Daerah

Ganjar Pranowo Minta Maaf ke Warga Wadas, Brigade: Ini Sikap Sejuk dari Pemimpin

Oleh : indonews - Kamis, 10/02/2022 20:42 WIB

Gama Andrea, Ketua Umum BRIGADE. (Foto: Indonews.id)

Bogor, INDONEWS. ID - Insiden pengukuran lahan tambang di Desa Wadas, Purworejo, yang berujung penangkapan sejumlah orang oleh kepolisian kemarin, akhirnya mendapat titik temu.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, secara terbuka meminta maaf terkait insiden  tersebut.

Ganjar juga memastikan, warga yang sempat ditangkap polisi akan segera dilepas.

"Saya ingin minta maaf kepada seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Purworejo, terkhusus yang ada di Desa Wadas, karena kejadian kemarin mungkin merasa betul-betul tidak nyaman," ujar Ganjar dalam keterangan pers yang digelar di Mapolres Purworejo, Rabu (9/2/2022).

"Saya minta maaf dan saya minta maaf," demikian ditegaskan kembali oleh Ganjar di ujung kalimatnya.

"Kemarin malam saya cukup intens komunikasi dengan Pak Kapolda, intens sekali untuk memantau perkembangan yang ada di Purworejo, terkhusus Wadas. Kami sudah berkomunikasi dan bersepakat masyarakat yang kemarin diamankan insyaallah akan dilepaskan," lanjut Ganjar.

Dalam kesempatan yang sama, Ganjar juga mengaku sudah melakukan komunikasi dengan Komnas HAM terkait dengan warga yang ditangkap tersebut.

"Kami sempat berkomunikasi dengan Komnas HAM, dan Komnas HAM pun sepakat (dilepas) karena di antara kami komunikasi sangat intens terkait hal ini," demikian kata Ganjar.

Gama Andrea, Ketua Umum BRIGADE mengapresiasi sikap tulus Ganjar Pranowo yang secara terbuka meminta maaf kepada warganya.

"Selain meminta maaf secara terbuka, Pak Ganjar juga berkoordinasi dengan kepolisian agar yang sudah ditangkap untuk dilepas. Ini  sikap yang sangat sejuk dari seorang pemimpin," kata Gama Kamis (10/2/2022) malam.

Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan bahwa terkait insiden pihaknya mengamankan 64 warga yang diamankan di Mapolres Purworejo dan akan dibebaskan hari ini.

"Pernyataan Pak Kapolda ini sangat sejuk. Ini karena koordinasi yang baik antara Pak Gubernur dan Pak Kapolda Jateng. Pemimpin yang melayani ya memang harus koordinasi," ujar Gama.

Gama meminta agar masyarakat menyerahkan masalah ini kepada Kapolda Irjen Ahmad Luthfi dan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.

Bagi Gama, dengan informasi dari sumber yang resmi, maka tidak terjadi bias informasi.

Apalagi lanjut Gama, Kapolda sudah membantah keras informasi yang beredar bahwa polisi mengepung sebuah masjid dalam pengamanan pengukuran lahan di Desa Wadas, Purworejo.

"Pak Kapolda menyebut ada pihak-pihak yang melakukan framing dan membuat foto serta potongan video saat polisi berjaga di sekitar masjid menjadi viral. Di video viral polisi melakukan penyerbuan terhadap masjid, ini tidak benar," kata Luthfi dalam jumpa pers di Mapolres Purworejo, Rabu (9/2/2022).

"Jadi Pak Kapolda sudah luruskan, tidak ada pengepungan masjid. Justru yang di dalam masjid polisi amankan. Ini clear. Semoga masyarakat tidak disesatkan dengan informasi yang tidak benar," kata Gama.

Bagi Gama, peristiwa Wadas terjadi saat ada pengejaran dari warga yang setuju dengan pengukuran terhadap warga yang menolak pengukuran.

Warga yang menolak pengukuran berlari masuk ke dalam masjid. Melihat potensi benturan itu, polisi justru akhirnya melindungi warga yang berada di dalam masjid dari kejaran.

"Jadi clear. Tidak terjadi kontak. Tidak terjadi penangkapan warga dalam masjid," kata Gama sambil mendesak kepolisian mengusut pelaku yang melakukan edit foto kejadian lalu menyebarkan ke media sosial. (yopi)

 

Artikel Terkait