Opini

FIBA World Cup 2023, Ada World Cup di Sini

Oleh : luska - Sabtu, 26/08/2023 20:58 WIB

Oleh : Reinhard R Tawas

Akhirnya Indonesia menjadi tuan rumah sebuah World Cup penting. Setelah batal jadi tuan rumah FIFA World Cup U-20. Akan datang lagi FIFA World Cup U-17 November – Desember akhir tahun ini. Sayang ya. Jika tidak ada “politik” Indonesia bisa jadi negeri world cup.

Sejak FIBA (Federation Internationale de Baskeball) mengijinkan atlit-atlit basket profesional terjun ke Olimpiade dan Piala Dunia FIBA, kegairahan basket dunia melesat bak lintasan meteor. Sebenarnya apa yang diinisiasi Borislav Stankovic Sekjen FIBA asal Yugoslavia tahun 1989 lebih tepat disebut membolehkan pemain-pemain basket yang berlaga di NBA untuk meramaikan Olimpiade dan Piala Dunia basket, karena sebelumnya “event-event” tersebut sebenarnya sudah diramaikan oleh pebasket-pebasket profesional di luar NBA. 

Tahun 1980an ketika Sekjen FIBA adalah Borislav Stankovic dan Komisioner NBA David Stern, terjadi usaha pendekatan antara kedua badan basket tersebut. David Stern yang sebelumnya adalah direktur marketing melihat market dunia yang hampir tanpa limit untuk dieksplor. Stankovic juga mencium marketing bagi bakat-bakat basket FIBA untuk direkrut NBA yang pada akhirnya adalah marketing basket dunia secara keseluruhan.

Konsekuensi dari membolehkan secara terbuka pemain profesional berlaga di event-eventnya membuat FIBA (aslinya Federation Internationale de Basketball Amateur) menanggalkan kata “Amateur” dari akronim FIBA. Maka dibentuklah turnamen-turnamen MacDonald Open yang mempertemukan tim NBA dengan tim FIBA diimulai di Milwaukee tahun 1987 yang diikuti Milwaukee Bucks, Tracer Milano (Italia) dan Tim Nasional Uni Sovyet.

Kebijaksanaan FIBA ini memicu patriotisme nasional atlit-atlit basket NBA Amerika Serikat. Hasilnya 11 pemain yang dianggap terbaik di posisinya di NBA bergabung ke dalam sebuah tim basket yang dikenal sebagai “Dream Team” untuk Olimpiade Barcelona 1992. Olimpiade ini akan selalu dikenang oleh fans olahraga basket dunia dan Indonesia. Susi Susanti dan Alan Budikusuma mengawinkan dua medali emas bulutangkis yang kemudian berlanjut ke perkawinan sebenarnya antar keduanya.

Dream Team ini, yang terdiri dari  Michael Jordan (Chicago Bulls), Magic Johnson (free agent, - bekas Los Angeles Lakers), Larry Bird (Boston Celtics), Charles Barkley (Phoenix Suns), Scottie Pippen (Chicago Bulls), Karl Malone (Utah Jazz), Patrick Ewing (New York Knicks), David Robinson (San Antonio Spurs), John Stockton (Utah Jazz), Chris Mullin (Golden State Warriors), Clyde Drexler (Portland Trail Blazers) ditambah Christian Laettner (Duke Blue Devils), memicu kenangan dan berlanjut pada kaingin-tahuan fans basket dunia apakah  Amerika Serikat akan mengirimkan sebuah versi “dream team” pada event-event berikutnya.

Sekarang pun demikian meskipun kenyataannya yang namanya “dream team” basket saat ini mustinya mengikutkan tiga atau empat pemain di luar Amerika Serikat yaitu Nikola Jokic (Dallas Maverick, Serbia), Giannis Antetokounmpo (Minnesota Timberwolves, Yunani), Joel Embiid (Philladelphia 76ers, Kamerun) dan Luka Doncic (Dallas Mavericks, Slovenia). Setelah Olimpiade Barcelona 1992 fans basket menunggu datangnya FIBA World Cup 1994 Canada karena penasaran tim seperti apakah yang akan dikirim Amerika Serikat. Maka keluarlah “Dream Team” jilid 2yang diperkuat oleh Derrick Coleman (New Jersey Nets), Joe Dumars (Detroit Pistons), Kevin Johnson (PhoenixSuns), Larry Johnson (Charlotte Hornets, Shawn Kemp (Seattle SuperSonics), Dan Majerle (Phoenix Suns), Reggie Miller (Indiana Pacers), Alonzo Mourning  (Charlotte Hornets), Shaquille O’Neil (Orlando Magic), Mark Price (Cleveland Cavaliers), Steve Smith (Miami Heat) dan Dominique Wilkins (Atlanta Hawks). Dream Team yang ini punya masalah dengan sikap (attitude). Keinginan terkenal dan usia yang sebagian besar masih muda mungkin menjadi penyebab. Salah satunya yang dilakukan Shawn Kemp menggenggam selangkangannya setelah “dunk”.

Terbentuklah pembanding yang menjadikan Dream team 2 terlupakan. Sementara Dream Team 1 adalah tentang “ambassadorship”, mereka adalah duta bagi Amerika Serikat.
Di FIBA World Cup 2023 Amerika Serikat mengirim pemain-pemain yang awalnya dicap kelas 2. Meraka adalah: 

Forward – Paolo Banchero – No. 8 – Orlando Magic, Forward – Mikal Bridges – No. 5 – Brooklyn Nets, Guard – Jalen Brunson – No. 11 – New York Knicks, Guard – Anthony Edwards – No. 10 – Minnesota Timberwolves, Guard – Tyrese Haliburton – No. 4 – Indiana Pacers, Guard – Josh Hart – No. 12 – New York Knicks, Forward – Brandon Ingram – No. 7 – New Orleans Pelicans, Center – Jaren Jackson Jr. – No. 13 – Memphis Grizzlies, Forward – Cam Johnson – No. 6 – Brooklyn Nets, Center – Walker Kessler – No. 14 – Utah Jazz, Forward – Bobby Portis – No. 9 – Milwaukee Bucks, Guard – Austin Reaves – No. 15 – Los Angeles Lakers. Tapi setelah memenangkan semua pertandingan eksibisinya sebelum datang ke Manila melawan Puero Rico, Slovenia, Spanyol, Yunani dan Jerman, tiba-tiba mereka naik hitungannya untuk menjadi juara. Motivasi mereka tinggi untuk menghapus dipermalukannya team USA di FIBA World Cup sebelumnya di Cina 2019. Amerika Serikat dengan pemain-pemain NBAnya hanya selesai di peringkat tujuh. Ini, ditambah keraguan akan kemampuan mereka sebagai bukan yang terbaik di NBA akan memicu semangat juang mereka. Di samping Amerika Serikat, tim-tim yang menjadi favorit untuk meraih juara adalah: 
Kanada: Meskipun tidak diperkuat oleh Jamal Murray, Dengan pemain-pemain NBAnya:  Shai Gilgeous-Alexander, RJ Barrett, Lu Dort, Dillon Brooks, Nickeil Alexander-Walker, Kelly Olynyk and Dwight Powell Kanada adalah salah satu favorit untuk membawa pulang medali emas. Kemarin mereka sudah menundukkan dengan telak Prancis 95-65 dengan permainan yang menawan dari Shai Gilgeous-Alexander. Padahal Prancis juga adalah salah satu favorit juara. 
Australia: Dengan pemain-pemain NBA Josh Giddey, Josh Green, Dante Exum, Joe Ingles, Patty Mills, Matisse Thybulle, Dyson Daniels and Xavier Cooks, tim-tim favorit lain harus waspada. Mereka pemenang medali perunggu di Olimpiade Tokyo 2021dan 2016. Pada pertandingan-pertandingan eksibisi menjelang FIBA World Cup 2023 mereka menundukkan Prancis, Venezuela dan Jerman. 
Serbia: Meskipun tidak diperkuat Nikola Jokic, mereka masih punya Bogdan Bogdanovic, Nikola Jovic, Ognjen Dobric dan Filip Petrusev. Serbia mengalahkan Yunani, Puerto Rico, China dan Brasil pada pertandingan-pertandingan eksibisi menjelang FIBA World Cup 2023.
Spanyol: Meskipun tidak ada lagi Pau dan Marc Gasol, dan Ricky Rubio tidak ikut, bukan berarti kekuatan mereka berkurang. Mereka belum lama menjuarai  EuroBasket 2022 dengan mengalahkan Prancis di final dengan pemain-pemain utama Willy dan Juancho Hernangomez, Santi Aldama, Usman Garuba, Alex Abrines dan veterans Rudy Fernandez dan Sergio Llull. Dan mereka adalah juara bertahan.
Prancis: Semalam baru kalah telak dari Canada 65 - 95. Mereka akan segera melupakan kekalahan itu dan bangkit. Jangan lupa mereka mengalahkan team USA di Olimpiade Tokyo 2021 meskipun di final dibalas. Prancis diperkuat beberapa pemain dan bekas pemain NBA  Nic Batum, Rudy Gobert, Evan Fournier, Nando de Colo dan Guerschon Yabusele.

Masih akan ada kejutan di FIBA World Cup ini. Filipina, ditengah hingar-bingar 38.115 (rekor baru jumlah penonton) pendukungnya dikalahkan Republik Dominika 81- 87 tadi malam.
Sementara itu Arena Indonesia memukau fans bola basket dengan fasilitas “world class”nya. Dengan pengalaman menyelenggarakan FIBA Asia Cup 2022 ditambah dengan Indonesia International Basketball Invitational awal bulan ini, brigade crew yang dipimpin Junas Miradiarsah punya pekerjaan besar membuktikan Indonesia siap menjadi tuan rumah event olahraga kelas dunia. Ini World Cup!
*****

 

Artikel Terkait