Nasional

Rizal Ramli Sayangkan Politisi yang Hanya Manfaatkan Suara NU untuk Dulang Suara

Oleh : very - Senin, 15/05/2023 13:18 WIB

Tokoh nasional, Dr. Rizal Ramli. (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Tokoh Nasional DR Rizal Ramli mengaku prihatin dengan kondisi Nahdlatul Ulama saat ini yang hanya digunakan oleh sejumlah politisi untuk mendulang suara menjelang pemilu 2024 mendatang.

Setelah politisi tersebut terpilih mereka malah melupakan warga NU. Kehidupannya juga tidak diperhatikan. Mirisnya, hal tersebut dilakukan berulang kali.

“Saya kasihan NU hanya dipakai label buat raup suara, habis itu dilupain nasib konstituen yang bawah. Namun di kalangan nasionalis ya sama. Cita-cita Bung Karno yang hebat, nasionalisme, trisakti, cuma jadi slogan pidato doang. Kebijakannya tidak ada trisakti dan nasionalismenya," kata Rizal Ramli di Jakarta, seperti dikutip Populis, Senin (15/5/2023).

Ekonom senior itu menyebutkan cara-cara yang dilakukan politisi itu sebagai cara yang licik. Karena itu, mantan Menko Perekonmian itu berharap agar cara licik seperti itu harus diakhiri.

Mantan Menko Kemaritiman itu mengatakan, kini saatnya warga NU memilih calon pemimpin dengan komitmen kuat untuk bekerja untuk rakyat dan dengan demikian juga hasilnya bisa dirasakan oleh akar rumput warga NU di tengah masyarakat.

"Sudah waktunya ya pimpinan-pimpinan betul-betul kerja buat rakyat. Kalau buat rakyat pasti yang paling diuntungkan yang paling bawah yaitu kalangan NU," jelas mantan Kepala Bulog tersebut.

Sebelumnya Rizal Ramli menyebut, keinginan dasar dari kalangan NU adalah terciptanya kesempatan, perbaikan ekonomi, maupun perubahan kondisi kehidupan. Tetapi beberapa tokoh justru hanya memanfaatkan massa NU.

"Waktu Gus Dur mereka (kalangan NU) merasa, Gus Dur pemerintah yang kerja buat naikin status ekonomi dari NU. Ya kita bantu misalnya petani kredit, macetnya kita hapusin. Harga gabah kita naikin rasionya, maka petani untung. Itu kan NU, semua NU," pungkasnya. 

Seperti diketahui, suara kalangan NU kembali menjadi rebutan para politis untuk meraih suara dalam pemilu 2024 mendatang. Bahkan, para calon presiden maupun partai maupun gabungan partai politik juga memperhitungkan suara NU dalam mengusung calon wakil presiden mendatang. *** 

Artikel Terkait