Nasional

PDI Perjuangan Bisa Saja Munculkan Tokoh di Luar Radar Survei

Oleh : very - Selasa, 12/09/2023 12:12 WIB

Rizal Ramli-Megawati Soekarnoputri

 

Jakarta, INDONEWS.ID - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa sangat mungkin PDI Perjuangan mengajukan calon wakil presiden (Cawapres) yang selama ini berada di luar “radar” calon presiden (Capres) Ganjar Pranowo.

Hal itu diungkap Hasto ketika ditanya wartawan terkait kemungkinan cawapres Ganjar di luar nama-nama yang muncul dalam sejumlah survei.

Hasto misalnya mencotohkan kejadian di Pilpres 2019 lalu. Saat itu, tiba-tiba mucul nama KH Maruf Amin sebagai Cawapres Joko Widodo (Jokowi).

"Secara empiris 2019 itu kan di luar persoalan elektoral tiba-tiba kan muncul KH Maruf Amin. Sebagai suatu kemungkinan, hal itu bisa terjadi," kata Hasto di Kantor DPD PDIP Banten, Kota Serang, Banten, Minggu (10/9/2023). 

Dia mengatakan, nama tokoh baru sangat memungkinan untuk muncul untuk menjadi pendamping Ganjar. 

"Ya di luar nama-nama survei yang sudah beredar juga bisa muncul suatu tokoh baru. Meskipun nama yang dikerucutkan lima. Jadi mungkin saja ada tokoh nasional yang tidak ikut berkontestasi, namun terus bekerja secara silent penuh dedikasi bagi bangsa dan negara. Sosok ini bisa saja selama ini tidak dilirik, namun memiliki rekam jejak membangun Indonesia secara progresif," ucap Hasto seperti dikutip Kompas.com. 

Hasto mengatakan, sejauh ini telah ada lima nama yang dikerucutkan. Nama-nama tersebut, katanya, sudah disampaikan oleh Puan Maharani beberapa waktu lalu.

“Nanun karena politik ini kan juga ada dinamikanya dan kemudian ada musyawarahnya, ada aspirasi yang tidak terbaca di dalam survei-survei, tetapi sebenarnya bisa muncul sosok yang dibutuhkan oleh bangsa ini. Sebab urusan pemimpin nasional itu selalu ada campur tangan Tuhan dan disuarakan rakyat, meski secara diam-diam. Kejadian ini sekali lagi dari Pilpres 2019 yang lalu juga dimungkinkan," ujarnya. 

Hasto mengatakan, yang terpenting, kriteria cawapres Ganjar adalah tokoh yang bisa membawa soliditas dan memiliki visi dan misi yang sama dan berkomitmen mempercepat kemajuan Indonesia Raya.

"Yang penting solid, kompak, kemudian memiliki visi-misi yang sama terhadap masa depan, tanggung jawab yang sama, komitmen juang yang sama, dan saling melengkapi," ujar politisi asal Yogyakarta itu.

Namun, Hasto belum secara gamblang memberikan kepastian terkait nama figur cawapres Ganjar tersebut. Pasalnya, hal tersebut menjadi kewenangan Megawati yang terus dibicarakan juga dengan para ketua umum parpol pendukung Ganjar Pranowo.

Karena itu, dia meminta semua pihak untuk menunggu pada saat waktunya akan diumumkan. 

"Apakah 2024 ini akan terjadi hal yang sama kita tunggu tanggal mainnya, hehe," ujarnya.

 

Bukan Kisah Kemarin Sore

Terpisah, pemerhati sosial politik Waworuntu Manalo dalam artikel “Kesetiaan Rizal Ramli” mengatakan bahwa keberpihakan ekonom senior DR Rizal Ramli pada orang-orang kecil, bukankah kisah kemarin sore, yang mendadak muncul, foto bersama, agar dicinta, atau dianggap mencinta.

“Berdiri di barisan rakyat itu sudah berusia 46 tahun. Dan itu tak luntur digoda kursi dan uang,” ujarnya.

Nun jauh ditahun 1978, mantan Menko Perekonomian itu adalah satu dari sekian mahasiswa yang lantang mengkritik Orde Baru. Pimpin massa turun ke jalan. Protes. Atas cara mengelola negara, yang menaruh rakyat sebagai penunggu. Menunggu  tetesan yang dijanjikan pertumbuhan.

Meski oleh karena semua itu, Rizal harus kehilangan udara bebas. Bersama sejumlah kawannya, dia dijebloskan ke penjara Sukamiskin. Meringkuk di bui. Selama satu setengah tahun. Ciutkah nyalinya? Tidak juga.

Dari kota dingin Bandung itu, Bang RR –sapaan kerennya - sempat ke Jepang, kuliah di Amerika hingga doktor. Lalu pulang dengan paket komplit. Ilmu, ketajaman berhitung, serta keluasan jaringan.

Sikap keras terhadap korupsi, juga pernah dicatat oleh Mahfud MD, yang kini menjadi Menkopohulkam. Pada hari ketika Gus Dur wafat, cuitan Mahfud di akun twitternya adalah kesaksian tentang betapa Gus Dur begitu mencintai negeri ini. Begitu anti korupsi.

Mahfud juga kagum dengan cara Gus mengangkat para menteri. Banyak orang professional. Idealis dan tegas. Mahfud, oleh Gus Dur, saat itu didapuk menjadi Menteri Pertahanan. Posisi yang jarang diisi oleh sipil.

Dalam cuitan itu, Mahfud bercerita tentang keberanian Gus Dur mengangkat Rizal Ramli sebagai Menteri Keuangan dan Marsilam Simanjuntak sebagai Jaksa Agung. “Dua orang ini sama-sama keras terhadap korupsi,” kata Mahfud.

Semua itu dilakukan Bang RR karena dia memiliki visi dan misi yang kuat serta berkomitmen mempercepat kemajuan Indonesia Raya. ***

Artikel Terkait