Opini

Peringkat Indonesia di TB dunia

Oleh : luska - Jum'at, 25/11/2022 11:12 WIB

Penulis : Prof Tjandra Yoga Aditama (Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI / Guru Besar FKUI, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit serta Mantan Kabalitbangkes)

Sebulan yl pada 23 Oktober 2022 WHO mengeluarkan “Global TB Report 2022”, yang a.l menunjukkan peningkatan insiden (jumlah kasus baru) dan kematian dan peringkat Indonesia. 

Baca juga : PDPI 50 Tahun

Pertama, jumlah kasus baru (insiden) TB di dunia meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Disebutkan bahwa kontributor utama peningkatan insiden TB dunia antara 2020 dan 2021 adalah India, Indonesia dan Filipina. 

Ke dua, kematian akibat tuberkulosis juga meningkat, yang di Global TB Report 2022 angkanya adalah 1,6 juta kematian. Angka kematian akibat TB ini meningkat dari 1,5 juta kematian di tahun 2020 dan 1,4 juta kematian di tahun 2019. Sedihnya untuk kita, “Global TB Report 2022” menyebutkan bahwa sebagian besar peningkatan kematian ini terjadi di empat negara, India, Indonesia, Myanmar dan Filipina. 

Ke tiga, urutan jumlah kasus di dunia
Dalam “Global TB Report 2022” disebutkan ada 30 negara dengan jumlah kasus TB terbanyak di dunia (“the 30 high TB burden countries”), yang secara total merupakan 87% dari estimasi seluruh kasus dunia. Delapan dari 30 negara ini melingkupi lebih dari dua pertiga kasus TB di dunia, yang urutannya adalah India (28%), Indonesia (9.2%), Tiongkok (7.4%), Filipina (7.0%), Pakistan (5.8%), Nigeria (4.4%), Bangladesh (3.6%) dan Republik Demokratik Kongo (2.9%), jadi kita ada di urutan ke dua kasus TB terbanyak di dunia. Dulu pada Global TB Report 2020 Indonesia memang juga penyumbang kasus ke dua terbesar dunia sesudah India,  tetapi setahun sesudahnya pada “Global TB Report 2021” peringkat Indonesia membaik menjadi urutan ke tiga, dan kini kembali menjadi nomor dua di dunia.

Ketiga hal di atas menunjukkan bahwa kita masih harus bekerja keras untuk pengendalian TB di Indonesia, penyakit yang targetnya di eliminasi di 2030.

 

Artikel Terkait