Nasional

Menyoal Capres 2024, Marzuki Alie: Harus Miliki Konsep dan Kapasitas Menyelesaikan Masalah

Oleh : very - Kamis, 23/03/2023 12:26 WIB

Mantan Ketua DPR RI tahun 2009-2014, Marzuki Alie. (Foto: Sindonews.com)

Jakarta, INDONEWS.ID – Mantan Ketua DPR RI tahun 2009-2014, Marzuki Alie mengatakan calon presiden Indonesia di tahun 2024 mendatang harus memahami semua persoalan bangsa. Dia juga harus memiliki konsep untuk menyelesaikan dan memiliki kapasitas menyelesaikan masalah bangsa tersebut.

“Pemimpin (Capres) yang baik untuk Indonesia 2024, adalah mereka yang memahami semua masalah bamgsa ini. Mereka bukan hanya jualan gagasan yang gak ada basis datanya. Mereka harus memiliki konsep menyelesaikan masalah, dan memiliki kapasitas untuk menyelesaikan masalah,” ujarnya dalam acara tiga tahun YouTube Channel Reffly Harun di Resto Al-Jazeerah, Jakarta Pusat, Sabtu (18/3/2023).

Menurut Marzuki, pemimpin Indonesia juga bukan hanya berjanji untuk membawa kehidupan rakyat menjadi lebih baik, namun tidak jelas apa bentuk kehidupan baik seperti apa yang akan dilakukannya.

“Bukan hanya janji membawa Indonesia yang lebih baik. Namun gak jelas apa yang lebih baik tersebut.” ujarnya.

Mantan politisi Partai Demokrat yang saat ini menjadi Rektor Universitas Indo Global Mandiri 2014 itu mengatakan, seorang pemimpin juga harus memiliki komitmen kuat dan track record dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.

“Pemimpin juga harus memiliki komitmen yang kuat, track record yang menggambarkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi,” imbuhnya.

Terhadap perilaku hedon yang banyak dipertontonkan oleh para pejabat Indonesia, Marzuki mengatakan bahwa seorang pemimpin tidak boleh hedonistik yang menampilkan kehidupan yang kontras dengan masyarakat luas yang sederhana.  

“Pemimpin juga tidak boleh hedon namun tetap menampilkan kehidupan masyarakat yang sederhana, sehingga menjadi panutan atau teladan. Bersedia membuka ke publik sumber kekayaannnya. Memiliki kapasitas untuk melawan oligarki. Jangan nanti sudah berkuasa alasannya macam-macam. Yang lainya bisa kita diskusikan,” pungkasnya.

Dalam acara itu juga, tokoh nasional DR. Rizal Ramli mengatakan bahwa dirinya tidak mau menjadi anggota partai politik tertentu. Dia ingin dirinya menjadi tokoh independen.

Dia beralasan bahwa harus ada tokoh yang tetap menyuarakan kepentingan rakyat.

“Karena harus ada orang yang menyuarakan aspirasi rakyat. Mohon maaf kalau aspirasi partai politik kan banyak kepentingan. Wajar namanya demokrasi. Warna partainya tetap ada. Kan dalam demokrasi harus ada namanya partai. Tapi yang 40 persen rakyat kita itu non partai. Nah, mereka itu konstituennya Rizal Ramli gitu aja dah,” ujarnya yang kembali disambut geer para undangan.

Tokoh perubahan itu lantas mengeritik para bakal calon presiden saat ini yang hanya mengandalkan popularitas hasil survei namun miskin substansi.  

Dia memberi contoh Jokowi pada tahun 2014 lalu. “Jokowi sebelumnya canggih. Ada 9 lembaga survei yang datang ke Ibu Megawati dan Taufik Kiemas. Lembaga survei itu mengatakan, jika PDIP memilih Jokowi menjadi Capres maka elektabilitas partai tersebut bisa naik dari 16.5 persen menjadi 32-39 persen,” ujarnya.

Namun, pada kenyataannya, Jokowi memang terpilih sebagai Presiden, namun suara PDIP hanya naik dari 16,5 persen menjadi 18,5 persen dan Megawati marah besar.

“Jadi politik Indonesia itu kecil, bukan pikiran-pikiran besar untuk menyelamatkan bangsa kita,” kata Bang RR – sapaan Rizal Ramli.

Rizal mengatakan bahwa pola yang sama dengan memoles elektabilitas dan popularitas juga digunakan menyongsong pemilu 2024.

"Nah ini diulangi lagi sama Ganjar, dia sewa lagi perusahaan polling berbayar, sewa lagi media, kelihatannya hebat banget. Padahal, persoalan yang dihadapi Indonesia sangat kompleks sehingga dibutuhkan figur pemimpin yang memang punya kapasitas,” ujarnya.

Masalah Indonesia, kata Rizal Ramli, sangat kompleks. “Karena itu, kita butuh orang-orang yang mengerti masalah, amanah, punya integritas buat menyelesaikan masalah, bukan Pangeran TikTok," pungkasnya. ***

Artikel Terkait