Nasional

Atasi Ketimpangan Pembangunan Antar Wilayah dan Ciptakan Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru, Pemerintah Dorong Pengembangan Kawasan Strategis

Oleh : Rikard Djegadut - Kamis, 21/09/2023 16:57 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Tumbuh mencapai 5,17% (yoy) di kuartal kedua tahun 2023, Indonesia tetap mampu menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5% selama 7 kuartal berturut-turut. Fundamental ekonomi Indonesia yang solid didukung salah satunya oleh Purchasing Managers` Index  (PMI) Indonesia yang mencapai 53,9 di bulan Agustus 2023 dan terus berada di level ekspansif selama 24 bulan berturut-turut.

Angka PMI Indonesia yang terus ekspansif dan cenderung meningkat, memberikan prospek positif bagi kinerja industri pengolahan ke depan. Dari sisi PDB menurut lapangan usaha, industri pengolahan mempunyai kontribusi terbesar yaitu 18,25% terhadap PDB dan mampu tumbuh sebesar 4,88% pada kuartal kedua 2023.

“Mengenai PMI global yang akan melambat, tapi Indonesia luar biasa bisa mencapai 53,9 pada saat peers kita, pesaing kita kontraksi. Ini luar biasa temen-temen HKI ini kontribusinya pada PMI. Saya kira kita apresiasi untuk temen-temen HKI,” ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso saat menyampaikan sambutan mewakili Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada Pembukaan Rapat Kerja Nasional Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) ke-XXIII di Jimbaran, Bali, Kamis (21/09).

Berdasarkan OECD Economic Outlook, Interim Report 19 September 2023, pertumbuhan PDB dunia diproyeksikan terjadi perlambatan yakni 3,0% di tahun 2023 dan 2,74% di tahun 2024. Sementara itu, pertumbuhan PDB Indonesia sendiri diproyeksikan mengalami perbaikan yakni 4,9% di tahun 2023 dan 5,2% di tahun 2024.

Lebih jauh, World Bank kembali mengklasifikasikan Indonesia menjadi upper middle income country. Berbagai lembaga pemeringkat investasi juga mempertahankan status investment grade bagi Indonesia dengan dukungan kinerja ekonomi yang kuat, reformasi kebijakan struktural, penurunan tekanan inflasi, dan defisit fiskal yang kembali di bawah 3%

Sesmenko Susiwijono juga mengatakan bahwa tujuan investasi di Indonesia saat ini sebagian besar masih berpusat di pulau Jawa. Untuk menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru dan mengatasi ketimpangan antar wilayah, Pemerintah menjalankan kebijakan utama melalui pembangunan kawasan strategis seperti Kawasan Industri (KI), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB), dan Kawasan Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) dengan prioritas pengembangan di luar jawa.

Selain itu, Pemerintah juga terus melakukan percepatan program Proyek Strategis Nasional (PSN) melalui percepatan pembangunan infrastruktur kewilayahan guna mendukung pengembangan industri.

Menutup penjelasannya, Sesmenko Susiwijono menyampaikan bahwa pembangunan Kawasan Industri diarahkan untuk mengembangkan sumber pertumbuhan ekonomi dan mendorong ekonomi yang inklusif di daerah, menciptakan lapangan kerja dan nilai tambah, serta meningkatkan daya saing industri di daerah, terutama untuk meningkatkan ekspor dan substitusi impor. 

Artikel Terkait