Bisnis

Soal Kritikan Fernando Emas Tentang Industri Baja, Relawan Jokowi: Ahlinya Justru Ada di Krakatau Steel

Oleh : very - Selasa, 21/09/2021 22:20 WIB

Dirut PT Krakatau Steel, Silmy Karim. (Foto: Ant)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Relawan Jokowi sebagai pendukung Presiden Joko Widodo menyikapi pengamat kebijakan publik Fernando Emas yang mengatakan PT Krakatau Steel (KS) sebagai perusahaan plat merah hanya menjadi penonton di negri sendiri.

Fernando menilai, bahwa Krakatau Steel tidak mampu menyediakan bahan baku (baja) di dalam negri.

“Saya kira itu keliru, Krakatau Steel bukannya jadi penonton atau tidak mampu menyediakan bahan baku kebutuhan industri baja nasional. Kita lihat dulu duduk masalahnya secara jeli dan lebih mendasar lagi. Misalnya adanya impor baja dari negri Tiongkok (China) yang terbebas dari tarif bea masuk anti dumping. Ini saya kira perlu diteliti lebih mendalam oleh Fernando sebagai pengamat kebijakan publik, sehingga dia enggak keliru menuding orang,” jelas Sekjen Kornas-Jokowi, Akhrom Saleh dalam rilisnya yang diterima redaksi, Senin 20 September 2021.

Akhrom mengatakan, Dirut Krakatau Steel, Silmy Karim yang juga sebagai chairman asosiasi  industri besi/baja nasional (IISIA) justru menolak dan melakukan protes serta mengajukan proteksi terhadap baja import. Karena perihal import baja atau bahan baku lainnya bukan ranah dirut BUMN (KS) seperti yang ditudingkan Fernando Emas. Pasalnya, kebijakan import merupakan ranah Kementerian Perdagangan.

“Karena itu, sebaiknya jadikan saja sekalian Silmy Karim sebagai menteri supaya bisa memproteksi import yang merugikan produksi nasional. Seharusnya dia pelajari lebih komprehensif lagi persoalan itu, supaya lebih jelas apa penyebabnya, jadi enggak sembarangan menilai orang,” ujarnya.

Akhrom menilai bahwa tuduhan tersebut justru terkesan tendensius dan tidak ilmiah serta tidak paham tentang industri baja nasional.

Dia menambahkan, selama Silmy Karim memimpin perusahaan plat merah tersebut justru mendapatkan keuntungan. “Sebelum Silmy Karim memimpin Krakatau Steel selalu merugi. Dan di bawah kepemimpinan Silmy Karim barulah KS dapat keuntungan selama dua tahun berturut-turut. Jadi saya kira sangat prematur dan keliru kalau Fernando dia menilai KS hanya jadi penonton apalagi gagal dalam menyediakan bahan baku baja nasional,” tutup Akhrom. ***

Artikel Terkait