Nasional

Bangkitkan Gorontalo Jadi Lumbung Pangan Nasional, Fadel: Saatnya Kita Bangkit dari Tidur Panjang

Oleh : very - Kamis, 27/07/2023 14:55 WIB

Prof. Dr. Ir. Fadel Muhammad saat memanen jagung di Gorontalo. (Foto: Gopos.id)

Jakarta, INDONEWS.ID – Wakil Ketua MPR dari unsur Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Prof. Dr. Ir. Fadel Muhammad menggebrak kesadaran masyarakat Provinsi Gorontalo agar bangkit dari tidur panjang.

Betapa tidak, Gorontalo yang sebelumnya pernah menjadi perbicangan di level nasional karena produksi jagung melimpah, kini harus melempem.

“Gorontalo membutuhkan sebuah giant steps atau quantum leap untuk menggairahkan kembali ekonominya. Tidak bisa hanya bersandar pada kegiatan yang rutin-rutin saja,” ujar Fadel dalam acara sarasehan “Gorontalo Menjadi Lumbung Pangan Nasional”, di Ruang Pola Kantor Bupati Gorontalo, Kamis (20/7/2023).

Untuk  itu, kata Fadel, Gorontalo harus kembali menjadi lumbung pangan nasional, setidaknya menjadi penghasil jagung. “Lumbung Pangan Nasional menjadi sebuah strategi jitu untuk menggeliatkan kembali ekonomi di daerah sekaligus memperkuat posisi Gorontalo di level nasional,” ujarnya.

Acara itu dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian Gorontalo, Muljady D Mario, akademisi Universitas Negeri Gorontalo (UNG), perusahaan/investor yang bergerak di sektor pertanian, petani dan stakeholders lain.

Mantan Gubernur Gorontalo dua periode tersebut mengatakan, karena itu, sudah saatnya Gorontalo bicara tentang pertanian, dan bukan sibuk dengan politik praktis.

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengatakan, dirinya geregetan melihat data yang menempatkan Gorontalo berada di deretan enam provinsi terbawah di Indonesia.

“Ini salah satu alasan kenapa penurunan kemiskinan kita sekarang berjalan lambat. Daya beli masyarakat menurun, karena pendapatan atau penghasilan daerah kita rendah,” ungkap Fadel seperti dikutip GOPOS.ID.

Gorontalo sejatinya memiliki potensi sangat besar terutama di sektor pertanian dengan komoditi unggulan seperti jagung, padi, serta kelapa. Bahkan Gorontalo telah menjadi ikon penghasil jagung secara nasional.

Menurut mantan anggota DPR RI dari Partai Golkar itu, saat ini di Gorontalo ada 11 perusahaan penampung jagung dengan kapasitas besar yang mencapai puluhan ribu ton. Namun, dari kapasitas tersebut, hanya separuh saja yang bisa terpenuhi. “Kasihan mereka sudah investasi triliunan rupiah lalu tak operasionalnya tak optimal,” ujar tokoh yang kembali mencalonkan diri jadi anggota DPR RI tersebut.

Dia mengatakan, selain karena belum optimalnya pemanfatan potensi daerah, penghasilan daerah Gorontalo juga turut dipengaruhi alokasi anggaran yang rendah dari pemerintah pusat.

Fadel mengakui bahwa Gorontalo memiliki ketergantungan yang cukup tinggi terhadap anggaran dari pemerintah pusat. Hal ini juga berakibat pada minimnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk optimalisasi pemanfaatan potensi daerah.

(Wakil Ketua MPR RI (kedua kiri) memaparkan gagasan pembentukan lumbung pangan nasional pada sarasehan Gorontalo Menjadi Lumbung Pangan Nasional di Ruang Pola Kantor Bupati Gorontalo, Kamis (20/7/2023).(Dok MPR RI)

Karena itu, kata Fadel, gagasan Lumbung Pangan Nasional tersebut sekaligus bisa mendatangkan dua hal sekaligus yaitu menarik anggaran pemerintah pusat ke daerah, juga memanfaatkan secara optimal potensi yang dimiliki daerah.

Fadel optimistis bahwa Lumbung Pangan Nasional tersebut bisa tercapai karena ditunjang oleh adanya ketersediaan lahan yang memadai. Seperti diketahui, sebagian besar masyarakat Gorontalo bekerja di sektor pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa pertanian masih menjadi penggerak utama (prime mover) perekonomian masyarakat.

Namun, diakuinya bahwa ada masalah yang dihadapi oleh sektor pertanian yaitu terkait dengan produksi dan pemasaran. Dari sisi produksi, katanya, sekarang ini benih dan pupuk memiliki harga yang mahal. Bahkan sebagian petani kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. “Begitu pula di sisi pemasaran, kebijakan impor yang berlebihan mengakibatkan harga di tingkat petani jatuh,” ujarnya.

 

Konsep Sedang Disusun IPB dan UNG

Untuk mewujudkan Gorontalo sebagai Lumbung Pangan Nasional saat ini, kata Fadel, pihaknya telah menggagas sebuah konsep. “Ya betul makanya saya sudah menggas kembali untuk menjadikan Gorontalo sebagai lumbung pangan dan konsep sedang dibuat oleh IPB dan UNG,” ujar Fadel.

Pembentukan Lumbung Pangan Nasional itu akan diawali dengan penyusunan proposal secara kolaboratif. Penyusunan proposal ini dimaksudkan untuk menyajikan data-data dalam rangka analisa kelayakan studi. Usai penyusunan proposal akan dilanjutkan dengan presentasi ke pemerintah pusat.

“Ada tiga hal yang harus menjadi perhatian berkaitan langkah mewujudkan lumbung pangan nasional di Gorontalo. Pertama kita naikkan indeks ketahanan pangan. Kedua, kita jadikan Randangan dan Marisa sebagai penggerak program lumbung pangan. Lalu ketiga, penyusunan data secara baik,” kata Fadel.

Gagasan tersebut juga mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo, dan Pemkab Gorontalo.

Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo, Budiyanto Sidiki, mengatakan dengan kondisi daerah yang bertumpu pada sektor pertanian maka sangat memungkinkan Gorontalo menjadi lumbung pangan nasional.

“Kami berharap melalui acara hari ini tentu bisa dilahirkan banyak gagasan dan ide-ide program yang konkret, dan dapat kita implementasikan nanti di lapangan, agar visi menjadikan Gorontalo sebagai lumbung pangan nasional ini dapat kita lanjutkan bersama,” ujar Budiyanto Sidiki mewakili Pj Gubernur Gorontalo. ***

Artikel Terkait