Nasional

Membaca Arahmaiani oleh Nasir TAMARA

Oleh : Rikard Djegadut - Sabtu, 12/08/2023 21:38 WIB

 

Jakarta, INDONEWS.ID - PAMERAN tunggal perupa Arahmaiani di Natan Art Gallery merupakan yang ke XIX.

Selain di Indonesia, perupa kelahiran Bandung yang ayahnya saya
kenal -sebelum bertemu perupa ini di Art Singapore 2008- pernah
berpameran di Australia, Italia, Jerman, Perancis, Malaysia, Thailand,
Inggeris, Holland, Austria, Denmark, Singapura, USA, Turki, Israel, Brazil,
Kanada, Jepang, Korea, Filipina, Myanmar dan beberapa negara di Timur
Tengah.

Jadi sebetulnya Arahmaiani -yang masuk di dalam sepuluh perupa
perempuan terkemuka di Indonesia- sudah Mashur namanya. Banyak media dan buku yang membahas karya-karyanya. Jejak digital Arahmaiani tidak sedikit dan gampang diakses.

Arahmaiani seorang seniman yang mempunyai banyak bakat. Selain
perupa seni lukis dan seni installasi, ia juga artis seni pentas, penari dan
juga penulis beberapa buah buku puisi.

Dia juga dikenal sebagai aktifis sosial, politiik, lingkungan hidup,
kesetaraan gender dan pluralisme.

Pameran kali ini berjudul Angkara,Gunung dan Samudra.
Kenapa Angkara? Angkara adalah manifestasi kemarahan alam semesta karena manusia menghancurkan hutan rimba di seluruh dunia; industrialisasi menggunakan energi kotor telah membuat perubahan iklim.

Ketika hewan-hewan dan insek tidak lagi memiliki habitat yang mencukupi maka kemungkinan penularan berbagai virus dari hewan ke manusia telah menimbulkan berbagai penyakit menular.

Pandemi covid 19 disebutkan sebagai akibat dari hal-hal di atas.
Puluhan juta manusia telah meninggal karena covid. Malah manusia makin rentan menghadapi berbagai pandemi baru yang
sangat mungkin terjadi.

Perebutan sumber-sumber ekonomi berupa sumber daya alam
(batubara, nikel, besi, dll) di dunia telah menimbulkan banyak peperangan.

Sejak tahun 70’an karena berebut minyak timbul banyak sekali peperangan di Timur Tengah. Timbul ketegangan antara pemeluk berbagai agama akibat stigmatisasi bahwa agama tertentu yang negerinya memiliki banyak minyak mendukung kekerasan melawan dunia Barat.

Namun kini konflik juga melanda Eropa. Terjadi perang antara Rusia
dan Ukraina yang menyebabkan terputusnya supply chain ekonomi dunia.

Pencaplokan wilayah Ukraina membuat negara-negara Eropa khawatir Rusia juga akan mencaplok negara-negara lain seperti terjadi setelah Perang Dunia II.

Akibat perang antara Rusia vs Ukraina terjadi krisis pangan di dunia.
Kemungkinan besar konflik juga terjadi di wilayah Asia Pasifik. Antara
Amerika Serikat dan sekutunya melawan Tiongkok terkait masalah Taiwan.

Dan sudah pasti akan mempengaruhi Indonesia. Akibat perang, pandemi dan perobahan iklim dunia memasuki sebuah orde baru internasional.
Makin meningkatnya kekuatan ekonomi Asia sementara ekonomi Dunia
Barat makin merosot membuat ketegangan baru.

Masing-masing pihak mencoba membela kepentingan nasional mereka dengan membangun kerkuatan militer dan mendorong perlombaan persenjataan.

Melihat makin kuatnya militer Tiongkok dan India telah membuat dunia
Barat bersatu. Terlihat dengan bertambahnya terus anggota Pakta Militer

Atlantik Utara. Bahkan mandat operasi mereka kini sudah melebar ke Asia Pasifik, tidak semata-mata di Atlantik.

Maka ada kehawatiran besar akan terjadi Perang Dunia III yang akan
mengerahkan senjata nukilir sehingga dunia akan hancur.

Arahmaiani, dengan kepekaannya sebagai seorang seniman yang
sudah diakui dunia internasional akan kehebatan karya-karyanya, kali ini
menampilkan 20 karya baru. Yang dibuat selama residensi hampir setahun di

Natan Art Space (NAS) yang diresmikan oleh maestro Sri Hadi almarhum di tahun 2017.

Selain karya-karya baru, disertakan juga dalam pameran ini karya￾karya terdahulu sejak tahun 2005 sampai tahun sebelum pameran. Dengan
metode ini Anda akan dapat mengerti konteks dari setiap karya yang
diciptakan. Sehingga penilaian Anda akan karya-karya perupa ini memasuki sebuah dimensi baru.

Saya yakin Anda semua akan menikmati karya-karya Arahmaini yang
luar biasa ini. Terkait dengan filsafah hidupnya yang berhubungan dengan kesenian. Arahmaiani seorang seniman yang independen dalam mencipta.

Dia berkarya sesuai dengan panggilan jiwanya. Dengan ‘roso’.
Tidak heran setelah melihat pameran ini Anda bisa tergugah,
terinspirasi bahkan terprovokasi.

Sebagai pengelola galeri saya mengucapkan terima kasih atas
kehadiran Anda semua.
Salam kesenian dan kebahagiaan.

Artikel Terkait