Nasional

OJK: Tata Kelola Industri Asuransi Perlu Dibenahi

Oleh : Rikard Djegadut - Rabu, 18/10/2023 16:26 WIB

Dari Kiri Ke Kanan (Erwin H. Noekman selaku Moderator) Narasumber : Iwan Pasila, Dewi Astuti, Djonieri dan Rio Darante

Jakarta, INDONEWS.ID - Kepala Departemen Pengawasan Asuransi dan Jasa penunjang IKNB, Dewi Astuti menegaskan bahwa industri asuransi Indonesia diperlukan pembenahan dengan memoles tata kelola seluruh perusahaan dengan seluruh lini bisnisnya baik itu jiwa, kesehatan, jasa dan seluruh lini secara umum.

Selain membangun pola budaya “Saling Membangun Kepercayaan” antara konsumen dan industri asuransi.  Juga membangun budaya kinerja profesional bagi agen-agen, dengan diberikan sertifikasi (STTD). Sertifikasi ini harus diberlakukan bagi seluruh industri dan juga dilakukan pemantaaun dengan ketat bagi agen-agen ini, jika melakukan pelanggaran maka sertifikasi-STTD ini bisa dicabut,” tegas Dewi Astuti, di Jakarta belum lama ini.

Menurut Dewi lagi, industri asuransi harus pula meningkatkan kemampuan opersional bisnisnya dengan menggunakan digital teknologi informasi di seluruh layanan. Dan terus meningkatkan literasi dan inklusi asuransi secara rutin agar terbagun budaya dan kesadaran insurance, proteksi bagi seluruh mastyarakat.

Hari Asuransi yang diperingati setiap tanggal 18 Oktober, dan tahun ini  merupakan perayaan yang ke-17. Dewan Asuransi Indonesia menunjuk asosiasi penilai kerugian asuransi Indonesia (APKAI) sebagai Ketua Pelaksana Hari Asuransi 2023 berkolaborasi dengan asosiasi-asosiasidi bahwa naungan DAI.

Mengacu kepada literasi dan inklusi pada hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan (SNLIK) yang dilakukan OJK pada tahun 2022, literasi dan inklusi pada sektor asuransi masih perlu ditingkatkan untuk mengimbangi level Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang lain, walaupun mengalami pertumbuhan sejak dua periode. Hal ini sejalan dengan tingkat penetrasi dan densitas  yang masih perlu pencapaian lebih tinggi di Indonesia.

Literasi pada sektor perasuransian berada pada level 31,72 persen, sedangkan inklusi pada level 16,63 persen. Pencapaian ini masih sangat perlu ditingkatkan untuk mengimbangi perbankan, dimana literasi pada sektor ini mencapai 49,93 persen dan  inklusi pada level 74,03 persen. Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk terus meningkatkan inklusi di industri perasuransian.

Dalam rangka mendukung hal tersebut, Panitia Hari Asuransi 2023 menyelenggarakan serangkaian kegiatan literasi dan inklusi kepada masyarakat luas dengan berbagai acara, baik sosialisasi maupun promosi dari masing-masing perusahaan asuransi, institusi terkait dan juga kerja sama dengan asosiasi perasuransian di Indonesia.

Pada kesempatan ini diharapkan masyarakat mengetahui asuransi lebih jauh lagi. Dapat dilihat bahwa sisi kinerja industri asuransi secara agregat, pendapatan premi menunjukkan peningkatan pada periode Agustus 2023 dibandingkan bulan yang sama di tahun sebelumnya. Pendapatan  premi asuransi meningkat menjadi Rp360,6 triliun (Agustus 2023) dari Rp351,2 triliun (Agustus  2022).

Di pihak lain, RBC industri asuransi masih memenuhi batas ketentuan RBC minimal yaitu 120 persen. Permodalan industri asuransi jiwa dan asuransi umum masih terjaga dengan rata-rata RBC masing-masing mencapai 489,93 persen dan 311,54.

Berdasarkan Statistik OJK jumlah klaim per Agustus 2023 meningkat menjadi Rp280,5 triliun dari Rp251,01 triliun pada bulan Agustus 2022. Hal tersebut dapat menumbuhkan kepercayaan kepada perusahaan asuransi sebagai lembaga keuangan yang dapat memberikan jaminan perlindungan. Hal tersebut membuktikan bagaimana masih banyaknya kebermanfaatan memiliki asuransi sebagai proteksi baik untuk pribadi maupun perusahaan.

Ketua Dewan Asuransi Indonesia (DAI), Rudy Kamdani mengatakan “Memperkenalkan dan memasyarakatkan Hari Asuransi merupakan sebuah tantangan, penyebabnya adalah masih rendahnya tingkat pemahaman masyarakat terhadap asuransi, hal itulah yang menjadi perhatian dan fokus dari Panitia Hari Asuransi setiap tahunnya,” kata dia.

“Insan perasuransian sangat menyadari  pentingnya untuk melakukan literasi, untuk itu pelaksanaan kegiatan literasi kamilakukan dengan dengan berbagai cara baik itu melalui literasi di berbagai daerah, mengadakankonferensi pers  untuk menggaungkan perayaan hari asuransi dan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan melalui media cetak, online dan media sosial lainnya,” tambahnya.

Dikarioso, Ketua Umum APKAI menyampaikan bahwa, “Literasi asuransi kepada masyarakat harus didukung dan ditingkatkan oleh seluruh pelaku industri perasuransian, termasuk APKAI sebagai bagian dalam industri perasuransian akan berperan aktif dalam literasi asuransi kepada masyarakat agar memahami hak dan kewajiban dalam berasuransi sehingga masyarakat sadar akan manfaat berasuransi.”

Pelaksanaan Hari Asuransi 2023 dipimpin oleh Rio Darante dari APKAI (Asosiasi Penilai Kerugian Asuransi Indonesia) berkomitmen untuk melakukan rangkaian kegiatan “Literasi Asuransi untuk Negeri” berkolaborasi dengan PT Permodalan Nasional Madani, dengan harapan dapat meningkatkan perluasan inklusi perasuransian kepada sektor UMKM.

“Dengan memperhatikan upaya kerja bersama di seluruh perasuransian tersebut, diharapkan kepercayaan masyarakat menjadi tumbuh dan menjadi harapan bersama edukasi dan literasi keuangan, khususnya asuransi dapat lebih ditingkatkan, dipahami dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia dan pada akhirnya masyarakat memahami, bahwa perencanaan keuangan diperlukan dengan tetap memperhatikan Pilar Perlindungan yang dapat memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan di masa yang akan datang sehingga menjadikan asuransi sebagaisalah satu pilarterpenting perekonomian di Indonesia,” sebagai penutup dari Rio Darante  sebagai Ketua Panitia Hari Asuransi 2023 dalam kesempatan tahun ini.

 

Artikel Terkait