Bisnis

Berpotensi Rugi Triliunan, Ahok Minta Audit Kebakaran Trafo Pertamina Hulu Rokan di Riau

Oleh : very - Selasa, 13/12/2022 08:30 WIB

Trafo pada gardu listrik PT Pertamina Hulu Rokan di Bengkalis terbakar memicu kabar anjloknya produksi migas di Blok Rokan. Foto: sabangmeraukenews.com)

Jakarta, INDONEWS.ID - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), pada Minggu (11/12/2022) di Solo mengatakan, telah meminta pihak tertentu untuk melakukan audit fungsi operasi di lapangan terkait terbakarnya trafo PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Balai Pungut, Kabupaten Bengkalis, Riau.

Lazimnya, dalam manajemen, dapat dilakukan Root Cause Analysis (RCA). Misalnya, terhadap kasus kematian 5 pekerja secara beruntun dan terbakarnya trafo tersebut, bisa diketahui faktor penyebabnya. Audit tersebut untuk mengetahui apakah kebakaran terjadi karena telah melanggar prosedur kerja, atau karena tidak ada perawatan rutin yang baik, atau sabotase, atau memang umur trafo tersebut telah habis masa pakai untuk segera diganti.

Dilansir dari berbagai media sejak 7 Desember 2022, gardu listrik di kawasan Blok Rokan, blok minyak milik PT Pertamina (persero), terbakar pada Rabu, 7 Desember kemarin.

Dari video yang beredar di media sosial, tampak trafo listrik itu mengeluarkan asap hitam pekat.

Pengelola Blok Rokan, PT Pertamina Hulu Rokan, mengaku sedang menginvestigasi penyebab terjadinya kebakaran. Hingga saat ini gedung perkantoran sudah mendapat pasokan listrik kembali.

Meski demikian, karena insiden tersebut, produksi minyak Blok Rokan sempat terjun bebas. Berdasarkan informasi yang dihimpun, produksi minyak blok rokan turun dari rata-rata 161.000 barel per hari ke 70.000 barel per hari.

Itu artinya, selama beberapa hari ini, PHR kehilangan sekitar 91 ribu barel per hari atau sekitar kehilangan 60% dari total produksi minyak blok Rokan. Hal ini merupakan tragedi pada hari ulang tahun Pertamina ke-65.

Pasalnya, kehilangan produksi drastis yang terjadi di blok Rokan, hampir setara dengan jumlah produksi minyak Pertamina di luar negeri dari 13 negara. Tentu kasus ini sangat memukul manajemen Pertamina yang telah ditugaskan oleh negara untuk meningkatkan lifting nasional.

Karena itu, kasus ini semakin memperlihatkan lemahnya mitigasi krisis oleh fungsi operasi. Hal ini menjadi sulit dibantah lantaran kejadian tersebut beruntun terjadi.

Ketika dikonfirmasi mengenai penurunan ini, VP Corporate Affairs PT Pertamina Hulu Rokan, Rudi Ariffianto tak menjawab tentang angka  penurunan produksi itu. Rudi mengatakan per Jumat (9/12), bahwa restorasi ketenagalistrikan untuk Blok Rokan sudah 100 persen. Namun dia bungkam ketika ditanya apakah volume produksi juga ikut normal.

Perlu diketahui, operasi lapangan blok Rokan ini dibawah tanggung jawab penuh EVP Upstream Business PHR, Feri Sriwibowo.

Selain kebakaran trafo tersebut, baru-baru ini juga mencuat kabar tentang kecelakaan kerja beruntun. Lima pekerja kontraktor PT PHR meninggal dunia dalam waktu berdekatan.

Terkait kecelakaan kerja tersebut, Presiden DPP Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia, Mirah Sumirah, Kamis (7/12/2022) lalu menegaskan perlu adanya sanksi pemecatan terhadap pejabat-pejabat terkait dengan peristiwa itu.

"Menurut saya kalau ada serikat pekerjanya, itu bagus. Serikat pekerjanya harus segera bersuara dan juga melakukan tindakan-tindakan atau mengambil sikap yang cepat dengan segera melapor ke dinas tenaga kerja dan harus dikawal sampai ke pusatnya. Kemudian minta dilakukan pemecatan terhadap pimpinan operasi di lapangan terkait lantaran lalai. Kemudian perusahaan harus memperbaiki kondisi kerja. Kalau tidak diperbaiki, maka kejadian itu akan terulang lagi," ungkap Mirah.

“Yang paling bagus adalah terjadi perbaikan dari sisi kondisi kerja,” pungkas Mirah. ***

Artikel Terkait