masa pandemi ini, mereka meraup untung, minimal Rp500.000 per hari. Dengan pendapatan sebesar itu, mereka bisa menggaji karyawan secara reguler, membiayai kebutuhan harian, dan menabung untuk hari tua.

Belum puas dengan usaha yang ada, Isabel dan suaminya nekat membuka bisnis baru, yaitu Salon Kecantikan. Jenis usaha itu tetap diberi nama "Komodo Beauty Syalon". Mereka coba memanfaatkan `sepotong lahan sisa`di samping bangunan Komodo Barber Shop.

"Kami harus menguras kas sekitar Rp 60.000.000 untuk membangun dan mendatangkan semua fasilitas. Untuk sementara fasilitas untuk usaha Salon Kecantikan ini, masih dalam perjalanan", jelas Isabel dengan nada optimis.

Membantu Keluarga dan Sesama

Intensi dan motivasi dalam menggeluti dunia bisnis, menurut ibu Isabel tidak hanya berkaitan dengan pengejaran keuntungan semata, tetapi juga dilatari oleh kemauan untuk membantu keluarga dan sesama. Dirinya ingin membantu keluarga dan mereka yang kurang mampu melalui usaha dagang tersebut. Untuk itu, ibu Isabel dan suaminya sangat memperhatikan kesejahteraan karyawan.

Niat luhur untuk ‘membantu orang lain’, tidak mungkin hanya mengandalkan penghasilan dari pekerjaan sebagai guru honerer di salah satu sekolah kejuruan di Labuan Bajo. Dengan berbekalkan ilmu manjemen dan jiwa wirausaha, ibu Isabel dan suaminya berani mengambil risiko untuk menekuni dunia bisnis.

Ternyata keputusan dan pilihan dari pasangan ini, tidak sia-sia. Mereka boleh ‘memetik’ buah dari jeri lelah yang mereka perlihatkan dengan serius selama ini. ‘Saya bersyukur kepada Tuhan sebab sejauh ini, usaha kami ini tidak mengalami kendala yang berarti’, ucap ibu Isabel Bangga.

Baginya, jika kita mempunyai ‘tekat dan kemauan yang kuat’, maka keberhasilan itu cepat atau lambat akan menghampiri kita. Karena itu, ibu Isabel mendorong ibu-ibu untuk berani membuka usaha sampingan agar bisa menopang kehidupan ekonomi rumah tangga dan bisa eksis di kota pariwisata ‘super premium’ ini.

Inspirasi Bagi yang lain

Berbincang dengan ibu Isabel rasanya selalu menarik. Kita tidak pernah bosan mendengarnya. Tak terasa, kami menghabiskan waktu hampir 2 jam di Kantin Komodo Gorengan itu.

Ketika hendak pamit, kami meminta izin kepada ibu Isabel agar kalau dapat ‘kisah yang mengalir sedari tadi’ itu dipublikasikan ke khalayak pembaca. Pengalaman membuka dan mengelola usaha dalam lima bidang sekaligus (Kantin, kios dan Café, Barbershop, dan Salon Kecantikan) dari ibu Isabel bisa menghadirkan inspirasi baru bagi yang lain untuk menekuni dunia bisnis, baik dalam bidang yang sama maupun dalam bidang yang lain.

“Terima kasih atas kunjungannya nana. Ini sebuah perjumpaan yang sangat berkesan”, ucap ibu Isabel. Sembari menyodorkan senyuman dan air muka bahagia kami membalas ucapannya.

"Terima kasih juga ibu. Kami sudah mendapat suguhan minuman, kudapan dan kisah hidup yang menawan dari ibu”, ucap rekan jurnalis yang begitu bersemangat mendengar cerita dari ibu Isabel, guru PKn di SMK Stella Maris sekaligus pengelola bisnis Kantin, Kios, Kafe dan Barbershop.

Jika tuan dan puan, tertarik dengan kisah ini dan mau merasakan produk jualan ibu Isabel, silakan kunjungi Kantin Komodo Gorengan dan Komodo Café and Barbershop yang letaknya berdekatan di Jln Frans Nala, Pertigaan Polres Mabar. Biar publik pembaca bisa merasakan secara langsung ‘denyut sensasi seabrek aktivitas bisnis di tempat ini.

Badai pandemi tidak membuat naluri berwirausaha dari biu Isabel mati. Sebaliknya, mereka seolah mendapatkan energi dan inspirasi baru dalam melebarkan sayap binis. Kreativitas dan keuletan mereka semakin terasah dan teruji di masa pandemi ini. Selamat.

*Penulis adalah warga Manggarai Barat. Tinggal di Watu Langkas.

Artikel Terkait