Nasional

Pendapatan Per Kapita Tembus USD 5000, PSI: Kesehatan dan Infrastruktur Pendidikan Harus Terus Dibereskan

Oleh : very - Kamis, 23/03/2023 13:28 WIB

SDK Leda Liur di Keluarahan Lempang Paji, Kecamatan Elar Selatan Kabupaten Manggarai Timur, NTT yang hendak merayakan 100 tahun namun memiliki infrastruktur yang jauh dari memadai dan belum pernah diperbaiki. (Foto: Ist)

Jakarta, INDONWS.ID - Pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin tentang hubungan antara pendapatan per kapita dengan kondisi anak-anak Indonesia yang mesti pintar harus mendapat perhatian serius.

“Ya memang, kalau anak-anak kita tidak pandai maka pendapatan per kapita susah naik. Sekarang baru mau tembus USD 5000, kapan bisa tembus ke USD 10.000 ? Misalnya infrastruktur SMP yang dari segi jumlah sekolah atau kelasnya saja yang cuma sepertiga dari jumlah SD. Ini sudah tidak sinkron. Setiap tahun pasti ada anak yang dikorbankan untuk tidak melanjutkan pendidikan,” ujar Andre Vincent Wenas, Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia merangkap juru bicara bidang ekonomi dalam keterangannya, Kamis, 23 Maret 2023.

Faktor manusia menurut PSI sangat penting, bahkan prioritas. “Faktor manusianya juga, misalnya sekarang Kementerian Kesehatan dapat tugas dari Presiden Joko Widodo untuk menurunkan angka stunting, ini penting sekali bahkan prioritas. Angka stunting di Indonesia tercatat masih berada di angka 21%. Pemerintah punya target angka stunting turun sampai 14% pada tahun 2024,” kata Andre.

Membereskan masalah Kesehatan bangsa serta Pendidikan anak-anak Indonesia harus menjadi prioritas. “Soal stunting (aspek kesehatan) dan pembangunan infrastruktur sekolah (aspek pendidikan) menuntut keseriusan kita. Dari segi distribusi anggaran pendidikan yang 20% itu mesti dengan jujur teralokasikan. Bukan jadi barang bancakan berjamaah, dengan pola distribusi anggaran yang beragam,” kata Andre mengingatkan.

Sedangkan untuk penanggulangan stunting perlu dilihat dari nominalnya. Karena stunting berarti anak-anak Indonesia yang berada di bawah usia 5 tahun itu memiliki intelektualitas di bawah rata-rata.

Lalu soal distribusi pendapatan. “Distribusi pendapatan per kapita juga jadi tantangan pemerataan. Mereka yang rata-rata USD 4.000 itu didampingi mereka yang di bawah rata-rata USD 1.000 ini masih cukup besar. Kondisi ini khan akhirnya menekan ke bawah produktivitas dari masyarakat kita. Artinya, ketika masih banyak anak di Indonesia memiliki tingkat interlektualitasnya di bawah rata-rata maka pendapatan per kapita sulit untuk naik,” kata Andre Vincent Wenas yang Ketua DPP PSI itu lebih jauh. 

Pada tahun 2023 Pendapatan per kapita Indonesia diperkirakan menembus USD 5.000. Pendapatan per kapita Indonesia pada tahun 2021 masih berada pada USD 4.349,5, setelah pada pandemi Covid-19 jatuh ke USD 3.911,7.  ***

Artikel Terkait