Opini

Basket Moderen Boston Celtics vs Golden State Warriors Bola Basket Pada Tingkat Tertingginya

Oleh : luska - Jum'at, 24/06/2022 16:33 WIB

Penulis : Reinhard R Tawas

Begitulah final NBA     musim 2021-22 menurut penulis yang sudah mengamati dan menulis NBA sejak dekade 1980an. Sebagai informasi bagi pembaca yang belum mengikuti kompetisi olahraga dengan gaji atlit rata-rata tertinggi di dunia ini (GBP 6,7 juta atau USD 8,2 juta/tahun. Bandingkan EPL GBP 3 juta atau USD 3,7/tahun. Data sama-sama dari media bergengsi Inggris Guardian 23 Desember 2019), kedua tim bertemu di Final NBA dengan format “best of seven”, tujuh kali kandang dan tandang dengan hak bermain di kandang lebih banyak ada pada tim yang di regular season menang lebih sering. Dari 82 pertandingan regular season di liga basket NBA Warriors menang-kalah 53-29, nomor tiga di Western Conference. Celtics 51-31, nomor dua di Eastern Conference. Format kandang-tandangnya adalah 2-2-1-1-1 yang artinya 2 game pertama di Golden State, 2 game berikutnya di Boston, setelah itu 1 di Golden State, 1 di Boston dan 1 lagi di Golden State. Tim yang lebih dulu menang empat kali keluar sebagai juara. Jadi kemungkinan bahwa jumlah pertandingan hanya empat kali, bisa saja. Seperti terjadi di tahun 2007, San Antonio Spurs yang diperkuat Tim Duncan (Virgin Islands US), Tony Parker (Prancis) dan Manuel Ginobili (Argentina) mengalahkan Cleveland Cavaliers yang diperkuat mega bintang LeBron James.

Pertandingan Celtics vs Warriors menjadi peragaan basket modern yang ditandai dengan hujan tembakan 3-poin, pertahanan yang kuat di perimeter (area sekitar garis pelangi batas tembakan 3-poin) dan juga di bawah jaring. Celtics adalah tim terbaik dalam bertahan secara keseluruhan terutama di perimeter dengan Jason Tatum, Jaylen Brown dan Marcus Smart (Defensive Player of the Year 2021-22). Sementara Warriors adalah tim dengan senjata tembakan dari luar paling berbahaya di NBA dengan motor mega bintang Stephen Curry. Final NBA ini mustinya adalah offense Warriors melawan defence Celtics. Tapi yang terjadi adalah terbalik-balik. Di game pertama yang dimenangkan Celttics 120-108 di kandang Warriors Chase Center, Celtics unggul offense atas Warriors dengan akurasi serangan yang leih baik: 50,6% (43/85; 43 masuk dari 85 tembakan). Jason Tatum berhasil diredam defense Warriors tapi mengalhkan kontribusinya ke assist dengan jumlah 13. Al Horford menjadi kontributor utama Celtics dengan mencetak 26 poin. Secara defense Celtics pun menjaga status nomor 1 nya yang terlihat dari dominasi Al Horford dan Robert Williams menjaga dari paint (area di bawah dan depan basket yang dicat) yang menghasilkan 26 poin sementara Warriors hanya 24. Celtics hanya kehilangan bola (turnover) 12    kali, Warriors 14 kali. Di game-game berikutnya turnover ini menjadi ciri kekalahan Celtics. Di game ke-2 Warriors memantapkan supremasi offensenya dengan akurasi tembakan 45,5% (39/86), sementara Celtics hanya 37,5% (30/80). Kenyataan ini ditambah dominasi Warriors di area paint (Warrios 40, Celtics 24) dan ditambah turnover Celtics yang 18, Warriors 12, membuktikan Warriors unggul di defense. Kedudukan 1-1. Pulang ke TD Garden Boston Celtics pada game ke 3 sepertinya membuat nyaman Celtics. Mereka mengalahkan Warriors dengan offense yang lebih perkasa 48,3% (43/89), Warriors 46,2% (36/78). Celtics melepaskan tembakan 11 kali lebih banyak menandakan offense yang lebih mengalir. Pada saat bersamaan Celtics menunjukkan dominasi mutlak di paint: 52-26! Dan Celtic unggul 2-1. 
Medsos ramai oleh fans dan pemain. Puji, bully, “ngledek”, tahkyul bertebaran. LeBron James memuji Chef Curry, Kevin Durant membalas ledekan fans yang membandingkan dia dengan Stephen Curry dengan kata “heal” (sembuh. Maksudnya haters pada sakit). Lalu datanglah susuatau yang bagi sebagian fans Warriors menjadi penyebab kekalahan Celtics tiga kali beruturut-turut di game 4 (di TD Garden), 5 (di Chase Center) dan 6 (di TD Garden). Sebuah Restoran di Boston “menghina” istri Stephen Curry dengan menulis di papan “today spesial”nya “Ayesha Curry Can’t Cook”. Katanya tulisan itu membuat marah Stephen Curry yang pernah memuji istrinya sebagai chef yang hebat di Tonight Show NBC dengan host Jimmy Fallon. Warriors menang terhadap Celtics 4-2 dan menjadi juara dunia. Serius. Masih banyak orang di sana yang menyebut juara NBA sebagai juara Dunia. Sebelum Olimpiade Athena 2004 sih ada benarnya. Team Basket Nasional USA dengan materi pemain-pemain dari NBA tidak pernah kalah bahkan terlalu perkasa di Olimpiade dan FIBA World Cup dengan Dream Teamnya. Di Athena Amerika hanya membawa pulang medali perunggu di bawah Argentina dan Italia. Dengan logika juara NBA juara dunia, Indonesia juga bisa mengeklaim bahwa Juara Karapan Sapi Piala Presiden di Madura sebagai juara Dunia. 

BASKET MODEREN
Karakteristik permainan bola basket modern ditandai dengan tembakan-tembakan 3-poin, five-out line ups (5 pemain menyerang mulai dari 5 posisi dari luar garis batas tembakan 3 poin. Tidak seperti dulu ketika pemain no 4 dan 5 (Power Forward dan Center) langsug masuk ke area paint. Para Center pun harus me”moderen”kan diri mereka dengan bisa mencetak 3-poin. Di Final NBA game 1 center Celtics Al Horford menembak 3-poin 8 kali, masuk 6 dan mencetak total 26 poin. Dengan cara bermain seperti ini ruang menjadi lebih terbuka, dan pilihan menembak 3-poin atau penetrasi ke dekat basket menjadi mainan pemain-pemain hebat seperti Stepen Curry, Jayson Tatum, LeBron James, James Harden. Seri final NBA kemarin pastinya sudah dipelajari para coach seluruh dunia termasuk yang di IBL. Coach yang suka mengeluhkan lawan yang menang fisik lebih besar. Silahkan lihat, rewind berkali-kali bagaimana smaller lineup bisa menang. Di Game 1 Jayson Tatum yang dikawal ketat bergantian oleh Andrew Wiggins, Jordan Poole dan Stephen Curry susah mendapat ruang tembak di perimeter. Dia pun penetrasi ke dalam dan jika ruang tertutup rapat, dia melepas bola (kick-out) ke temannya yang berdiri bebas. Di game ini Tatum hanya mencetak 12 poin tapi membuahkan 13 operan yang menghasilkan poin (assist). Stephen Curry melakukannya lebih spektakuler. Di game 6 yang menentukan ia memorak-porandakan pertahanan basket terbaik di dunia. Menusuk ke setiap sudut, menyelinap ke semua pagar pertahanan Celtics, ia mencetak 34 poin. Di awal kwarter pertama Curry mengalahkan Tatum berebut rebound lepas dan melaju ke arah ring basket dengan zig-zag melewati halangan pertahanan lawan, oper bola ke Gary Payton II, lepas bagai anak panah ke sudut jauh, menerima bola kembali darri Payton dan “boom”, bola masuk seolah tidak menyentuh jaring. Mungkin tembakan itu meruntuhkan moral Celtics, termasuk fansnya yang terdiam. Di ujung pertandingan untuk pertama kali dalam karirnya Curry menjadi MVP Final NBA.
Basket moderen ditandai dengan “mismatch hunting” ketika menyerang, baik untuk pembawa bola atau temannya. Di seri final ini Curry dengan bantuan “screen” teman-temannya secara bergantian hampir selalu mendapatkan dirinya berhadapan denga Al Horford sebagai defendernya. Ini yang diinginkan Warriors. Al Horford terlalu slow untuk Curry. Ketika Horford sempat “establish” bertahan di bawah jaring, Curyy melepaskan tembakan “tandangan” floaternya melampaui jangkauan tangan lawan yang lebih tinggi. LeBron James dan James Harden juga memanfaatkan “mismatch hunting” dan menciptakan situasi dimana ketika mereka dihadang dua  pemain lawan bisa mendapatkan temannya yang bebas dan menghasilkan banyak assist. Basket moderen  mensyaratkan keadaan fisik tertentu. Pemain yang paling memenuhi syarat untuk mengeksekusi basket modern adalah yang idealnya mumpunyai tinggi 203 cm dengan bentangan tangan (wingspan) 213 cm dan berbadan atletis. Pendek kata bentangan tangan lebih penting daripada tinggi badan. Dan sejak beberapa tahun terakhir catatan bentangan tangan seorang pemain yang justru dilirik kali  duluan oleh para pencari bakat. Steve Kerr, proponen basket moderen dengan “small line up” bilang dia selalu mempertimbangkan bentangan tangan pemainnya dan bentangan tangan lawannya untuk menentukan “match up”.  Di final NBA kali ini yang pas atau mendekati syarat fisik basket moderen ada Jayson Tatum (tinggi 203, wingspan 211), Jaylen Brown (198, 2013) masing-masing dari Celtics. Andrew Wiggins (201,213),  Otto Porter (203, 217) dari Warriors. Bagaimana dengan Stephenn Curry. Jauh dari dari syarat fisik itu. Tingginya cuma 188, wingspan 192. Tapi dalam sedikit hal, ada saja yang berbeda. Orang suka menyebutnya anomali bahkan “wonder”.

*****


 

Artikel Terkait