Nasional

Makna Bertemunya Dua Kawan Lama

Oleh : Rikard Djegadut - Sabtu, 28/01/2023 19:35 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Kemarin 27, Januari, 2023, Bos Nasdem Surya Paloh berkunjung ke istana menemui presiden Jokowi. Kata pihak istana, pak SP sendiri yang minta ijin bertemu presiden.

Entah ada kaitannya dengan hari Kamis sebelumnya petinggi partai Nasdem berkunjung ke sekretariat koalisi bersama partai Gerindra - PKB (26-1-2023).

Bisa juga hasil perjumpaan Surya Paloh dengan Luhut Panjaitan di London yang tanpa disengaja akhirnya sampai ke telinga presiden.

Yang jelas, 3 pertemuan ini membuat koalisi Nasdem PKS Demokrat gerah, mereka akhirnya berkumpul di rumah Anies. Dan AHY menurunkan nadanya, dia tidak ngotot mengajukan diri, terserah pak Anies pilih siapa yang cocok dengannya.

PKS yang selama ini terkesan ogah-ogahan juga hadir, karena merasa cuma Nasdem dan Demokrat yang menikmati kue koalisi ini padahal mereka juga punya Heryawan, sang idola yang ingin tampil.

"Siapa bilang kami tidak mendukung pak Anies, ngapain juga kami selalu terlihat di tim kalau tidak serius!" Kata Sohibul Iman, Wakil Ketua Dewan Syuro PKS.

Para pakar, ahli dan kaum Qhibah mulai ramai baik di online mau offline, mereka mulai menebak nebak dan menganalisis kumpul kumpul para pesilat politisi.

Akhirnya Nasdem ditaklukkan, Surya Paloh bertemu Jokowi untuk diberitahukan menteri menteri dari Nasdem akan segera di Reshuffle. Gaya politik Jawa yang lembut tapi menggigit terbukti masih adiluhung.

Ada juga yang bilang tipu-tipu gaya Aceh berhasil membuat kaum puritan Islam di PKS dan keluarga jenderal di Cikeas mau menurunkan nada dan tawarannya, setelah Nasdem mendatangi istana dan bertemu Gerindra dan PKB.

Politik terbuka seperti saat ini maupun tertutup seperti jaman pak Harto punya keunggulan dan titik lemahnya sendiri-sendiri.

Kebebasan memainkan jurus di era terbuka membuat rakyat disemua level ikut terlibat dan bersuara, di era tertutup kehidupan lebih tenang dan terkendali karena semua tunduk pada satu tongkat komando.

Benar kata Ahmad Albar, dunia ini panggung sandiwara, ceritanya mudah sekali berubah, kadang kocak kadang satire.*(Zaenal)

Artikel Terkait