Sosok

Konsistensi Sang `Tokoh Pergerakan`: Berjuang Demi Kepentingan Rakyat

Oleh : very - Kamis, 17/03/2022 10:23 WIB

Rizal Ramli adalah mantan Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia (2000-2001) dan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (2015-2016). (Foto: ist)

Jakarta, INDONEWS.ID --- Sikapnya tenang, dan gaya bicaranya lugas. Wajahnya jelas menunjukkan ketulusan, kejujuran dan konsistensinya untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kemajuan Indonesia. Itulah ekonom senior, Dr Rizal Ramli.

Dengan visi, integritas, dan kepemimpinannya, Rizal Ramli menapaki berbagai tangga kesuksesan dan menduduki posisi strategis di pemerintahan. Ia menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya sejak 12 Agustus 2015 hingga 27 Juli 2016, pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Sebelumnya, Rizal Ramli yang dijuluki “Pembuat Terobosan” atau “Rajawali Ngepret” terutama karena ide-idenya yang segar dan memecahkan masalah, menjabat sebagai Kepala Biro Logistik Indonesia (Bulog) pada tahun 2000, Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan dan Industri dan Menteri Keuangan Indonesia dalam Kabinet Persatuan Bangsa pada era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 1999-2001.

Rizal, lahir di Padang, 10 Desember 1954, memandang perempuan di Indonesia itu perkasa, cerdas, dan mandiri. Mereka telah berhasil bekerja di lingkungan keluarga dan telah membuktikan eksistensinya di berbagai bidang. Mulai dari tenaga kesehatan, pendidik, ekonom, arsitek hingga dunia politik.

“Saya bisa berada di posisi ini sekarang dengan peran dan dukungan dari beberapa wanita inspiratif dalam hidup saya,” jelas Rizal Ramli seperti dikutip “Tatler Indonesia” yang ditulis oleh Novranto Hunt.

Salah satu pendiri Kelompok Studi Ekonomi (ECONIT) ini menjelaskan, sosok perempuan pertama yang membentuk kepribadiannya adalah ibunya yang bernama Rawiyah. Rizal mengatakan bahwa orang tuanya telah meninggalkannya sejak dia berusia lima tahun. Namun kenangan tentang ibunda tercinta masih terukir dalam ingatan.

Menurut Rizal, ibunya yang berprofesi sebagai guru di salah satu sekolah pendidikan Belanda ini adalah wanita modern yang memiliki pandangan jauh ke depan. Ibunya selalu mengajarinya membaca sejak dia masih kecil. “Saya ingat dengan baik; ibuku biasa mengajakku duduk di dekat jendela untuk membaca buku cerita. Sejak saat itu, saya senang membaca. Dan sejak usia tiga tahun, saya sudah bisa membaca,” kenangnya.

(Rizal Ramli bersama keluarga. Foto: Ist)

Bagi Rizal, kecintaan membaca merupakan warisan berharga dari ibunya. “Dengan rajin membaca, terutama cerita dan pemikiran tokoh-tokoh dunia seperti Ir. Soekarno, Nelson Mandela dan Albert Einstein, saya seolah berdialog dengan mereka. Dan ini adalah bekal hidup yang penting. Saya sangat berterima kasih kepada mendiang ibu saya yang telah memberikan kasih sayang, perhatian dan pengorbanannya untuk mendidik saya,” kata Rizal.

Selanjutnya, sosok perempuan kedua yang juga sangat berjasa dan berperan penting dalam kehidupan Rizal Ramli adalah neneknya bernama Kasina Rachman.

Setelah orang tuanya meninggal, Rizal mulai tinggal bersama neneknya di Bogor, Jawa Barat, pada usia lima tahun. “Sejak kecil, saya dibesarkan dan sangat dekat dengan nenek saya,” ujarnya.

Bagi Rizal Ramli, neneknya seperti orang tuanya sendiri. Rizal mencatat, neneknya selalu meminta cucunya membaca koran. Meski tidak bisa membaca dan menulis, Rizal ingat rasa penasarannya sangat luar biasa.

Mantan Penasihat Ekonomi untuk Fraksi ABRI di DPR/MPR itu mengatakan dari sang nenek, Rizal Ramli belajar untuk selalu berpikiran terbuka, kritis, dan ingin tahu, peka terhadap perkembangan kondisi sosial di masyarakat.

Ada lagi sosok perempuan luar biasa dalam hidup Rizal, sosok perempuan yang bisa memberikan semangat dan kasih sayang kepada Rizal Ramli, yakni mendiang istrinya, Ir. Herawati Ramli M.Arch, seorang arsitek lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Harvard School of Design. Hera—begitu dia biasa disapa—memiliki kepribadian yang sangat berbeda dengan Rizal.

Namun, mereka memiliki banyak kesamaan; yaitu, mereka sangat mencintai Indonesia dan sangat peduli dengan nilai-nilai kemanusiaan. “Saya orang yang sangat rasional, tegas dan terbuka. Sedangkan Hera sangat tenang, lembut dan berhati-hati dalam berbicara serta sangat memperhatikan perasaan orang lain,” jelas Rizal.

Pada tahun 1982, Rizal Ramli dan Herawati menikah, dan kemudian mereka dikaruniai tiga orang anak, Dhitta Puti Sarasvati Ramli, Dipo Satria Ramli, dan Daisy Orellana Ramli.

Pada tahun 2006, Herawati meninggal dunia. Bagi Rizal Ramli, untaian semangat dan cinta yang diberikan Herawati kepadanya, ketiga anak mereka dan teman-temannya meninggalkan kesan yang mendalam. Mereka tidak pernah bisa dengan mudah dilupakan, termasuk semangat cinta Indonesia dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang terus diusung dan disuarakan Rizal Ramli hingga detik ini.

Wanita-wanita luar biasa di sekitar Rizal Ramli yaitu ibunya Rawiyah, neneknya Kasina Rachman dan istri tercinta Herawati Ramli, menjadi sumber inspirasi dan energi yang memaksa dirinya menjadi sosok inovatif yang selalu berpikir untuk kemajuan bangsa.

Rizal Ramli yang lebih suka disebut “Tokoh Pergerakan” ini mengatakan bahwa dirinya tidak pernah memikirkan dirinya sendiri. Yang ada hanyalah tekad yang teguh untuk memperjuangkan kebenaran demi membela kepentingan masyarakat luas. Sikap konsisten Rizal Ramli terlihat dan terpancar hingga saat ini. ***

 

Artikel Terkait