Jakarta, INDONEWS.ID - Pusat perbelanjaan Sarinah Thamrin bersama Star Creation ID (SCID) menyelenggarakan pentas jazz bertajuk "Allure of the Archipelago" atau "Rayuan Pulau Kelapa" pada 30 April 2022.
Acara yang berlangsung di Ground Floor, Sarinah Mal, Jakarta Pusat itu digelar dalam rangka menyemarakan peringatan Hari Jazz Internasional yang diperingati setiap 30 April tiap tahunnya.
"Allure of the Archipelago" terinspirasi dari lagu "Rayuan Pulau Kelapa" yang merupakan salah satu ciptaan dari penyanyi legendaris Indonesia, Ismail Marzuki. Dimana lagu ini berbicara tentang keindahan dan daya tarik alam tropis Nusantara.
Pertunjukan ini difokuskan untuk memberi ruang bagi musisi jazz generasi muda Indonesia pimpinan Nial Djuliarso, seorang pianis jazz pemenang penghargaan yang telah menciptakan interpretasi kontemporer terhadap lagu Ismail Marzuki.
Pada acara yang digelar mulai pukul 16.00-18.00 WIB tersebut, tampil East Slide Jazz initiative yang dipimpin Nial Djuliarso mengiringi penyanyi jazz pendatang baru berbakat berusia 18 tahun, Alonzo Brata.
Acara yang dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional, alumni SMA Teladan Jakarta seperti Menteri BUMN Erick Thohir dan Pimpinan DPR RI Rachmat Gobel.
Selain itu, tampak hadir juga para musisi papan atas seperti Chandra Darusman, Dwiki Dharmawan, Sandy Sandhoro. Sementara di antara tamu undangan terlihat Gita Wirjawan, Conrad Lamury, Dhani Pette, Bujana dan para direksi BUMN.
Master of Ceremony (MC) Erie Vitria Trisanti selaku teman Pemred Indonews.id Asri Hadi sejak sama-sama aktif di bidang pencegahan Narkoba di organisasi BERSAMA
Sarinah International Jazz Day 2022 ini memperlihatkan Alonzo Brata yang bersuara bariton dan biasa menyanyi dalam lirik berbahasa Inggris, namun tetap fasih menyanyikan lagu berbahasa Indonesia. Acara ini dibuka dengan lagu "Indonesia Pusaka" untuk menyambut para penonton yang hadir.
Acara dilanjutkan dengan pembukaan dari Fetty Kwartati selaku Direktur Utama PT Sarinah (Persero). Dalam sambutannya, dia mengatakan Sarinah menjadi tempat bertemunya lintas generasi dan musik. Musik jazz sendiri dianggap sebagai lambang kreasi atau kebhinekaan dari suatu seni, di mana bisa menjadi ruang sosial, budaya dan juga gaya hidup.
"Oleh karenanya, kami sangat berterima kasih Sarinah sudah punya satu event internasional yang mudah-mudahan bisa dilanjutkan setiap tahun dan meniadi cikal bakal international event ala lokal," ujar Fetty.
Musik instrumental kemudian mengalun memainkan "Sarinah" dan "Rayuan Pulau Kelapa". Nial mengatakan alasannya memilih karya Ismail Marzuki untuk dibawakan dalam "Sarinah International Jazz Day 2022".
"Soalnya Ismail Marzuki punya banyak lagu yang bagannya itu sama kayak jazz standar seperti `Fly Me to the Moon`. Jadi Anda tidak perlu mengubah lagunya lagi, cukup tinggal memainkan saja sudah jadi jazz," kata Nial.
Pertunjukan berlanjut dengan bagian Alonzo memamerkan suaranya lewat "Juwita Malam". Suaranya yang berat nan dalam menghipnotis penonton yang merupakan undangan khusus.
"Saya sudah berlatih secara khusus untuk menyanyikan karya Ismail Marzuki. Saya tahu Ismail Marzuki adalah komponis besar Indonesia yang sangat dihormati,” ungkap Alonzo Brata, pada kesempatan yang sama.
Di luar membawakan karya Ismail Marzuki, pada pentas yang mengangkat tema Allure of The Archipelago itu, Alonzo juga memperlihatkan kemampuan dalam menyanyikan 7-8 lagu jazz standard.
Sesi Ismail Marzuki pun berakhir, Nial Djuliarso, East Side Jazz Initiative dan Alonzo lalu memainkan beberapa nomor jazz mancanegara seperti "Ain`t That a Kick in The Head" dari Jimmy Van Heusen & Sammy Cahn, "All That Jazz" dari John Kander & Fred Ebb, "In The Street Where You Live" dari Frederick Loewe & Alan Jay Lemer, "Orange Colored Sky" dari Milton Delugg & Willie Stein serta "Birth of The Blues" karya Ray Henderson.
Tiba di penghujung acara, Alonzo membawakan "Strolling Down the Avenue" karya Nial sendiri dan Mari Kartika.
Dalam acara yang berlangsung selama dua jam ini berakhir dengan setelah Alonzo meninggalkan panggung, kemudian Nial dan The East Side Jazz menutup pertunjukan dengan musik instrumental berjudul "Fungi Mama".
Meski yang dimainkan merupakan lagu-lagu jazz, namun penonton dari berbagai usia terlihat begitu menikmatinya, bahkan beberapa ada yang ikut bergoyang.
Untuk diketahui, Alonzo, belum lama ini mengeluarkan album jazz standard berjudul "Giant Baby Steps". Sedangkan
The East Side Jazz Initiative yang dipimpin oleh Nial Djuliarso akan berkompetisi di ajang jazz international di Rumania pada bulan juli 2022.
Sosok Alonzo Brata: Gamer Bersuara Bariton
Alonzo Brata adalah penyanyi pendatang baru di panggung jazz Indonesia. Ia lahir pada 2 Agustus 2003 dan baru berusia 18 tahun.
Seperti layaknya Generation Z, Alonzo Brata lebih fasih berbahasa Inggris ketimbang bahasa Indonesia. Sebagai penyanyi jazz muda, ia punya modal besar, dengan memiliki suara bariton yang memukau.
Alonzo Brata telah banyak membuat cover dari lagu-lagu jazz standard yang diposting ke akun YouTube-nya.
“Saya sangat suka suara dan lagu yang dinyanyikan Frank Sinatra, juga Louis Amstrong, dan lagu jazz lain, terutama di era fifties and sixties,” ujar Alonzo Brata yang terbiasa mendengar musik jazz karena ayah dan kakeknya sering memutar musik ini.
Dan lebih dari 25 video musik telah diunggah ke YouTube Alonso Brata. Semua memperlihatkan keindahan suara bariton Alonzo Brata dalam meng-cover lagu jazz standard seperti “My Funny Valentine“, “I Love You For Sentimental Reason“, “Can’t Help Fall in Love“.
Pada semua lagu yang sudah mendunia itu, Alonzo Brata bukan hanya sekadar membawakan dan menirukan nyanyian, namun mampu menunjukan ciri kuat suara khasnya yang berat namun indah.
Seperti remaja pada umumnya, Alonzo Brata memiliki hobi bermain game. "Saya lebih suka main game sendiri, dan bisa duduk berjam-jam menghabiskan waktu main game,” ungkapnya jujur.
Suatu kali, saat bermain game, ia mendengar soundtrack yang indah berjudul "Orange Colored Sky".
“Itu lagu standar jazz yang dinyanyikan Nat King Cole. Dari situ, saya makin tertarik dan suka menyanyikan lagu jazz standard,” ujar Alonzo Brata.
Berbakat dari Kecil
Sejatinya, Alonzo Brata berbakat dalam musik sejak kanak-kanak. Dia mulai ikut kursus piano dasar sejak usia 4 tahun di Yamaha Music School.
Pada usia 8 tahun, Alonzo Brata mulai belajar biola dan vokal. “Di masa high school, saya sebetulnya lebih banyak mendengar lagu pop, seperti Lady Gaga, Michael Jackson,” ujar Alonzo Brata.
Dan sejak usia 15, Alonzo Brata mulai mengambil les vokal dengan berbagai instruktur dan guru-guru terkenal, seperti Profesor Tjut Nyak Deviana, Dwiki Dharmawan, Happy Pretty, sampai Kemala Ayu.
Sepanjang masa pandemi Covid-19, Alonzo Brata belajar vokal secara online dengan Laura Vall, California, AS serta vokalis jazz senior yang hebat dari Seattle, AS, Greta Matassa.
“Sekarang saya sedang berlatih vokal pada Ray Andries,” ungkap remaja berbintang Leo yang terkesan pendiam ini.
Alonzo Brata dengan cepat mengembangkan pengetahuan tentang jazz dan berbagai genre lainnya, mulai dari pop hingga synth-wave, serta mengembangkan kecintaannya pada musik dengan mulai menyanyikan lagu-lagu yang ia sukai dan mengunggahnya ke YouTube.
Alonzo Brata juga mulai membuka kesempatan kolaborasi yang rancak dengan penyanyi Indonesia. Misalnya untuk kepentingan content YouTube miliknya.
Alonzo Brata pernah berkolaborasi dengan Sajjaad Ali (Bulir Debu dan Tanya Hati) dalam menyanyikan ulang lagu “What A Wonderful World” dengan sangat indah. Alonzo Brata juga membuat kerjaaama dengan berbagai musisi ternama, di antaranya dengan pianis Agus Syarif juga Nial Djuliarso.
Setelah melihat tanggapan positif dari komentar yang muncul di akun YouTube-nya, Alonzo Brata mulai berani tampil menyanyi di panggung secara live. Baik melalui program live Instagram maupun di panggung terbuka seperti di FabsterStage, Hard Rock Café dan lain-lain.
Kemudian pada 23 Februari 2022, bersama Nial Djuliarso dan Band East Side Jazz Initiative, Alonzo Brata merilis album debut berjudul "Giant Baby Steps". Yakni sebuah album yang didasarkan pada hasrat baru Alonzo Brata dalam mengiterpretasi karya-karya hits di masa lalu.
“Semua lagu saya pilih bersama Nial. Untuk menyanyi,.saya harus suka dulu pada lagunya. Dan rekaman dilakukan secara live. Sekarang album ini sudah bisa didengar di semua toko digital,” ujar Alonzo Brata.
Alonzo Brata juga mengaku bisa mendengar dan menikmati beragam jenis musik. "Namun, untuk menyanyi, saya merasa lebih bagus menyanyikan lagu-lagu dari era fifties and sixties,” katanya lagi.
Energi Alonzo Brata pada dunia menyanyi terlihat seperti bergejolak secara positif dan seolah tak terbendung. Misalnya, di bulan April dan Mei 2022, Alonzo Brata akan merilis single original “Strolling Down The Avenue”, juga single religi original. "Kedua lagu itu liriknya ditulis ibu saya, musiknya dikerjakan Nial,” katanya.
Ketika ditanya bagaimana Alonzo melihat dirinya dalam 5 sampai 10 tahun ke depan, apakah ia akan jadi produser musik, atau apakah ia akan menyanyi live di atas panggung sambil main piano?
Alonzo Brata menjawab, "Saya belum berpikir begitu. Goal saya belum begitu. Saya memang belajar piano, ini membantu saya dalam menentukan key saat menyanyi."
"Tapi saya belum berpikir akan menyanyi sambil main piano, saya ingin fokus menyanyi dulu," pungkas Alonzo Brata.*