Opini

Membaca Peluang Muhfud MD

Oleh : very - Selasa, 26/09/2023 12:35 WIB

Dr. Abdul Mukti Ro’uf, MA adalah dosen dan pemerhati dibidang filsafat, contemporary Islamic Thought, dan social-keagamaan. Banyak menulis buku dan artikel ilmiah yang tersebar di berbagai jurnal. (Foto: Ist)

Oleh: Dr. Abdul Mukti Ro’uf, MA*)

INDONEWS.ID - Setelah nama Ridwan Kamil kian meredup sebagai bacawapres Ganjar, justru nama Mahfud MD semakin terang. Meredupnya Ridwan Kamil hampir dipastikan bukan karena pesona dan fariabel objektifnya yang diproyeksikan bisa menambah kekuatan elektoral di Jawa Barat. Melainkan karena keputusan partainya yang mencalonkan ketua umumnya Airlangga Hartato dan keputusannya untuk berlabuh di koalisi Indonesia Maju. Dengan semakin kecilnya peluang RK menjadi bacawapres Ganjar, semakin kecil pula peluang Ganjar untuk mendapatkan suntikan suara di Jawa Barat. RK harus berpuas diri dilirik dan ditawari oleh Ketum PDIP. Tapi harus bersera diri atas keputusan partainya.

Sementara Mahfud MD relatif dapat melenggang tanpa masalah dengan partai. Pesonanya memang sudah bersinar sejak berada di pemerintahan era GusDur. Karirnya  cukup paripurna di tiga lemabaga negara sekaligus: legislatif, eksekutif dan yudikatif. Jenjang karirnya menaik bak tangga. Sehingga, posisi cawapres menjadi amat logis menuju puncak karirnya di pemerintahan. Dua kandidat kuat bacawapres Ganjar, Ridwan Kamil dan Mahfud MD memang memiliki fariabel yang mengandung kekuatannya masing-masing.

 

Mengulas Argumen PDIP

Seperti posisi KH Makruf Amin sebagai wapresnya Jokowi, posisi Mahfud hampir mirip bahkan memiliki nilai tambah karena  aspek figuritas dan pengalamannya. Golden tiket yang dimiliki PDIP dalam memajukan pasangan capres-cawapresnya sendiri, membuat partai ini relatif tenang dalam berkomunikasi dengan sesama partai koalisinya. Proposal PPP untuk memajukan Sandiaga Uno sebagai cawapres Ganjar tidak sedramatis dibanding koalisi lainnya. Sehingga, kerja sama politik di internal koalisi PDIP tidak terlalu banyak drama. Posisi sentral Megawati Soekarno Putri memang menjadi faktor utama dalam mengelola dinamika internal dan eksternalnya.

Anggota partai koalisi seperti PPP, Hanura, dan Perindo dianggap sudah cukup melengakapi dari banyak aspek. Perindo dengan ketokohan Hary Tanusoedibjo sebagai pengusaha media mewakili sebagai representasi kekuatan media. Unjuk kekuatan media milik Hary Tanu belakangan sudah mencuri start dengan menampilkan sosok Ganjar di tayangan Azan Magrib di televisi milik Hary Tanu. Pengusaha nasional Osman Spata Odang sebagai Ketum Hanura bukan orang baru dan cukup berpengalaman dalam pengelolaan politik nasional.

Kehadiran PPP sudah lebih dari cukup untuk mewakili formula Nasionalis-Religius. Apalagi sosok Sandiaga Uno yang identik dengan aspek logistik. Dengan memasangkan sosok Mahfud MD sebagai bacawapres Ganjar semakin melengkapi formula yang ada. Mahfud MD dapat diposisikan sebagai tokoh NU yang dekat dengan keluarga Gus Dur. Kekuatan gusdurian—meski secara elektoral belum siginfikan—telah memperkuat bahwa labelisasi kekuatan NU melekat dalam dirinya. Kekuatan “PKB Gus Dur” yang digawangi oleh Yenny Wahid dipastikan akan mengawal pencawapresan Mahfud MD. Kekuatan lain, meski HMI-KAHMI secara organisatoris netral, sosok Mahfud MD akan disokong oleh kekuatan HMI-KAHMI. Dengan atribut yang melekat pada Mahfud, argumen PDIP dalam menetapkan Mahfud cukup rasional dan objektif.

 

Plus-Minus Mahfud MD

Jika PDIP menetapkan Mahfud MD sebegai bacawapres Ganjar, ada persepsi yang melekat di pikiran publik yaitu harapan atas penegakan supremasi hukum yang selama ini dianggap lemah dalam pemerintahan Jokowi yang menitikberatkan pada pembangunan ekonomi dan infrastruktur. Selama ini sosok Mahfud MD cukup representatif mewakili masyarakat sipil dalam penegakan hukum. Pada dirinya melakat kapasitas, pengalaman, integritas, dan keberanian. Dalam posisinya sebagai Menkopolhukam, Presiden Jokowi cukup terbantu dalam masalah-masalah penanganan hukum. Penetapan Mahfud MD juga akan menambah kepercayaan publik terhadap upaya menjamin kepastian hukum. Jika benar Ketua Umum memutuskan Mahfud MD sebagai bacawapres Ganjar Pranowo, maka citra partai ini akan semakin positif terutama dalam seleksi kepemimpinan nasional dengan mengutamakan karakter calon pemimpin yang berintegritas, berkapasitas, dan berpengalaman.

Sebagai individu, sosok Mahfud MD tidak diragukan. Namun sebagai figur penambah suara elektoral masih menjadi pertanyaan. Untuk bisa memenangkan pasangan Ganjar Pranowo, hitungan pemilih PDIP dan elektabilitas Ganjar menjadi kuncinya. Pada pemilu 2019, PDIP berhasil mengumpulkan suara sah sebanyak  27.053 961 (19,33%). Sementara elektabilitas Ganjar Pranowo di beberapa lembaga survei kredibel di seputar 32-35 %. Banyak prediksi mengatakan bahwa jika pilpres berlangsung dua putaran, dengan mengacu angka-angka survei yang tersedia, pasangan Ganjar berpotensi masuk di putaran kedua. Pertanyaannya, koalisi pasangan yang tidak masuk ke putaran kedua, kemana akan berlabuh? Inilah salah satu yang akan menentukan kemenangan.

 

Faktor Presiden Jokowi

Sedari awal, Presiden Jokowi hanya berkepentingan dengan keberlanjutan pembangunan menuju Indonesia maju. Karena itu, “cawe-cawe” yang dilakukan oleh Presiden Jokowi hanya akan logis jika di tempatkan dalam konteks keberlanjutan pembangunan hingga mencapai tujuan Indonesia emas 2045. Meski Jokowi sebagai petugas partai PDIP, ekspresi dukungan politiknya masih bisa dikendalikan untuk berdiri di atas semua kekuatan koalisi. Dengan pecahnya koalisi perubahan, gagasan untuk bisa memasuki semua kekuatan koalisi relatif terjaga.

Jokowi tidak mungkin meninggalkan PDIP. Tapi pada saat yang sama tidak mungkin menjauh dari kekuatan Prabowo. Dan, membiarkan—untuk tidak mengatakan—merestui Surya Paloh untuk bermanuver dengan menarik PKB dengan mencawapreskan Muhaimin Iskandar. Bagi Gus Imin dan PKB, mendaftar sebagai cawapres saja sudah meraih “kemenangan” sebagai tanggung jawab dan mandat organisasi partai. Jika di kemudian bertakdir berhenti di putaran kedua, seperti biasa, akan mudah berlabuh ke dua Koalisi. PKB akan tetap seksi sebagai salah satu penentu kemenangan.

*) Dr. Abdul Mukti Ro’uf, MA adalah dosen dan pemerhati dibidang filsafat, contemporary Islamic Thought, dan social-keagamaan. Banyak menulis buku dan artikel ilmiah yang tersebar di berbagai jurnal.

Artikel Terkait